I. MANUSIA DAN LINGKUNGAN
1.
Pengertian Manusia
Manusia
adalah makhluk hidup dengan rasa, cipta dan karsa, serta mampu mengembangkan
peradabannya sendiri untuk beradaptasi terhadap linkungan hidup, alam dengan segala fungsi dan potensinya dalam
berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbale balik
baik itu positif maupun negatif.
2. Pengertian
Lingkungan
Lingkungan
adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari penghidupannya, dan
memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbale balik
dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang
memiliki peranan yang lebih kompleks dan riil.
A.
KOLERASI ANTARA MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN
1.
Pengertian Ekologi
Ekologi
terdiri atas dua suku kata Yunani yaitu oikos yang berarti rumah tangga, dan
logos yang berarti firman atau ilmu. Jadi secara harfiah ekologi berarti ilmu
kerumah-tanggaan. Ilmu ini mirip dengan ekonomi secara harfiah berarti ilmu dan
aturan rumah tangga; nomos adalah bahasa Yunani yang berarti hukum atau aturan.
Memang dalam ekologi banyak terlibat ekonomi dan sebaliknya, dalam ekonomi
banyak dibicarakan materi ekologi, meskipun sering kali nama ekologi tidak disebut.
Kita
mengenal beberapa definisi dalam ekologi, misalnya:
- Ekologi ialah cabang biologi yang mempelajari hubungan timbal balik manusia dengan lingkungannya.
- Ekologi ialah studi ilmiah tentang interaksi yang menentukan penyebaran dan kepadatan makhluk hidup.
- Ekologi adalah biologi lingkungan.
Bertolak
dari definisi “Ekologi ialah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
manusia dengan lingkungannya”, maka kita dapat mengambil sudut pandangh ekologi
untuk membahas kajian manusia dan lingkungan dengan disokong oleh segi
kepentingan manusia, yaitu oleh manusia untuk manusia. Pendekatan ini disebut
pendekatan antroposentris, bahasa Yunani anthropos berarti manusia. Ada ilmu
yang disebut sosiologi manusia, dan ada ilmu ekologi manusia
2.
Lingkungan Hidup Manusia
Manusia
hidup,tumbuh,dan berkembang dalam lingkungan alam dan social-budayanya. Dalam
lingkungan alamnya manusia hidup dalam sebuah ekosistem yakni suatu unit atau
satuan fungsional dari makhluk-makhluk hidup dengan lingkungannya. Dalam
ekosistem terdapat komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik pada umumnya
merupakan faktor lingkungan yang memengaruhi makhluk-makhluk hidup dfi
antaranya:
- Tanah yang merupakan tempat tumbuh bagi tumbuh-tumbuhan, di mana tumbuhan memperoleh bahan-bahan makanan atau mineral-mineral untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tanah ini juga merupakan tempat tinggal manusia dan hewan-hewan.
- Udara atau gas-gas yang membentuk atmosfer. Oksigennya diperlukan untuk bernapas, gas karbondioksidanya diperlukan tumbuhan untuk proses fotosintesis. Termasuk juga nisaln ya gas-gas yang kemudian larut dalam air yang diperlukan oleh makhluk yang hidp di dalam air.
- Air, baik sebagai tempat tinggal makhluk-makhluk hidup yang tinggal di dalam air, maupun air yang berbentuk sebagai uap yang menentukan kelembaban dari udara, yang besar pengaruhnya bagi banyaknya makhluk hidup yang hidup di darat.
- Cahaya, terutama cahaya matahari banyak mempengaruhi keadaan makhluk-makhluk hidup.
- Suhu atau temeperatur, merupakan juga factor lingkungan yang sering besar pengaruhnya terhadap kebanyakan makhluk-makhluk hidup. Tiap makhluk hidup mampunyai batas-batas pada suhu dimana mereka dapat tetap hidup.
- Sedangkan komponen biotik di antaranya adalah:
- Produsen, kelompok inilah yang merupakan makhluk hidup yang dapat menghasilkan makanan dari zat-zat anorganik, umumnya merupakan makhluk-makhluk hidup yang dapat melakukan proses fotosintesis. Termasuk kelompok ini adalah tumbuhan yang memiliki klorofil.
- Konsumen, merupakan kelompok makhluk hidup yang menggunakan atau makan zat-zat organic atau makanan yang dibuat oleh produsen. Temasuk ke dalam kelompok ini yaitu hewan-hewan dan manusia.
- Pengurai adalah makhluk hidup atau organisme yang menguraikan sisa-sisa atau makhluk hidup yang sudah mati. Oleh pekerjaan pengurai ini zat-zat organic yang terdapat dalam sisa-sisa atau makhluk hidup yang sudah mati itu, terurai kembali menjadi zat-zat anorganik. Dengan demikian zat-zat anorganik ini dapat di gunakan kembali oleh produsen untuk membentuk zat-zat organik atau makanan. Termasuk kelompok ini misalnya, kebanyakan bakteri dan jamur-jamur.
Selain
itu di dalam lingkungan terdapat faktor-faktor berikut ini:
- Rantai makanan yakni siklus makanan antara produsen konsumen, dan pengurai baik di darat, laut, maupun udara.
- Habitat di mana setiap jenis makhluk hidup memiliki tempat hidup tertentu, dengan keadaan-keadaaan tertentu.
- Populasi, menurut batasan dalam ekologi populasi adalah jumlah seluruh individu dari jenis spesies yang sama pada suatu tempat atau daerah tertentu dalam suatu waktu tertentu. Adapun faktor-faktor yang menentukan besarnya populasi adalah: kelahiran menambah besarnya populasi, kematian mengurangi populasi, perpindahan keluar mengurangi populai sedangkan perpindahan ke dalam menambah populasi.
- Komunitas, semua populasi dari semua jenis makhluk hidup yang saling berinteraksi di suatu daerah disebut komunitas.
- Biosfer, komunitas bersama-sama dengan faktor-faktor abiotik di tempatnya membentuk ekosistem. Ekosistem-ekosistem ini terdapat di seluruh permukaan bumi baik di darat, laut, dan udara. Ekosistem-ekosistem ini berhubungan satu sama lain dengan tidak ada batas tegas antara satu ekosistem dengan ekosistem lainnya. Seluruh ekosistem di permukaan bumi inilah yang disebut dengan biosfer.
B.
PENGARUH MANUSIA PADA ALAM LINGKUNGAN
HIDUPNYA.
Jika
kita menelusuri kembali sejarah peradaban manusia di bumi ini, kita akan
melihat adanya usaha dari manusia untuk menyempurnakan serta meningkatkan
kesejahteraan hidupnya, demi kelangsungan hidup jenisnya. Pada saat manusia
hidup mengembara, mereka hidup dari hasil perburuan, mencari buah-buahan serta
umbi-umbian yang terdapat di hutan-hutan. Mereka belum mengenal perihal
bercocok tanam atau bertani, dan hidup mengembara dalam kelompok-kelompok kecil
dan tinggal di gua-gua. Bila binatang buruan mulai berkurang, mereka berpindah
mencari tempat yang masih terdapat cukup binatang-binatang buruan sebagai bahan
makanan.
Akan
tetapi lambat laun dengan bertambahnya jumlah populasi mereka, cara hidup
semacam itu tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemudian mereka mulai
mengenal cara bercocok tanam yang masih sangat sederhana, yaitu dengan membuka
hutan untuk dibuat lading yang ditanami dengan umbi-umbian atau tanaman lain
yang telah dikenalnya sebagai bahan makanan. Rumah-rumah mereka pada saat itu
terbuat dari kayu yang beratap daun-daunan. Bilamana kesuburan tanah tidak
memungkinkan lagi untuk memperoleh panen yang mencukupi kebutuhan, mereka
berpindah mencari tempat baru yang masih memungkinkan untuk bercocok tanam.
Kembali mereka membuka hutan untuk di jadikan tempat tinggal serta ladangnya.
Dan dalam mencari tempat mereka selalu memperhatikan sumber air, di mana mereka
memilih tempat yang dekat dengan mata air, di tepi sungai, atau danau. Selain
bercocok tanam mereka mulai memelihara binatang-binatang.
Dan
akhirnya mereka hidup menetap dari hasil pengalamannya, mereka mulai dapat
bercocok tanam secara lebih baik, misalnya dengan ditemukannya system bersawah,
dan lain-lain. Di sini manusia mulai mengetahui sifat-sifat alam lingkungan
hidupnya.
Tampaknya
di sini manusia sedikit demi mulai menyesuaikan diri pada alam lingkungan
hidupnya. Bahkan lebih daripada itu, manusia telah mengubah semua komunitas
biologis di tempat mereka hidup. Perubahan alam lingkungan hidup manusia tampak
jelas di kota-kota, dibandingkan dengan di hutan rimba di mana penduduknya
masih sedikit serta primitif.
Perubahan
alam lingkungan hidup manusia akan berpengaruh baik secara positif maupun
secara negatif. Berpengaruh bagi manusia karena manusia mendapatkan keuntungan
dari perubahan tersebut, dan berpengaruh tidak baik karena dapat mengurangi
kemampuan alam lingkungan hidupnya untuk menyokong kehidupannya.
C.
SUMBER ALAM
Sumber
alam dapat digolongkan ke dalam dua bagian, yakni:
- Sumberalam yang dapat diperbaruhi (renewable resources) atau disebut pula sumber-sumber alam biotic. Yang tergolong ke dalam sumber ala mini adalah semua makhluk hidup, hutan, hewan-hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
- Sumber alam yang tidak dapat diperbaruhi (non renewable resources) atau disebut pula sebagai golongan sumber alam abiotik. Yang tergolong ke dalam sumber alam abiotik adalah tanah,air, bahan-bahan galian, mineral, dan bahan-bahan tambang lainnya.
Sumber
alam biotic mempunyai kemampuan memperbanyak diri atau bertambah. Misalnya
tumbuhan dapat berkembang biak dengan biji atau spora, dan hewan-hewan
menghasilkan keturunannya dengan telur atau melahirkan. Oleh karena itu sumberr
daya alam tersebut dikatakan sebagai sumber daya alam yang masih dapat
diperbaruhi. Lain halnya dengan sumber daya alam abiotik yang tidak dapat
memperbaruhi dirinya. Bila sumber minyak, batu bara atau bahan-bahan lainnya
telah habis digunakan manusia, maka habislah bahan-bahan tambang tersebut.
Memang benar di dalam bumi kini masih terjadi pembentukan bahan-bahan tersebut
namun pembentukannya sangatlah lambat sehingga apa yang dibentuk berabad-abad
lamanya hanya dapat mengimbangi apa yang kita gunakan selama satu tahun, bahkan
kemungkinan kurang dari itu.
Tentunya
kesemuanya ini tergantung pada cara-cara manusia menggunakan kedua jenis sumber
alam tersebut. Sumber alam biotic dapat terus digunakan atau dimanfaatkan oleh
manusia, bila mnusia menggunakannya secara bijaksana. Bijaksana dalam
penggunaan berarti memperhatikan siklus hidup sumber alam tersebut, dan
diusahakan jangan sampai sumber alam itu musnah. Sebab, sekali suatu jenis
spesies di bumi musnah, jangan berharap bahwa jenis tersebut dapat muncul
kembali. Seyogyanya manusia menggunakan baik sumber daya biotic dan abiotik
secara tepat dan bertanggung jawab.
D.
Penggunaan Sumber-Sumber Alam
Manusia
memandang alam lingkungannya dengan bermacam-macam kebutuhan dan keinginan.
Manusia bergulat dan bersaing dengan species lainnya dalam memenuhi keburuhan
hidupnya. Dalam hal ini manusia memiliki kemampuan lebih besar dibandingkan
organism lainnya, terutama pada penggunaan sumber-sumber lainnya.
Berbagai
cara telah dilakukan manusia dalam menggunakan sumber-sumber alam berupa tanah,
air, fauna, flora, bahan-bahan galian, dan sebagainnya.
E.
Pertanian dan Tanah
Tanah
permukaan (top soil) mengandung kadar unsur-unsur bahan makanan yang begitu
tinggi dan siap digunakan oleh tanaman. Dengan adanya kemajuan dalam bidang
pertanian, penggunaan tanah untuk pertanian daapat digunakan secara efisien
untuk meningkatkan hasil pertanian. Hasil pertanian tersebut dapat ditingkatkan
baik dengan cara memperluas areal pertanian maupun dengan meningkatkan hasil
tanah pertanian yang sudah ada. Di beberapa negara yang sedang berkembang
seperti Thailand,Burma,Malaysia,Indonesia masih ada kemungkinan perluasan area
pertanian. Tetapi dalam pelaksanaan sangat lambat karena terbatasnya modal.
F.
Hutan
Kalau
kita tinjau dari segi peranan hutan, maka hutan dapat di golongkan ke dalam dua
golongan yakni: hutan pelindung, merupakan hutan yang sengaja diadakan untuk
melindungi tanah dari erosi, kehilangan humus, dan air tanah. Golongan kedua
adalah hutan penghasil atau hutan produksi, yaitu hutan yang sengaja di Tanami
jenis-jenis kayu yang dapat dipungut hasilnya, misalnya hutan Pinus,Damar, dan
sebagainya.
G.
Air
Air
sebagai salah satu sumber alam yang terdapat dimana-mana,di bumi, sungai,
danau, lautan, dan di bawah tanah. Udara sebagai uap air yang kesemuanya
meliputi 4/5 bagian seluruh permukaan bumi. Seyogianya manusia menggunakan air
dengan baik dan berusaha mencegahnya dari pencemarn-pencemaran yang mengganggu
berjalannya fungsi vital air dalam.
H.
Bahan Tambang
Begitu
banyak mineral dan bahan tambang lainnya yang dapat digali dan ditemui serta
dimanffatkan secara seimbang dalam kehidupan manusia. Pemakaian baja di dunia
pada tahun 1967 diperkirakan mencapai 144kilogram per kapita. Di Amerika pada
tahun yang sama diperkirakan mencapai 568 kg per kapita. Pemakaian ini
cenderung akan meningkat terus dan demikian juga dengan bahan tambang lainnya.
Maka dari itu kita harus menemukan cara untuk mrnggunakannya setepat dan
sehemat mungkin mengingat bahan tambang adalah sumber daya alam yang tidak
dapat diperbaruhi.
I.
PERMASALAHAN-PERMASALAHAN YANG TIMBUL
1.
Masalah Erosi dan Banjir
Erosi
merupakn gejala alamiah dan sering kali pula disebut sebagai erosi geologi.
Peristiwa erosi terjadi secara perlahan-lahan terutama terjadi dengan bantuan
media air di sungai yang mengikis dasar dan tepi sungai. Peristiwa erosi ini
juga dipercepat dengan adanya penggunaan tanah yang tidak tepat oleh manusia.
Kita telah menanam tanaman di tempat yang tidak tepat. Sampai saat ini manusia
masih terus menebang hutan-hutan yang tidak diimbangi dengan penanaman kembali
pohon-pohon yang telah ditebang. Tentunya hal tersebut merugikan bagi
lingkungan.
2.
Pencemaran Lingkungan
Ø Pencemaran
Tanah
Sampah-sampah
industri pertanian yang menggunakan pupuk buatan telah menyebabkan pencemaran
tanah. Sampah-sampah tersebut adalah bahan-bahan kimia yang bila terkumpul
dalam jumlah tertentu dapat membahayakan kehidupan melalui tanah di mana
pepohonan tumbuh berkembang. Bagi hewan dan manusia jumlah nitrat yang
berlebihan merupakan racun. Hal tersebut bias mengakibatkan sianosis pada
anak-anak, yaitu timbulnya kesulitan pernapasan karena terganggunya peranan
hemoglobin dalam pengikatan oksigen. Selain itu DDT merupakan indikasi
pencemaran yang berbahaya pada tanah karena bahan tersebut tidak dapat
diuraikan dan dapat meresap masuk kedalam pepohonan ataupun buah hasil
penanaman kita dan hal tersebut mengakibatkan kemandulan pada burung.
Ø Pencamaran
Air
Bahan-bahan
pencemar dapat tercampur dengan air dalam banyak cara secara langsung dan tidak
langsung. Misalkan melalui pembuangan limbah pabrik, terkena pestisida,
herbisida, dan intektisida yang digunakan manusia dalam pertanian, dan
sebagainya.
Ø Pencemaran
Suara
Kebisingan
yang terjadi di kota-kota besar sebagian akibat dari berbagai jenis suara yang
dikeluarkan mesin-mesin atau kendaraan-kendaraan yang jumlahnya semakin
meningkat secara tidak terkontrol. Hal tersebut dalam tingkat tertentu sangat
berbahaya bagi manusia karena bias mengakibatkan ketulian, kebutaan, dan
depresi.
Ø Kehutanan
Hutan
merupakan kekayaan Indonesia yang tidak ternilai harganya. Sepanjang daerah
khatulistiwa, hutan di Indonesia mambentang antara satu pulau ke pukau lainnya.
Itulah, mengapa Indonesia sering disebut Zamrud Khatulistiwa.
Hutan
di Indonesia berfungsi sebagai paru-paru dunia, karena menyerap karbon
dioksida. Fungsi hutan yang lain sebagai pengatur tata air, iklim, pencegah
erosi, penyubur tanah, tempat hidup binatang-binatang, dan sebagai tempat
penyimpan kekayaan alam yang berupa hasil-hasil hutan.
Hasil
hutan di Indonesia berupa berbagai jenis kayu, seperti kayu jati, meranti,
krueng, ramin, kayu besi, cendana, rotan, dan lain-lain. Produksi hasil hutan
di Indonesia merupakan penyumbang devisa terbasar Negara kedua setelah minyak
dan gas bumi. Ekspor Indonesia dari hasil kehutanan pada awalnya berupa kayu
gelondong (log), dengan Negara tujuan ekspor utama adalah Jepang dan Taiwan.
Usaha-usaha
yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produksi hutan antara lain:
- Melarang penebangan kayu tanpa izin dari pemerintah(Departemen Kehutanan),
- Mencabut izin pengusaha HPH yang melanggar peraturan,
- Menebang hutan secara selektif
- Melakukan permajaan tanaman,
- Melakukan rehabilitas dan reboisasi areal hutan yang rusak, dan
- Melakukan penanaman di lahan kritis.
II. IPTEK
DAN KELESTARIAN HIDUP
Pandangan
Baru Terhadap Lingkungan
Masalah
lingkungan hidup sebenarnya bukan persoalan yang baru. Kerusakan lingkungan oleh
aktivitas manusia yang makin meningkat, antara lain tercemarnya lingkungan oleh
pestisida serta limbah industri dan transportasi, rusaknya habitat tumbuhan dan
hewan langka, serta menurunnya nilai estetika alm, merupakan beberapa masalah
lingkungan hidup.
Pada
tahun 1970-an, masalah lingkungan hidup semakin luas. Hal ini berkaitan dengan
meningkatnya atmosfer bumi sebagai akibat tidak terkendalinya efek rumah kaca.
Pemanasan global pada tiga decade akhir abad ke-20 telah menimbulkan:
- Peningkatan suhu
- Perubahan iklim terutama curah hujan
- Peningkatan intensitas dan kualitas badai
- Kenaikan suhu serta permukaan air
Hal
tersebut menyebabkan sebagian besar wilayah di dunia sering mengalami
bencana.Sementara itu, air hujan semakin asam sehingga merusak lahan pertanian,
hutan, dan biota lainnya.
Pada
saat yang sama, para ahli menemukan lubang pada lapisan ozon di sekitar
antartika.Lubang tersebut semakin besar dari tahun ke tahun, sehingga sinar
ultraviolet yang berbahaya bagi kehidupan makhluk di bumi semakin banyak masuk
troposfer.
Dampak
Perkembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahun dan Teknologi, serta Perubahan
Sosial Ekonomi Terhadap Masalah Lingkungan Hidup
Manusia
menciptakan teknologi dengan maksud agar hidupnya lebih mudah, praktis, efisien
dan tidak banyak mengalami kesulitan. Namun, tidak jarang, Iptek justru
menimbulkan masalh serius bagi kehidupan umat manusia. Para petani mungkin
sangat terbantu oleh kemajuan teknologi seperti traktor, alat penyemprot dan
penyiram tanaman, dan berbagai jenis pestisida yang cukup ampuh untuk
memberantas hama. Namun di sisi lain penggunaan pestisida yang berlebihan juga
menjadi ancaman bagi keberlangsungan hidup suatu ekosistem. Jadi, jelas bahwa
perkembangan dan penerapan Iptek tidak selalu membawa dampak positif, namun
juga dampak negatif.
Dampak
Positif bagi Lingkungan Hidup
Bidang
Industri:
- Diperluasnya lapangan kerja dengan berdirinya industry atau pabrik baru
- Pekembangan industry bertambah baik, misalnya dengan penelitian dan pengembangan di bidang industry transportasi, elektronika, dan industry rekayasa.
- Berkembangnya tanaman sebagai bahan baku industri (kapas untuk industri tekstil, kayu sengon, dan pinus untuk industry kertas).
- Diciptakan mesin daur ulang, sehingga sampah sebagai sumber pencemaran lingkungan dapat dikurangi.
- Peningkatan industri ekspor migas dan nonmigas.
- Memperoleh devisa dari industri pariwisata.
Bidang
Pertanian :
- Bertambahnya varietas baru dan unggul
- Peningkatan hasil produksi pertanian
- Dikenal dan dipakainya alat-alat pertanian modern
- Dikenalnya system pemupukan dan obat-obat hama
- Pemberantas hama dengan pesawat terbang di perkebunan
- Dampak Negatif bagi Lingkungan Hidup
Bidang
Lingkungan Alam :
- Lahan pertanian, perkebunan, peternakan dan kehutanan semakin sempit karena dibangun banyak perumahan.
- Rusaknya lingkungan alam, karena dibangunnya industry atau pabrik
- Terjadinya banjir dan erosi karena penebangan hutan tidak terkendali (illegal loging)
- Untuk pemenuhan kebutuhan primer dan skundenya manusia mengeksploitasi alam
- Pemupukan yang berlebihan mengakibatkan pencemaran tanah
- Terjadi pencemaran udara akibat pembakaran hutan yang menghasilkan CO2 dan CO
- Terjadinya pencemaran air dari buangan limbah industry
- Terjadinya pencemaran udara dari asap-asap industry, mobil, dan kendaraan bermotor
- Terjadinya pencemaran tanah dan bau sampah-sampah industry dan rumah tangga.
III.
MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA
Alam
semesta yang dikenal manusia baik melalui pengamatan indrawi langsung maupun
dengan menggunakan media teknologi dan kemampuan prediksinya adalah ciptaan
Tuhan Al-Khaliq, bahkan semesta alam (selain alam semesta yang sudah
dikenal manusia) termasuk alam yang belum dikenal manusia serta alam yang
sedang dalam proses kejadiannya, ini semuanya adalah ciptaan Al-Khaliq
pula, semua yang ada adalah ciptaan-Nya. Dalam jagat raya (alam semesta yang
kita kenal) terdapat galaksi (gugusan-gugusan bintang) yang jumlahnya miliaran,
dan di setiap galaksi terdapat miliaran bintang, salah satu dari gugus bintang
itu adalah galaksi Bima Sakti atau milky way. Dalam galaksi Bima Sakti
ini ada satu bintang yang namanya Matahari yang di kelilingi oleh
planet-planet, dan salah satu planetnya adalah planet Bumi tempat tinggal manusia.
Evolusi
kecerdasan, evolusi teknologi serta tahap peradaban berkembang terus sejalan
dengan daya jelajah manusia, baik daalam bentuk fisikal terlebih lagi dalam
daya cipta dan imajinasinya, namun tampaknya ruang gerak manusia tetap ada
batasnya, sebab sebagai makhluk alam dia tetap tunduk pada hukum alam tersebut.
Oleh karena itu, dalam kemajuan teknologi yang dicapai saat ini, masih tetap
beragam antispaso dan respons manusia terhadap lingungan. Beberapa paham
tentang hubungan manusia dengan lingungan ini muncul, seperti:
- Paham kosmogini, yaitu paham yang menyatakan bahwa manusia harus menyesuaikan diri dengan alam karena alam sendiri yang mengetahui paling baik.
- Paham Determinisme, yaitu paham yang menyatakan bahwa perkembangan manusia sangat ditentukan oleh alam lingkungannya. Beberapa tokoh terkenalnya adalah Charles Darwin (1809-1882) dengan teori evolusinya.
- Dia mengemukakan bahwa makhluk hidup (tumbihan, hewan, dan manusia) secara berkesinambungan dari waktu ke waktu mengalami perkembngan. Pada perkembangan tersebut terjadi perjuangan hidup (struggle for life, struggle for existence) seleksi alam (natural selection) dan akan terjadi survival of the fittest yang kuat akan bertahan hidup. Dalam proses perkembangan tersebut factor alam sangat menentukan.
- Paham Posibilisme yang menyatakan bahwa alam bukan merupakan factor yang menentukan melainkan menjadi factor pengontrol, peluang atau kemungkinan terjadinya kegiatan dan kebudayaan manusia.
- Paham Optimisme Teknologi. Paham ini berasal dari pemikiran “man ecological dominant concept” yang berarti manusia merupakan factor dominan terhadap lingkungan. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan rekayasa teknologi yang dilakukan manusia, maka manusia dapat mengendalikannya, mengatur, mengolah, dan mengarahkan lingkungannya.
- Paham Ketuhanan, sesuai dengan keyakinan agama, bahwa manusia dan alam semesta diciptakan oleh Tuhan, manusia bukan penguasa alam, akan tetapi hanya sekedar khalifah, pembawa amatan di muka bumi. Hubungan manusia dengan alam merupakan hubungan antar makhluk yang tunduk pada hukum alam (sunatullah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar