BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semenjak manusia pada jaman purbakala sampai dengan jaman
sekarang, manusia telah mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang
dilewatinya yang telah kita kenal dengan berbagai jaman seperti jaman meolitikum,
neolitikum. Peradaban manusia telah mengalami kemajuan sampai sekarang. Selama
perkembangan itu, manusia menjalani kehidupan bergantung pada pertanian dan
agrikultur. Dengan orientasi kehidupan tersebut, manusia selalu berusaha
menjaga dan melestarikan lingkungannya dengan sebaik-baiknya yang bertujuan
untuk menjaga kelangsungan hidup manusia pula.
Dan pada saatnya, perkembangan manusia telah mengalami jaman
revolusi industri yang menggantungkan kehidupan manusia pada bidang
perindustrian. Dengan orientasi hidup tersebut, dunia agrikultur pun mengalami
kemunduran perlahan-lahan. Nilai-nilai kehidupan manusia pun mengalami
perubahan, terutama dalam interaksi manusia dengan lingkungannya.
Perubahan-perubahan yang terjadi ini menghasilkan dampak baik positif maupun
negatif.
Salah satu dampak revolusi industri yang telah terjadi dan masih
terus berlanjut pada masa sekarang dalam kehidupan dan peradaban manusia adalah
dampaknya bagi lingkungan yang ada di sekitar manusia itu sendiri. Ekspansi
usaha yang dilakukan oleh para pelaku industri seperti pembangunan
pabrik-pabrik dan pembuatan produksi dengan kapasitas besar dengan
mengesampingkan perhatian terhadap dampaknya bagi lingkungan secara perlahan
namun pasti telah mengakibatkan kelalaian yang pada akhirnya akan merugikan
lingkungan tempat tinggal manusia serta manusia dan kehidupannya. Para ahli
lingkungan telah menemukan indikasi adanya dampak yang terbesar bagi lingkungan
dan dunia secara global akibat usaha perindustrian yang dilakukan dan telah berkembang
pesat ini. Dampak negatif ini adalah terjadinya pemanasan di dunia dan sering
disebut sebagai Global Warming.
Namun, masalah Global Warming sebagai masalah lingkungan ini
masih diperdebatkan kebenarannya oleh beberapa pihak yang menganggap Global Warming
adalah alasan yang diciptakan untuk membatasi laju perkembangan perindustrian.
Walaupun masih terdapat perdebatan mengenai kebenaran keadaan Global Warming di
antara para ahli lingkungan tersebut, namun masalah Global Warming ini tidaklah
dapat dipungkiri untuk diteliti dan ditelaah lebih lanjut demi kelangsungan
kehidupan manusia.
Untuk itu, Karya Tulis yang dibuat ini akan memperlihatkan dan
menjelaskan kebenaran mengenai masalah pemanasan Global ini dengan berdasarkan
studi literature dari berbagai sumber yang terpercaya dan kompeten. Pembahasan
dan penjelasan yang dilakukan pun akan ditinjau dari sudut pandang pihak yang
pro dan pihak yang kontra. Dalam Karya Tulis ini pun akan menyajikan
fakta-fakta yang memperkuat keberadaan masalah pemanasan Global ini.
Mungkin ada beberapa dampak positif dari fenomena ini, tapi
yang akan kita bahas hanyalah dampak negatifnya.Secara tidak langsung,
pemanasan global ini berpengaruh pada cuaca yang tidak menentu. Suhurata-rata
permukaan bumi meningkat secara bertahap. Dari naiknya suhu rata-rata
tersebut,tingginya permukaan air laut juga berpengaruh. Pemanasan yang berpusat
di belahan utara bumi,menyebabkan es di kutub utara mencair. Dengan cairnya es
tersebut, debit air laut akan bertambah dan menyebabkan pulau-pulau rendah
akan tenggelam dan hilang. Hasil pertanian pun tidak luput dari pengaruh
pemanasan global. Hujan atau kemarau yang terlalu panjang,menyebabkan sering
terjadi banjir atau kekeringan parah.
Pertumbuhan tanaman akan tergangguyang pada akhirnya juga akan
mengurangi hasil panenan.Dalam laporan Intergovernmental Panel on Climate
Change (IPCC) 2007, dapat dilihat dampak pemanasan global yang akan
terjadi per 1 derajat Celcius kenaikan rata-rata suhu dunia dalamrentang
kenaikan 1-5 derajat Celcius. Berdasarkan data ini, antara 1970 hingga 2004,
diIndonesia telah terjadi kenaikan suhu rata-rata tahunan antara 0,2-1 derajat
Celcius yang dapatmengakibatkan: Penurunan produksi pangan sehingga bisa
meningkatkan risiko bencanakelaparan, peningkatan kerusakan pesisir akibat
banjir dan badai, peningkatan kasus gizi buruk dan diare, serta perubahan
pola distribusi hewan dan serangga sebagai vektor penyakit.Dari segi kesehatan,
para ilmuan memprediksi bahwa lebih banyak orang yang terkena penyakitatau
meninggal karena stress udara panas.
Wabah penyakit yang biasa ditemukan di daerahtropis, seperti
penyakit yang diakibatkan nyamuk dan hewan pembawa penyakit lainnya,
akansemakin meluas karena mereka dapat berpindah ke daerah yang sebelumnya
terlalu dingin bagimereka. Saat ini, 45 persen penduduk dunia tinggal di daerah
di mana mereka dapat tergigit olehnyamuk pembawa parasit malaria. Persentase
itu akan meningkat menjadi 60 persen jikatemperatur meningkat.
Penyakit-penyakit tropis lainnya juga dapat menyebar seperti malaria,demam
berdarah dengue, demam kuning, dan encephalitis. Para ilmuan juga
memprediksimeningkatnya insiden alergi dan penyakit pernafasan karena udara
yang lebih hangat akanmemperbanyak polutan, spora mold dan serbuk sari.
Semenjak penemuan Fourier, Tyndall dan Arrhenius tersebut,
ilmuwan semakin memahami bagaimana gas rumah kaca menyerap radiasi,
memungkinkan membuat perhitungan yang lebih baik untuk menghubungkan
konsentrasi gas rumah kaca dan peningkatan Temperatur. Jika konsentrasi
karbon-dioksida dilipatduakan saja, maka temperatur bisa meningkat sampai 1°C.
Tetapi, atmosfer tidaklah sesederhana model perhitungan
tersebut, kenyataannya peningkatan temperatur bisa lebih dari 1°C karena ada
faktor-faktor seperti, sebut saja, perubahan jumlah awan, pemantulan panas yang
berbeda antara daratan dan lautan, perubahan kandungan uap air di udara,
perubahan permukaan Bumi, baik karena pembukaan lahan, perubahan permukaan,
atau sebab-sebab yang lain, alami maupun karena perbuatan manusia. Bukti-bukti
yang ada menunjukkan, atmosfer yang ada menjadi lebih panas, dengan atmosfer
menyimpan lebih banyak uap air, dan menyimpan lebih banyak panas, memperkuat
pemanasan dari perhitungan standar.
Sejak tahun 2001, studi-studi mengenai dinamika iklim global
menunjukkan bahwa paling tidak, dunia telah mengalami pemanasan lebih dari 3°C
semenjak jaman pra-industri, itu saja jika bisa menekan konsentrasi gas rumah
kaca supaya stabil pada 430 ppm CO2e (ppm = part per million = per
satu juta ekivalen CO2 – yang menyatakan rasio jumlah molekul gas CO2 per satu juta udara
kering). Yang pasti, sejak 1900, maka Bumi telah mengalami pemanasan sebesar
0,7°C.
Lalu, jika memang terjadi pemanasan, sebagaimana disebut; yang
kemudian dikenal sebagai pemanasan global, (atau dalam istilah populer bahasa
Inggris, kita sebut sebagai Global Warming): Apakah merupakan fenomena alam
yang tidak terhindarkan? Atau ada suatu sebab yang signfikan, sehingga menjadi
‘populer’ seperti sekarang ini? Apakah karena Al Gore dengan filmnya “An Inconvenient
Truth” yang mempopulerkan
global warming? Tentunya tidak sesederhana itu.
Perlu kerja-sama internasional untuk bisa mengatakan bahwa
memang manusia-lah yang menjadi penyebab utama terjadinya pemanasan global.
Laporan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) tahun 2007,
menunjukkan bahwa secara rata-rata global aktivitas manusia semenjak 1750
menyebabkan adanya pemanasan. Perubahan kelimpahan gas rumah kaca dan aerosol
akibat radiasi Matahari dan keseluruhan permukaan Bumi mempengaruhi
keseimbangan energi sistem iklim. Dalam besaran yang dinyatakan sebagai Radiative
Forcing sebagai alat ukur apakah iklim global menjadi panas atau dingin (warna
merah menyatakan nilai positif atau menyebabkan menjadi lebih hangat, dan biru
kebalikannya), maka ditemukan bahwa akibat kegiatan manusia-lah (antropogenik)
yang menjadi pendorong utama terjadinya pemanasan global (Gb.1).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah
pemanasan Global selalu memberi dampak buruk?
2. Apakah
pemanasan Global akan meningkatkan frekuensi terjadinya badai?
3. Apakah
penyebab terbesar dari terjadinya Global Warming adalah emisi manusia dari
“efek rumah kaca” (“green house effect”)?
4. Apakah
pemanasan Global akan menyebabkan peningkatan terjadinya banjir, kekeringan,
pertumbuhan hama secara cepat dan peristiwa alam atau cuaca yang ekstrim?
5. Apakah
emisi karbon dioksida yang berasal dari pembakaran fosil merupakan penyebab
terbesar dari perubahan cuaca?
6. Apakah
ada keuntungan potensial yang dapat diakibatkan dari peningkatan temperatur?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apakah
pemanasan Global selalu memberi dampak buruk
2. Mengetahui apakah
pemanasan Global akan meningkatkan frekuensi terjadinya badai
3. Mengetahui apakah penyebab
terbesar dari terjadinya Global Warming adalah emisi manusia dari “efek rumah
kaca” (“green house effect”)
4. Mengetahui apakah
pemanasan Global akan menyebabkan peningkatan terjadinya banjir, kekeringan,
pertumbuhan hama secara cepat dan peristiwa alam atau cuaca yang ekstrim
5. Mengetahui apakah emisi
karbon dioksida yang berasal dari pembakaran fosil merupakan penyebab terbesar
dari perubahan cuaca
6. Mengetahui
ada keuntungan potensial yang dapat diakibatkan dari peningkatan temperatur
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Definisi
1. Pengertian Global Warming
atau Pemanasan Globa
Global Warming secara harfiah diterjemahkan sebagai pemanasan Global.
Terjadinya pemanasan Global di bumi dimulai dari kenyataan bahwa energi panas
yang dipancarkan berasal dari matahari yang masuk ke bumi menciptakan cuaca dan
iklim serta panas pada permukaan bumi secara Global.
2. Pengertian Green House
Effect atau Efek Rumah Kaca
Kondisi yang menyerupai akibat yang ditimbulkan dalam rumah kaca
terjadi pula dalam bumi ini, yaitu terperangkapnya energi dalam permukaan bumi
oleh konsentrasi gas-gas dalam lapisan atmosfir. Pada kenyataannya, pemanasan
Global merupakan peningkatan suhu bumi secara bertahap sebagai akibat dari
peningkatan konsentrasi gas efek rumah kaca dalam lapisan luar atmosfir. Dan
ketika bumi meradiasikan kembali energi yang diterimanya ke luar angkasa,
sebagian dari energi matahari yang masuk ke bumi, terperangkap dalam permukaan
bumi akibat terhalang oleh gas-gas dalam atmosfir seperti uap air dan karbon
dioksida.
3. Pengertian Perubahan Cuaca
Peningkatan konsentrasi gas pada lapisan atmosfir telah
mempercepat perubahan rata-rata cuaca. Sejak abad 19 yang lalu sampai dengan
abad 20, F. Dan°temperatur permukaan bumi telah mengalami peningkatan 0.5 –
1.0 perkiraan peningkatan suhu permukaan bumi rata-rata menurut para ahli
C dalam 50 tahun mendatang°F atau 0.6-2.5 °akan mencapai 1-4.5 tergantung
pada wilayah di bumi.Pembuktiannya terlihat dalam perubahan kondisi nyata yang
terjadi dengan mancairnya salju pada Northern Hampshire dan menurunnya es apung
pada Samudra Arktik.
Secara Global, permukaan laut telah mengalami kenaikan lebih
dari 4-8 inchi pada abad lalu. Penguapan yang terjadi pada dunia telah
meningkat sekitar 1% dan frekuensi terjadinya hujan pun telah meningkat.
Gas-gas ditimbulkan dari berbagai macam kegiatan manusia,
seperti kegiatan dalam perindustrian dan pembakaran, akan terkonsentrasi dalam
atmosfir dan akan menyebabkan terperangkapnya energi matahari yang masuk ke
dalam bumi. Energi yang tidak teradiasi ini sama kondisi dengan yang terjadi
pada rumah kaca, sehingga energi tersebut akan tetap tersimpan dalam permukaan
bumi dan menyebabkan pemanasan Global pada permukaan bumi.
B. Langkah – Langkah Penanganan
Seperti nasi sudah menjadi bubur, begitulah nasib bumi kita ini.
Hanya ada sedikit harapan untuk menghilangkan pemanasan global dan membuat
temperatur dibumi stabil. Caranya adalah dengan menetralisir gas-gas yang telah
kami sebutkan diatas tersebut kembali normal 100%. Dan menurut kami ini adalah
sesuatu yang mustahil.
Jika memang demikian, lalu apa yang dapat kita perbuat? Kita
memang mungkin tidak bisa menetralisir atmosfer seperti sedia kala, tetapi kita
dapat memperlambat akibat pemanasan global yang lebih buruk.
Hal-hal yang dapat kita lakukan antara lain mengurangi
penghasilan gas karbondioksida dengan berbagai cara, yaitu menghemat listrik
sebisa mungkin karena 40% karbon dioksida dihasilkan oleh tenaga listrik ini.
Selain itu kita juga dapat menanam pohon untuk memproduksi O2 yang lebih banyak
dan untuk menyerap CO2, agar kita tidak menambah kacau gas-gas yang ada di
atmosfer. Pemerintah memberi penyuluhan kepada seluruh lapisan masyarakat baik
masyarakat awam maupun masyarakat industri.Agar mereka dapat mengetahui
penyebab pemanasan global,sehingga mereka bisa menaggulanginya dengan dini.
Mengurangi penggunaan Parfum,AC,serta kulkas,karena barang-barang tersebut
menghasilkan gas CFC yang dapat merusak Ozon. Untuk penimbunan
sampah,seharusnya kita membiasakan diri untuk mengunakan sistem daur ulang pada
sampah-sampah non organik.
Sudah saatnya bagi kita, penduduk bumi ini untuk memelihara bumi
dengan baik. Masa industri telah memberi pelajaran bagi kita yang merasakan
akibat pemanasan global sekarang.
C. Solusi Dan Pencegahan
1. Batasi Penggunanaan
kertas
Tanamkan di pikiran
anda kuat-kuat, bahwa setiap anda menggunakan selembar kertas maka anda telah
menebang sebatang pohon. Oleh karena itu gunakan kertas se-efektif mungkin
misalnya dengan mencetak print out bolak-balik pada setiap
kertas. Bila anda nge-print sesuatu yang tidak terlalu penting, gunakanlah
kertas bekas yang dibaliknya masih kosong.
2. Ganti bola lampu
Segera ganti bola
lampu pijar anda dengan lampu neon. Lampu neon ini membutuhkan energi yang
lebih sedikit dibanding lampu pijar. Ingat setiap daya daya listrik
yang anda pakai maka anda turut serta menghabiskan sumber daya energi listrik
yang kebanyakan berbahan bakar fosil. Bahan bakar fosil adalah
bahan bakar tak terbarukan, dan dalam jangka sepuluh tahun ke depan mungkin
bahan bakar jenis ini akan habis.
3. Hindari Screen Saver
Shut down Komputer
anda jika tidak akan digunakan dalam jangka lama, atau jika anda terpaksa
meninggalkan komputer dalam keadaan menyala, matikan screen saver.
Mengaktifkan screen saver akan memakan energi dan mengeluarkan emisi Co2. Jadi
matikan screen saver anda sekarang!
4. Periksa tekanan ban
Setiap anda ingin
bepergian janagn lupa memeriksa tekanan ban kendaraan anda. ban yang kurang
angin akan memperlambat laju kendaraan dan akhirnya akan membutuhkan bahan
bakar yang lebih banyak.
5. Buka jendela lebar-lebar
Di Amerika , sebagian
besar dari 22,7 ton emisi CO2 berasal dari rumah. Kebanyakan emisi atau gas
buang tersebut berasal dari AC, kulkas, kompor gas atau refrigerator.
Unutk meminimalkannya ketika dapat mengatur termostat AC dengan suhu udara di
luar ruangan. Kemudian bukalah jendela lebar-lebar karena sirkulasi udara yang
terjebak dapat mengkonsumsi energi.
6. Gunakan pupuk organik.
Pupuk yang digunakan
kebanyakan petani mengandung unsur nitrogen, yang kemudian berubah
menjadi N2O yang menimbulkan efek GRK (Gas Rumah Kaca) 320 kali
lebih besar dari pada CO2. Jika anda hobi berkebun gunakanlah pupuk organik.
Disamping aman, murah pula.
7. Tanamlah rumpun bambu
Pepohonan memang
terbukti mampu menyerap CO2, tetapi ternyata pohon atau rumpun bambu mampu
menyerap CO2 empat kali lebih banyak dari pohon-pohon lain.
8. Naik kendaraan umum
Saat ini jumlah
kendaraan pribadi sudah teramat banyak dan bikin sumpek. Sector transportasi
menyumbang sampai 14 % emisi gas rumah kaca ke atmosfer, jika
kita menggunakan kendaran umum maka kita mengurangi emisi gas rumah kaca,
karena dalam satu kendaraan umum bisa mengangkut puluhan orang, dan itu sangat
hemat energi. Dibandingkan dengan kendaraan pribadi sperti sedan yang hanya
mengangkut maksimal empat orang.
9. Kurangi makan daging sapi
Betul, kurangi dari
sekarang memakan daging sapi. Selain megandung kalori yang tinggi. Daging sapi
juga menyumbang emisi gas rumah kaca yang cukup signifikan.
Setiap kilogaram daging sapi yang kita makan, setara dengan menyalakan bola
lampu 20 watt selama 20 hari.
10. Jangan pakai kantong plastik
Di beberapa Negara
bagian Amerika, urusan kantong plastik bahkan sampai dibuat undang-undangnya
segala. LSM peduli lingkungan mendorong pemerintah Negara setempat unutk
melarang penggunaan kantong plastic sebagai kantong belanjaan. Plastik ini
memang unsur yang sulit terurai, butuh 1000 tahun untuk mengurainya didalam
tanah.
11. Tanam Pohon
Satu pohon berukuran
agak besar dapat menyerap 6 kg CO2 per tahunnya. Dalam seluruh masa hidupnya,
satu batang pohon dapat menyerap 1 ton CO2. United Nations Environment
Programme (UNEP) melaporkan bahwa pembabatan hutan menyumbang 20% emisi gas
rumah kaca. Seperti kita ketahui, pohon menyerap karbon yang ada dalam
atmosfer. Bila mereka ditebang atau dibakar, karbon yang pernah mereka serap
sebagian besar justru akan dilepaskan kembali ke atmosfer. Maka, pikir seribu
kali sebelum menebang pohon di sekitar Anda. Pembabatan hutan juga berkaitan
dengan peternakan. Tahukah Anda area hutan hujan seukuran 1 lapangan sepak bola
setiap menitnya ditebang untuk lahan merumput ternak? Bila Anda berubah menjadi
seorang vegetarian, Anda dapat menyelamatkan 1 ha pohon per tahunnya.
12. Bepergian yang Ramah Lingkungan
Cobalah untuk berjalan
kaki, menggunakan telekonferensi untuk rapat, atau pergi bersama-sama dalam
satu mobil. Bila memungkinkan, gunakan kendaraan yang menggunakan bahan bakar
alternatif. Setiap 1 liter bahan bakar fosil yang dibakar dalam mesin mobil
menyumbang 2,5 kg CO2. Bila jaraknya dekat dan tidak terburu waktu, anda bisa
memilih kereta api daripada pesawat. Menurut IPCC, bepergian dengan pesawat
menyumbang 3-5% gas rumah kaca.
13. Beli Makanan Organik
Tanah organik menangkap
dan menyimpan CO2 lebih besar dari pertanian konvensional. The Soil Association
menambahkan bahwa produksi secara organik dapat mengurangi 26% CO2 yang
disumbang oleh pertanian.
14. Gunakan Kipas Angin
AC yang menggunakan daya
1.000 Watt menyumbang 650 gr CO2 per jamnya. Karena itu, mungkin Anda bisa
mencoba menggunakan kipas angin.
15. Jemur Pakaian Anda di bawah Sinar Matahari
Bila Anda menggunakan
alat pengering, Anda mengeluarkan 3 kg CO2. Menjemur pakaian secara alami jauh
lebih baik: pakaian Anda lebih awet dan energi yang dipakai tidak menyebabkan
polusi udara.
16. Daur Ulang Sampah Organik
Tempat Pembuangan Sampah
(TPA) menyumbang 3% emisi gas rumah kaca melalui metana yang dilepaskan saat
proses pembusukan sampah. Dengan membuat pupuk kompos dari sampah organik
(misal dari sisa makanan, kertas, daun-daunan) untuk kebun Anda, Anda bisa
membantu mengurangi masalah ini!
17. Pisahkan Sampah Kertas, Plastik, dan Kaleng agar Dapat
Didaur Ulang
Mendaur ulang aluminium dapat menghemat 90% energi yang dibutuhkan untuk memproduksi kaleng aluminium yang baru – menghemat 9 kg CO2 per kilogram aluminium! Untuk 1 kg plastik yang didaur ulang, Anda menghemat 1,5 kg CO2, untuk 1 kg kertas yang didaur ulang, Anda menghemat 900 kg CO2
Mendaur ulang aluminium dapat menghemat 90% energi yang dibutuhkan untuk memproduksi kaleng aluminium yang baru – menghemat 9 kg CO2 per kilogram aluminium! Untuk 1 kg plastik yang didaur ulang, Anda menghemat 1,5 kg CO2, untuk 1 kg kertas yang didaur ulang, Anda menghemat 900 kg CO2
18. Kurangi Belanja
Industri menyumbang 20% gas emisi rumah kaca dunia dan kebanyakan
berasal dari penggunaan bahan bakar fosil. Jenis industri yang membutuhkan
banyak bahan bakar fosil sebagai contohnya besi, baja, bahan-bahan kimia,
pupuk, semen, gelas, keramik, dan kertas. Oleh karena itu, jangan cepat
membuang barang, lalu membeli yang baru. Setiap proses produksi barang
menyumbang CO2.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pemanasan Global telah menjadi permasalahan yang menjadi sorotan
utama manusia. Fenomena ini bukan lain diakibatkan oleh perbuatan manusia
sendiri dan dampaknya diderita oleh manusia itu juga. Untuk mengatasi pemanasan
global diperlukan usaha yang sangat keras karena hampir mustahil untuk
diselesaikan saat ini. Pemanasan global memang sulit diatasi, namun kita bisa
mengurangi efeknya. Penanggulangan hal ini adalah kesadaran kta terhadap
kehidupan bumi di masa depan. Apabila kita telah menanamkan kecintaan terhadap
bumi ini maka pemanasan global hanyalah sejarah kela yang pernah menipa bumi
ini.
B. SARAN
Kehidupan berawal dari kehidupan di bumi ini jauh sebelum
makhluk hidup ada. Maka dari itu untuk menjaga dan melestarikan bumi harus
beberapa dekade kah kita memikirkannya. Sampai pada satu sisi dimana bumi ini
telah tua dan memoho agar kita menjaga serta melestarikannya. Marilah kita
bergotong royong untuk menyelamatkan bumi yang telah emberi kita kehidupan yang
sempurna ini. STOP GLOBAL WARMING!.
Merubah gaya hidup anda dapat dimulai dari rumah tangga. Nathan
Brown, pemerhati lingkungan, menyataka bahwa salah satu cara eradaptasi dengan
pemansan global di rumh adalah mengurangi pengeluaran energi. Mematikan alat
elektronik yang tidak terpakai adalah salah satu cara yang dapat dilakukan.
Mulailah dari hal sederhana seperti mencabut charger Handphone setelah selesai
dipakai, mematikan layar komputer saat tidak dipakai, matikan lampu yang tidak
dipakai,san menyalakan AC hanya jika dibutuhkan.
Cara Lain yang dapat dilakukan adalah menggunakan bola lampu
yang lebih efisien. Jika setiap rumah tangga mengganti salah satu bolah lampu
menngunakan bahan yang lebih cinta lingkungan maka dapat mencegah 90 milliar pn
CO2 Masuk ke atmosfer. Hal ini sama seperti mengurangi 6,3 juta mobil di
jalanan.
Cara selanjutnya yang dapat dilakukan adalah mengurangi
penggunaan plastik. Apa anda pernah membayangkan berapa banyak kantung plastik
yang digunakan oleh manusia setiap harinya? Dan berapa jumlah botol plastik
yang dibuang setiap harinya? Jika anda tidak mengetahui jawabannya, lihatlah
tumpukan sampah yang ada disekitar anda. Anda akan menyadari banyaknya plastik
yang terbuang. Padahal, mendaur ulang plastik membutukan waktu jutaan tahun.
Dan plastik memiliki kandugan yang berbahaya bagi tanah.
Anda dapat mengurangi penggunaan plastik denganberbagai cara.
Membawa botol minuman dalam termos adalah salah satu contohnya. Contohlain
adalah membawa tas belanjaan dari kain ketika belanja ke supermarket atau
pasar. Cara lainnya adalah menghemat pemakaian kertas. Apakah anda tahu jika
bahan dasar pembuatan kertas adalah batang pohon? Ketika membuat kertas
artinya sejumlah pohon harus ditebang. Artinya semakin menipis perediaan
Oksigen yang ada. Oleh karen itu, gunakanah kertas dengan hemat! Jika anda
dapat menngunakan kertas bolak-balik, kenapa tidak dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Global
Warming. (2008). Ditelusuri pada 18 januari, 2008 darihttp://www.wikipedia.com
http://
makalahdanskirpsi.blogspot.com
http://
elfillah.multiply.com/journal/item/6
Brownn.
N (2008). Empat mudah cara untuk membantu mencegah pemanasan Global: mulai
dengan langkah sederhana semua orang bisa ambil.
Sebuah
iklim untuk perubahan (oleh Katharine Hayhoe, Andrew Farley)
Pemanasan Global Fakta untuk Iman Berbaris Keputusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar