BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dewasa
ini, perubahan zaman dampak bagi seluruh Negara. Dengan adanya perubahan zaman,
pola pikir manusiapun ikut berubah. Perubahan zaman membawa dampak positif
maupun negatif. Perubahan ini terjadi karena adanya perubahan Globalisasi.
Globalisasi adalah kecenderungan umum
terintegrasinya kehidupan masyarakat domestik/lokal ke dalam kemunitas global
di berbagai bidang. Akibat adnya Era Globalisasi membawa pengaruh kepada
seluruh aspek, baik dari segi Pendidikan, Ekonomi, Sosial, IPTEK, bahkan moral
anak remaja pun mengalami perubahan. Hal yang sangat mengguncangkan bagi
seluruh Negara adala masalah perekonomian. Tetapi di Indonesia tidak hanya itu,
krisis moral anak remajapun sangat memprihatinkan.
Moral atau perilaku anak remaja di Indonesia
mengalami perubahan karena adanya pengaruh dari Negara luar yang dibawa ke
Indonesia. Itu semua langsung disegrap begitu saj tanpa memikirkan atau memilah
perilaku yang seharusnya di ambil oleh anak remaja di Indonesia.
Dahulu, moral anak Indonesia bisa diacungkan jempol.
Dilihat dari tatakramanya, sopan santun dan tutur bahasanya yang baik. Tetapi
kini, moral atau perilaku anak remaja di Indonesia sangat memprihatinkan.
Banyak sekali perilaku-perilaku menyimpang yang kian marak terjadi di
Indonesia. Penyimpangan-penyimpangan tersebut sebagian besar dilakukan atau
dialami oleh anak remaja. Penyimpagan yang dilakukan biasaya seperti, free sex,
narkoba, dan lain-lain. Kejadian itu sangat memprihatinkan bagi bangsa
Indonesia karena anak remaja itu merupakan generasi penerus bangsa.
.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam karya tulis ini
kami akan mengemukakan beberapa hal diantaranya,
1. Apakah fungsi moral?
2. Apakah dampak
globalisasi terhadap moral remaja?
3. Bagaimana
penerapan pendidikan moral kepada remaja
di era globalisasi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa
itu fungsi moral.
2. Untuk
mengetahui dampak globalisasi terhadap moral remaja.
3. Untuk
mengetahui penerapan moral pada kehidupan remaja.
1.4 Metode
Pembahasan
Macam-macam
metode penelitian dapat dibedakan menjadi lima, yaitu
metode kuisioner, metode wawancara, metode
observasi, metode eksprimen, dan metode kepustakaan.
Metode
kuisioner adalah metode yang cara memperoleh informasinya dengan memberikan
daftar pertanyaan yang dikirim kepada responden baik secara langsung maupun
tidak langsung melalui pos perantara. Kuisioner atau angket dapat berupa
pertanyaan atau pernyataan yang dapat dijawab sesuai bentuk angket. Metode
wawancara adalah metode yang cara memperolehnya dengan proses komunikasi secara
langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Metode
observasi adalah metode yang cara memperoleh informasinyaberasal dari
pengamatan dan pencatatan secara langsung terhadap objek yang diteliti dan dalam
keadaan yang sebenarnya tanpa melalui wawancara. Untuk pelaksanaan metode ini
orang yang melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap gejala atau fenomena
yang diteliti haruslah dilakukan secara sistematis. Sedangkan untuk teknik
pelaksanaannya bisa dengan secara asli maupun tidak asli.
Metode
eksperimen adalah metode yang diperlukan untuk menguji kesimpulan-kesimpulan
yang diperoleh dari penelitian. Dari hasil kesimpulan sementara ataupun usul
pemecahan masalah ini kemudian dapat dilanjutkan dengan mengadakan
percobaan-percobaan sehingga akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan apakah
peneltian sudah memberikan jawaban yang sesuai dengan apa yang sudah
direncanakan sebelumnya.
Metode
kepustakaan adalah memanfaatkan fasilitas yang berada di dalam perpustakaan
sekoalah berupa buku-buku yang dapat memberi informasi dan kami juga mengambil
sebagian informasi dari internet. Dan dalam makalah ini kami mengambil metode
kepustakaan dalam pengerjaannya.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1
Defiisi Globalisasi
Menurut
asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang
maknanya ialah universal. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan,
kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari
sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial,
atau proses sejarah,
atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dannegara di
dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau
kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya
masyarakat. Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai
sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa,
sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya.
Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang
paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan
mengendalikan ekonomi dunia
dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab,
globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan
berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama
Globalisasi adalah
sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan
ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui
perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang
lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi
semakin sempit.
2.2
Definisi krisis Moral
Dalam
kamus umum bahasa Indonesia karangan Poerwadaminta, Krisis diartikan sebagai
kemelut atau keadaan yang genting. Dengan adanya suatu krisias maka perlu
adanya solusi sebagai jalan keluar agar krisis tersebut dapat diatasi.
Moral menurut bahasa berarti baik atau buruknya perbuatan. Sedangkan dari segi istilah moral adalah ajaran tentang tindakan seseorang. Dalam hal sifat, kehendak, pendapat atau perbuatan yang layak dilakukan.Menurut Drs Sidi Ghozalba, moral adalah kesesuian dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia man yang baik dan yang wajar.
Moral menurut bahasa berarti baik atau buruknya perbuatan. Sedangkan dari segi istilah moral adalah ajaran tentang tindakan seseorang. Dalam hal sifat, kehendak, pendapat atau perbuatan yang layak dilakukan.Menurut Drs Sidi Ghozalba, moral adalah kesesuian dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia man yang baik dan yang wajar.
2.3.
Definisi Remaja
Remaja berasal dari kata latin adolensence
yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah tersebut mempunyai arti
yang lebih kuas yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik.
Pada masa ini sebenarnya tidak mempuanyai tempat yang jelas karena tidak
termasuk golongan anak namun tidak juga golongan dewasa atau tua.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1
Fungsi Moral
Salah
satu tugas perkembangan yang penting dalam masa remaja adalah untuk mengerti
apa yang diharapkan oleh kelompok dari padanya dan untuk mau mengubah
sikap-sikapnya sesuai dengan harapan-harapan ini tanpa selalu dibimbing,
diawasi, dan diancam oleh orang-orang dewasa, seperti pada masa kanak-kanak.
Jadi sekarang padanya harus ada pengawasan dari dalam atauinternal control.
Bilamana
dalam masa kanak-kanak telah tertanam konsep-konsep kesusilaan, maka
konsep-konsep yang telah meresap dalam diri anak inilah yang kini menjadi
pengawasan dari tingkah laku anak remaja. Bilaman konsep-konsep ini tidak ada
dalam diri anak, maka dia tidak akan dapat memenuhi apa yang dihapakan oleh
masyarakatdarinya dalam hal kesusilaan.
Pada
remaja terjadi perubahan dalam konsep-konsep moral. Kini anak remaja tidak mau
lagi menerima konsep-konsep dari hal-hal yang mana yang benar dan yang tidak
benar, yang telah ditetapkan oleh orang tuanya atau teman-teman sebayanya
dengan begitu saja seperti masa kanak-kanak. Dia sekarang menentukan sendiri,
berdasarkan atas konsep-konsep moral yang dikembangkan dalam masa kanak-kanak.
Akan tetapi telah dirubah sesuai dengan tingkat perkembangannya yang telah
lebih tinggi atau dengan perkataan lain sesuai dengan perkembangan yang telah
matang.
Pada
umumnya anak remaja patuh terhadap pendiriannya sendiri mengenai apakah sesuatu
tindakan itu benar atau salah. Dia benar-benar tidak akan menindakkan apa yang
menurut pendapatnya salah dan benar-benar akan menindakkan apa yang dianggapnya
benar. Tapi terkadang ada anak remaja yang menindakkan tindakan-tindakan yang
tidak dapat diterimanya dalam masyarakat yang sangat serius. Para ahli yang
telah mengadakan penyelidikan megenai kenakalan remaja menarik kesimpulan,
bahwa hal ini tidak disebabkan oleh karena salah satu sebab saja, akan tetapi
oleh beberapa sebab.
Setiap
individu mempunyai perbedaan dalam menyikapi nilai, moral, dan sikap,
tergantung dimana individu tersebut berada. Pada anak-anak terdapat anggapan
bahwa aturan-aturan adalah pasti dan mutlak oleh karena diberikan oleh orang
dewasa atau Tuhan yang tidak bisa diubah lagi (Kohlberg,1963).
Sedangkan pada anak-anak yang berusia lebih tua, mereka bisa menawar
aturan-aturan tersebut kalau disetujui oleh semua orang.
Pada sebagian
remaja dan orang dewasa yang penalarannya terhambat, pedoman mereka hanyalah
menghindari hukuman. Sedangkan untuk tingkat kedua sudah ada pengertian
bahwa untuk memenuhi kebutuhan sendiri seseorang juga harus memikirkan
kepentingan orang lain. Perbedaan perseorangan juga dapat dilihat pada
latar belakang kebudayaannya. Jadi, ada kemungkinan terdapat individu atau
remaja yang tidak mencapai perkembangan nilai, moral dan sikap serta
tingkah laku yang diharapkan padanya.
Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan moral:
a. Hubungan harmonis dalam keluarga,
yang merupakan tempat penerapan pertama sebagai individu. Begitupula
dengan pendidikan agama yang diajarkan di lingkungan keluarga sangat berperan
dalam perkembangan moral remaja.
b.
Masyarakat, tingkah laku manusia bisa terkendali oleh kontrol dari
yang mempunyai sanksi-sanksi buat pelanggarnya.
c.
Lingkungan sosial, lingkungan sosial terutama lingkungan sosial terdekat yang
bisa sebagai pendidik dan pembina untuk memberi pengaruh dan membentuk tingkah
laku yang sesuai.
d. Perkembangan nalar, makin tinggi
penalaran seseorang , maka makin tinggi pula moral seseorang.
e. peranan media massa dan perkembangan
teknologi modern. Hal ini berpengaruh pada moral remaja. Karena seorang
remaja sangat cepat untuk terpengaruh terhadap hal-hal yang baru yang belum
diketahuinya.
Fasilitas
teknologi, informasi dan komunikasi merupakan salah satu faktor yang merubah
kemuliaan perilaku generasi muda dewasa ini. Jaringan internet misalnya,
merupakan sebuah terobosan baru yang bisa menghubungkan antara mereka yang di
timur dengan mereka yang ada di barat atau di selatan. Sehingga penyebaran
informasi merupakan hal yang tidak bisa dipungkiri sehingga seluruh informasi
baik membangun maupun yang merubuhkan akhlak akan berkontaminasi dengan
kepribadian kita sebagai orang timur ditambah dengan kurangnya nilai iman untuk
menyaring arus perjalanan informasi tersebut.
Sudah
banyak sekali kasus yang bisa kita saksikan melalui media massa bahwa
generasi muda sebagai motor dan tulang punggung negara ini sudah rusak moral
(akhlak) dan perilakunya. Budaya Islam sebagai budaya yang seharus dikembangkan
dan dijadikan sebagai ukuran atau filter penyaring dilupakan bahkan dilecehkan.
Generasi muda sudah kehilangan takaran iman yang bisa menepis pengaruh budaya
luar yang merusak kepribadian kita sebagai bangsa. Generasi muda kita banyak kehilangan
arah dan tersesat dalam area yang sangat berbahaya dan cenderung hanya
menggunakan nafsu sebagai takarannya.
Globalisasi
yang melanda negeri menimbulkan banyak tuntutan peningkatan pendidikan moral
pada lembaga pendidikan, ini didasarkan pada fenomena sosial yang berkembang.
Kenakalan remaja dalam masyarakat dan berbagai unsur dekagensi moral lainnya,
terutamadi kota-kota besaryang sudah sampai pada tahap yang sangat meresahkan.
Oleh karena itu pendidikan moral di sekolah dianggap sebagai wadah formal yang
diyakini mampu berperan aktif dalam membentuk pribadi generasi muda melalui
intensitas pendidikan moral.
3.2
Dampak Moral Terhadap Remaja
Diketahui
dengan adanya kemajuan informasi di satu sisi remaja merasa diuntungkan dengan
adanya media yang membahas seputar masalah dan kebutuhan mereka. Sedangkan di
sisi lain media merasa kaum remajalah yang tepat menjadi konsumen dari berbagai
produk yang ditawarkan. Seperti diketahui bersama bahwa media berperan
besar dalam pembentukan budaya masyarakat dan proses peniruan gaya hidup, tidak
megherankan pada masa sekarang adanya perubahan cepat dalam teknologi informasi
menimbulkan pengaruh negatif meskipun pengaruh positifnya masih terasa.
Hal
ini terlihat jika dapat diumpamakan remaja perkotaan sudah tertular
dengan gaya hidup barat. Terlihat pada sikap remaja yang mengikuti
perkembangan mode dunia, mulai dari fashion, gaya rambut, casing hand phone,
pakaian, cara makan, cara bertutur kata yang lebih sering menggunakan “ loe
gue” dari pada “aku atau saya, kamu”. Bahkan itu pun mereka ucapkan pada saat
berbicara kepada orang yang lebih tua. Padahal menurut budaya timur, harusnya
kita harus sopan jika berbicara dengan orang yang lebih tua. Lebih jauh lagi,
dampak bagi remaja dapat dilihat khususnya perempuan cenderung tertanam dalam
pandangan mereka. Jika perempuan menarik adalah perempuan yang agresif dan
seksi.
Selain
itu, dengan semakin mudahnya remaja mendapatkan VCD porno dan internet yang
menampilkan gambar-gambar porno membuat para remaj penasaran untuk mencobanya
melalui kehidupan seks bebas atau bahkan jika hasrat seksualnya tinggi bisa
nekat melakukan pemerkosaan. Disamping itu, terdapat pula banyak pemilik warung
kecil yang dengan bebas menjual kondom bahkan obat perangsang berupa permen
karet yang berdampak meningkatkan libido pada wanita. Ini sangat memprihatinkan
jika dilihat dari latar belakang Negara kita yang merupakan Negara Timur
bukanlah Negara barat.
Selain
itu, terdapat fenomena kehidupan remaja di perkotaan sering terlihat terdapat
pasangan muda mudi yang belum resmi, melakukan sikap yang menyimpang dari moral
dan norma, ironisnya lagi terkadang terjadi penggeledahan di hotel-hotel maupun
tempat-tempat hiburan malam yang dilakukan oleh pihak yang berwenang karena
terdapat praktek mesum dan banyak diantara mereka adalah remaja usia sekolah
yang melakukan praktik mesum. Selain itu juga remaja putri yang berjilbab pun
patut dipertanyakan meskipun tidak semuanya. Sungguh pemandangan yang kiranya
menandakan bahwa moral remaja bangsa ini sudah benar-benar merosot.
Faktor
keimanan dan niat untuk benr-benar menjauhi dikap buruk , peran keluarga dan
media masa sangat berpengaruh terhadap perkembangan moral remaja. media masa
harus benar-benar memberikan informasi untuk meningkatkan rasa percaya diri, bebas
dari diskriminasi, terlindung dari pelecahan, kekerasan, dan eksploitasi seks.
Dengan
demikian bila melihat persoalan tersebut sudah saatnya kita bersama harus
membentengi diri dengan keimanan dan harus selektif dalam bentuk apapun agar
agar tidak tertindas dari perkembangan kemajuan yang berpengaruh pada rusaknya
moral bangsa ini. Marilah kita ambil nilai-nilai positif dari perkembangan
zaman dan tetap selektif terhadap dampak-dampak negatif dari kemajuan
zaman. .
Sifat
Moral : Perspektif Objektivistik vs Relativistik
Menurut
perspektif Objektivistik, baik dan buruk itu bersifat pasti atau
tidak berubah. Suatu perilaku yang dianggap baik akan tetap baik, bukan
kadang baik dan kadang tidak baik.
Senada
dengan pandangan Objektivistik adalah pandangan absolut yang menganggap bahwa baik
dan buruk itu bersifat mutlak, sepenuhnya, dan tanpa syarat. Menurut pandangan
ini perbuatan mencuri itu sepenuhnya tidak baik, sehingga orang tidak
boleh
mengatakan bahwa dalam keadaan terpaksa, mencuri itu bukan perbuatan yang jelek.
Demikian
pula halnya dengan pandangan yang universal, prinsip-prinsip moral itu berlaku
di mana saja dan kapan saja. Prinsip-prinsip moral itu bebas dari batasan ruang dan waktu.
Sebaliknya pandangan yang menyatakan bahwa persoalan moralitas itu sifatnya
relatif, baik dan buruknya suatu perilaku itu sifatnya“tergantung”,
dalam arti konteksnya, kulturalnya, situasinya, atau bahkan tergantung pada
masing-masing individu.
Dari
dimensi ruang, apa yang dianggap baik bagi lingkungan masyarakat
tertentu, belum tentu dianggap baik oleh masyarakat yang lain. Dari
dimensi waktu,apa yang dianggap baik pada masa sekarang, belum
tentu dianggap baik pada masa-masa yang lalu.
Salah
satu kelemahan literatur tentang moral atau etika, terutama yang bersumber dari
literatur Barat, adalah kurang adanya klasifikasi moral, etika pada umumnya
tidak membedakan secara jelas antara kesusilaan dan kesopanan. Dua pandangan
yang saling dipertentangkan itu sesungguhnya dapat diterima semua,dalam arti
ada prinsip-prinsip etik atau moral yang bersifat Objektivistik-universaldan
ada pula prinsip-prinsip etik atau moral yang bersifat
relativistik-kontekstual.
Prinsip-prinsip moral yang bersifat
Objektivistik-universal yang dimaksudkan adalah prinsip-prinsip moral secara
obyektif dapat diterima oleh siapapun, di manapun, dankapanpun juga. Sebagai
contoh adalah sifat atau sikap kejujuran, kemanusiaan,kemerdekaan, tanggung
jawab, keihlasan, ketulusan, persaudaraan, keadilan dan lain-lain.
3.3
Penerapan Pendidikan Moral Remaja di Era Globalisasi
Adanya
gerakan reformasi di Indonesia secara umum menuntut diterapkannya prinsip
demokrasi, desentralisasi, keadilan dan menjunjung tinggi hak asasi manusia
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurut Undang Undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan merupakan
usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses
pembelajarandan atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.
Pada
sisi lain disebutkan peranan pendidikan atau edukasi dalam mengadakan perubahan
atau transformasi di masyarakat ada tiga macam yaitu, menjaga generasi sejak
masa kecil dari berbagai tindak penyelewengan. Mengembangkan pola hidup,
perasaan, dan memikiran mereka yang sesuai dengan fitrah, agar mereka menjadi
fondasi yang kokoh dan sempurna di masyarakat.
Karena
pendidikan berjalan seiring dengan perkembangan anak-anak, maka pendidikan akan
sangat mempengaruhi jiwa dan perkembangan anak serta akan menjadi bagian dari
keprbadiannya untuk kehidupannya kelak, kemudian hari. Pendidikan sebagai alat
terpenting untuk menjaga diri dan memelihara nilai-nilai yang positif.
Perlu
kita ketahui bersama bahwa pendidikan di seluruh dunia kini sedang mengkaji
kembali perlunya pendidikan moral atau pendidikan budi pekerti atau pendidikan
karakter dibangkitkan kembali. Melalui pendidikan orang mampu menguasai
teknologi, yang kemudian dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya sesuai dengan
kebutuhan manusia, namun sebaliknya dengan pendidikan pula terkadang manusia
menjadi takabur atau sombong.
Terjadinya
krisis moral tersebut ternyata tidak hanya di Negara kita, namun di
Negara-negara yang telah maju pun seperti Amerika Serikat terjangkit virus
moral atau demonstrasi. Bagaimanapun pendidikan memegang peranan penting dalam
segala aspek kehidupan manusia. Bila di setiap sekolah selalu diajarkan
pendidikan moral siswa siswinya InsyaAllh Indonesia di masa depan akan lebih
sukses dan bertambah maju.
Pendidikan
moral di era globalisasi disebabkan masa sekarang banyak sekali krisis moral
sehingga kita harus memupuknya.Karena sudah banyak sekali terjadi pelanggaran
yang telah dilakukan terutama di kalangan remaja.apalagi banyaknya budaya asing
yang masuk mengakibatkan terlahirnya budaya baru yang tidak sesuai dengan
budaya asli Indonesia.
Pengaruh
pendidikan moral ini dapat diperoleh dari lingkungan sekolah, lingkungan
masyarakat maupun lingkungan keluarga. Di lingkungan sekolah merupakan
kewajiban guru untuk memberikan pendidikan moral pada siswanya. Begitu pila
sebaliknya, lingkungan keluarga merupakan tugas orag tua, dan lingkungan
masyarakat tugas dari diri sendiri untuk membedakan antara yang baik dan yang
buruk.
Di
era globalisasi ini, yang paling banyak terjadi krisis moral, sebagai contohnya
adalah pergaulan antara anak laki-laki dan anak perempuan sudah terlewat bebas,
sudah jad dari kata normal. Itu disebabkan dari kurangnya pendidikan moral yang
Ia dapat dan kurangnya keimanan mereka. Sekarang kita harus menyadari bahwa
pendidikan moral sangatlah penting. Tidak hanya untuk anak remaja saja, tetapi
namun juga berlaku untuk semua usia. Pendidikan moral harus diajarkan sejak
dini sehingga nantinya akan terbiasa untuk melakukannya, hal ini juga untuk
membentuk kepribadian seseorang.
Bersosialisasi
dengan lingkungan bahkan warga asing pun menjadi lebih mudah bila kita memiliki
moral yang baik. Selain itu, dengan moral yang baik orang yang berinteraksi
dengan kita menjadi senang dan dengan sendirinya menghormati kita, pandangan
orang lain atau negara lain akan berubah apabila kita sebagai warga
Indonesia atau remaja Indonesia memiliki moral yang baik. Apalagi bila dapat
menjadi panutan bagi Negara lain merupakan hal yang membanggakan bagi semua
warga Indonesia.
BAB
IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Masa
remaja adalah masa yang sangat rawan dimana mereka belajar mencari jati diri
yang sebenarya. Di masa ini mereka memiliki rasa ini tahu yang tinggi bahkan menyelidki
atau mencoba hal-hal yang negative. Dalam hal ini pendidikan moral sangat
penting sebagai pembentuk pribadi yang berakhlak mulia dalam menghadapi
berbagai dimensi kehidupan.
Sekarang kita
harus menyadari bahwa pendidikan moral sangatlah penting, tidak hanya untuk
anak remaja saja namun berlaku untuk semua usia. Mengingat banyaknya pengaruh
budaya asing yang masuk di Negara kita ini, maka dari itu perlunya kerja keras
untuk menghadapi masalah yang sampai saat ini juga masih perlu penanganan
khusus.
4.2 Saran
Bagi
para remaja, pandai-pandailah membawa diri berfikir positif dan jauhkan diri
dari hal negatif yang menjerumuskan dan dapat merusak segala cita-cita dan
impian.
Bagi
keluarga atau orang tua dampingilah putra-putri Anda pada saat mereka mulai
beranjak dewasa atau remaja, terutama tanamkan pendidikan moral dan nilai-nilai
agama yang kuat bagi mereka.
Bagi
sekolah pengajaran moral dan budi pekerti sangat dibutuhkan bagi remaja.
Pendampingan, ketelatenan dibutuhkan remaja pada saat ini adalah :
Ø
Jadi sekarang perlu adanya bahkan harus ada
pengawasan dari dalam atau internal control.
Ø
Mari kita ambil nilai-nilai positif dari
perkembangan zaman dan tinggalkan dampak atau nilai-nilai negatifnya.
Ø
Perbanyaklah pengetahuan Anda tentang pengaruh
atau dampak globalisasi. Agar Anda tidak salah mengambil manfaat dari
globalisasi.
Ø
Pendidikan merupakan hak yang penting bagi
masyarakat. Dengan pendidikan , seseorang dapat membuka pikiran dan wawasan
yang akan membantunya melakukan perubahan sosial ke arah lebih baik.
Ø
Kita harus siap menerima pengalaman baru dan
keterbukaan terhadap inovasi serta perubahan.
Ø
Kita harus siap membentuk atau mempertahankan
pendapat mengenai berbagai masalah yang menyangkut kepentingan umum, mencari
bukti mengenai sebuah pendapat, mengakui pendapat tersebut, dan menilai
pendapat tersebut sebagai suatu yang positif.
DAFTAR
PUSTAKA
Detik-Detik Sosiologi. 2012. PT. Intan Pariwara.
Drs. Sutomo, M.Pd. MGMP Sosiologi. 2012. Kabupaten
Blitar.
Koswara, E. 1991. Teori-Teori Kepribadian. Bandug :
PT. Eresco.
M.A, Soeslowaindradini. Psikologi Perkembangan (Masa
Remaja). Surabaya : Usaha Nasional.
Soekanto, Soejono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar.
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar