BAB
I
PENDAHULUAN
Setiap organisme
merupakan suatu sistem terbuka dan berhubungan dengan lingkungannya melalui
pertukaran energi dan materi secara terus menerus. Aliran energi dan siklus
kimia mempertahankan ekosistem agar tetap hidup, tumbuhan dan autotrof-autotrof
fotosintetik lainnya melakukan tahapan pokok yaitu mentransformasi senyawa
anorganik menjadi sanyawa organik. Namun demikian,autotrof tidak berarti
otonom. Tumbuhan memerlukan cahaya matahari sebagai sumber energi untuk
melakukan fotosintesis. Namun untuk mensintesis bahan organik, tumbuhan juga
memerukan bahan mentah dalam bentuk baban-bahan anorganik seperti seperti
karbon dioksida, air, dan berbagai mineral yang ada sebagai ion anorganik dalam
tanah.
Pengetahuan nutrisi
tanaman telah dihimpun sejak zaman sebelum masehi.Hal ini dapat diketahui dari
penemuan Herodatus pada tahun 2500 SM dilahan pertanian di Mesopotania. Beliau
menemukan fakta bahwa: penanaman satu jenis tanaman secara terus menerus pada
lahan yang sama mengakibatkan kesuburan tanahnya menurun. Tetapi, apabila pada
tanah tersebut diberi pupuk kandang maka kesuburan tanahnya dapat
dipertahankan. Dengan kata lain, organ tanaman yang dipanen menguras
bahan-bahan yang ada didalam tanah sehingga tanpa penambahan bahan tersebut mengakibatkan
makin banyak bahan yang terkuras, akhirnya kesuburan tanah dan hasil tanamannya
makin berkurang.
Berdasarkan fakta ini
tampaknya pada saat tersebut sudah ditemukan indikasi adanya sumber makanan
yang berada didalam tanah yang berguna bagi tanaman.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
UNSUR HARA
1. Pengertian
Unsur hara adalah senyawa kimia yang
digunakan untuk metabolisme atau fisiologi organisme. Unsur hara menyediakan
energi dan yang digunakan sebagai komponen untuk tubuh atau struktur sel. Suatu
unsur hara dikatakan esensial bagi organisme jika zat tersebut tidak dapat
disintesis oleh organisme dan harus dipenuhi dari sumber makanan.
Tanaman memerlukan 16 unsur hara esensial bagi pertumbuhannya dimana 3
unsur yaitu Karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O) disuplai dari air dan
udara. Sementara 13 unsur lain, terdiri dari 6 unsur hara makro meliputi 3
unsur hara makro primer (N, P, dan K) dan 3 unsur hara makro sekunder (Mg, S,
dan Ca) serta 7 unsur hara mikro (Fe, Cl, Cu, Mn, Zn, Mo, dan B). Unsur hara
makro dibutuhkan dalam jumlah besar sedangkan unsur hara mikro dalam jumlah
yang kecil.
Suatu unsur termasuk sebagai hara
esensial jika memenuhi syarat: a) Terlibat langsung dalam fungsi metabolisme
tanaman (involved in plant metabolic functions), b) Tanaman tidak akan
sempurna siklus hidupnya tanpa adanya unsur tersebut (plant cannot complete
its lifecycle without it), dan c) Tidak ada unsur lain yang dapat
menggantikan secara sempurna seluruh fungsi metabolisme yang melibatkan unsur
tersebut (no other element can substitute for all of its metabolic functions).
Berdasarkan sumber penyerapannya dipilahkan
menjadi 2, yaitu:
- Diserap dari Udara adalah C, O, dan S, yaitu berasal dari CO2, O2, dan SO2, Penyerapan N baik dari udara maupun dari tanah diasimilasikan dalam proses reduksi dan aminasi. Nitrogen (N) udara diserap dari N2 bebas lewat bakteri bintil akar dan NH3 di serap lewat stomata tanaman.
- Diserap dari tanah. Penyerapan unsur hara dilakukan oleh akar tanaman dan diambil dari kompleks jerapan tanah ataupun dari larutan tanah berupa kation dan anion. Adapula yang dapat diserap dalam bentuk khelat yaitu ikatan kation logam dengan senyawa organik. Dewasa ini kebanyakan unsur hara mikro diberikan lewat daun.
2. Klasifikasi
Unsur Hara (Arnon dan Stout, 1939), berdasarkan:
a.
Jumlah
yang diperlukan atau terdapat dalam jaringan tanaman
b.
Perannya
dalam kegiatan metabolik
c.
Fungsi
biokimianya 4
d.
Pada
mobilitasnya dalam tanaman
3. Esensialitas
Unsur Hara
Esensialitas Hara
dikemuakan Arnon dan Stout (1939), antara lain: a) Ketiadaan unsur tersebut menyebabkan ketidakmampuan tumbuhan
menyelesaikan siklus hidupnya, yaitu tidak mampu menghasilkan biji yang hidup,
b) Unsur itu merupakan penyusun suatu molekul organik atau bagian tumbuhan,
yang esensial bagi tumbuhan itu sendiri, dan c) Peran unsur hara tidak dapat digantikan
oleh unsur lain.
4. Sejarah
No
|
Tokoh
|
1.
|
Theoprastus (372-287 SM) melaporkan kesuburan tanah
aluvial sungai Tigris dibentuk dari endapan debu yang berasal dari genangan
sungai. Sadar bahwa suatu tanah yang ditanami terus-menerus suatu saat akan menghasilkan
produksi yang tidak lagi memuaskan.
|
2.
|
Xenophon yang hidup antara tahun 434-355 SM melaporkan
bahwa suatu usaha perkebunan akan mengalami kegagalan kalau dalam usaha
pertaniannya itu pupuk kandang sama sekali tidak dilibatkan.
|
3.
|
Varro, penulis pemula mengenai pertanian di zaman
Romawi, melaporkan hal yang sama, tetapi menempatkan kotoran ayam dan burung
lebih subur dibandingkan dengan tinja manusia.
|
4.
|
Cato (234-149 SM) menganjurkan penanaman tanaman sela
acinum pada lahan tanaman anggur yang
rendah kesuburan tanahnya. Beliau juga mengemukakan, bahwa jenis leguminosa
yang terbaik adalah kacang-kacangan, lupina dan vetch (Astragallus).
|
5.
|
Plinneus (62-113 SM) mengemukakan bahwa bahan kapur
sebaiknya ditebar merata di atas permukaan tanah dan perlakuan ini cukup
untuk waktu yang agak lama. Sendawa atau KNO3
telah diutarakan oleh Plinneus sebagai bahan yang berguna untuk
memupuk tanaman.
|
6.
|
Pietro de Crescenzi (1230-1307) menerbitkan buku
mengenai masalah pertanian lokal, dengan judul “Opusruralium commodorum”.
Beliau juga menganjurkan peningkatan jumlah pupuk dari rekomendasi yang sudah
ada ketika itu.
|
7.
|
Palissy dalam tahun 1563 mencatat dengan observasinya,
bahwa kandungan abu tanaman adalah merupakan bahan yang diangkut dari dalam
tanah.
|
8.
|
Di sekitar abad ke XVII Francis Bacon (1561-1624)
berpendapat, bahwa makanan utama tumbuhan adalah air. Beliau percaya, bahwa
tujuan utama tanah adalah agar tumbuh-tumbuhan berdiri tegak sempurna di
atasnya dan melindungi tanah itu dari suhu panas dan dingin, sehingga setiap
tanaman mengambil sejumlah zat yang unik dari dalam tanah, digunakan untuk
makanannya.
|
9.
|
Selama periode yang sama, Jan Baptiste van Helmont yang
hidup antara tahun 1577-1644M, seorang ahli fisika dan kimia bangsa Belanda,
melaporkan hasil percobaannya yang dipercayainya telah membuktikan, bahwa
airlah hara yang digunakan tanaman untuk
pertumbuhannya.
|
10.
|
Pekerjaan Van Helmont ini diulang kembali oleh Robert
Boyle (1627-1691) dari Inggris. Beliau menandaskan, bahwa tumbuh-tumbuhan itu
mengandung sejumlah garam-garam, spiritus, minyak yang semuanya terbentuk
dari molekul air.
|
11.
|
Pada waktu yang bersamaan Glauber (1604-1668), seorang
ahli kimia berbangsa Jerman berpendapat, bahwa sendawa atau kalium nitratlah
yang bertanggung jawab sebagai penyusun utama vegetasi dan bukan air.
Pendapat ini disokong oleh John Mayow (1643-1679), seorang ahli kimia
berbangsa Inggris.
|
12.
|
John Woodward seorang Inggris mencoba pekerjaan yang
pernah dilakukan oleh Boyle dan Van Helmont. Beliau menemukan, bahwa
pertumbuhan spearmint itu sebanding dengan jumlah zat tidak murni yang
terdapat di dalam air dan menyimpulkan bahan terrestrial atau bahan tanah
adalah penyusun utama vegetasi di samping air sendiri.
|
13.
|
Menjelang akhir abad ke XVIII perlu dicatat seorang
ahli pertanian bangsa Inggris Arthur Young (1741-1820). Kebanyakan
tulisan-tulisan yang disiarkan pada abad ke XVII dan XVIII merefleksikan
gagasan, bahwa tetumbuhan itu dibangun oleh satu zat (substance) saja. Pada
umumnya selama periode ini peneliti-peneliti itu menitik beratkan risetnya
terhadap apa sebenarnya yang menyusun tanaman dan dari mana asalnya.
|
14.
|
Barulah menjelang penutupan abad ke XVIII, Francis Home
mengemukakan, bahwa bukan satu seperti air tanah, zat berasal dari udara,
garam-garam dan minyak.
|
15.
|
Penemuan oksigen oleh Priestly di sekitar tahun 1775
merupakan kunci pembuka rahasia dari sejumlah pertanyaan yang menyelubungi
“Mystery of plant life”.
|
16.
|
Jan Ingenhousz (1730-1799) menunjukkan, bahwa
penjernihan udara terjadi jika adanya cahaya, tetapi dalam ruangan gelap,
udara tidak dapat dijernihkan.
|
17.
|
Bersamaan dengan penemuan ini statemen Jean Senebier
(1742-1809) berbangsa Swiss yang berpendapat, bahwa peningkatan berat pohon
willow dari percobaan Van Helmont disebabkan oleh pengaruh udara.
|
18.
|
Penemuan di atas merangsang jalan pikiran Theodore de
Saussure. Dari hasil penelitiannya, de Saussure mendemonstrasikan bahwa tanaman mengabsorpsi oksigen dan membebaskan CO2 tema sentral respirasi. De Saussure
menyimpulkan, bahwa tanah hanya menyediakan fraksi kecil dari unsur hara yang
diperlukan tanaman.
|
19.
|
Sir Humphrey Davy yang menerbitkan buku “The elements
of Agricultural Chemistry” tahun 1813 mengemukakan, kendatipun beberapa
tetumbuhan dapat menerima karbon dari udara, namun porsi utama dari unsur ini
diabsorpsi tumbuhan melalui akar.
|
20.
|
Jeam Baptise Boussingault (1802 -1882), seorang ahli
peneliti dari Perancis. Beliau mencatat keseimbangan hara yang memperlihatkan
berapa banyak macam unsur hara tanaman yang berasal dari air hujan, tanah dan
udara, kemudian menganalisiskan komposisi tanamannya pada tingkat pertumbuhan
tertentu. Boussingault disebut oleh banyak orang sebagai “Bapak Percobaan
Lapangan”.
|
21.
|
Ahli kimia bangsa Jerman Justus von Liebig (1803-1873)
di dalam seminar diringkaskan sebagai berikut: a. hampir seluruh karbon di dalam
tetumbuhan berasal dari CO2 udara, b. hidrogen dan oksigen berasal dari air,
c. logam alkali diperlukan untuk menetralisir asam-asam yang dibentuk
tumbuh-tumbuhan sebagai hasil aktifitas metabolisme, d. fosfat dibutuhkan
untuk pembentukan biji, dan e. tetumbuhan
mengabsorpsi semuanya yang diperlukannya tanpa diskriminasi dari dalam tanah,
sebaliknya mengekskresikan melalui akarnya sejumlah bahan yang termasuk non
esensial. Kemudian beliau mengembangkan Hukum Minimum (The Law of the
Minimum), yang mengemukakan bahwa pertumbuhan tanaman dibatasi oleh unsur
hara tanaman yang terdapat dalam jumlah yang sangat rendah, sedangkan faktor
lainnya berada dalam keadaan cukup. Konsep ini mendominir jalan pikiran
peneliti-peneliti pertanian selama waktu yang lama dan hingga kini. Beliau
dianggap merupakan Bapak Kimia Pertanian.
|
22.
|
Berbarengan dengan penemuan Liebig itu, di Inggris oleh
J.B. Lawes dan J.H. Gilbert dibangun pula pada tahun 1843 Stasiun Percobaan
di Rothamsted. Dua belas tahun setelah stasiun percobaan itu didirikan mereka
menyiarkan hasil-hasil penelitiannya sebagai berikut: a.
tanaman memerlukan juga kalium di samping fosfor, b.
tetanaman non-leguminosa memerlukan suplai nitrogen, tanpa unsur ini
pertumbuhan tanaman tidak akan terjadi. Jumlah nitrogen-amonia yang berasal
dari atmosfir tidaklah cukup untuk menutupi kebutuhan tanaman, c.
kesuburan tanah dapat dijaga selama beberapa tahun dengan pemberian
pupuk kimia, dan d. pengaruh pemberaan adalah menguntungkan
dipandang dari segi berlangsungnya
peningkatan ketersediaan N di dalam tanah.
|
23.
|
Dalam tahun 1879 para ahli bakteri bangsa Perancis
Theodore Schloessing dan Alfred Muntz mencatat, bahwa produk nitrat itu dapat
dihentikan dengan penambahan khloroform dan pembentukan nitrat itu akan terulang
kembali jika ditambahkan air limbah yang segar. Mereka menyimpulkan bahwa
bakterilah yang bertanggung jawab melaksanakan proses ini.
|
24.
|
Hasil penelitian ini diaplikasikan oleh Robert
Warrington di Inggris. Beliau memperlihatkan bahwa nitrifikasi dapat
dihentikan dengan penambahan karbon disulfid dan khloroform dan prosesnya
akan terulang kembali jika ditambahkan sejumlah tanah yang tidak steril.
|
25.
|
Tugas ini akhirnya dipecahkan oleh S. Winogradsky yang
dapat mengisolasi bakteri-bakteri itu dengan menggunakan “silica gel plate”,
tidak dengan bahan yang biasa dipakai
yakni medium agar, oleh karena organisme tersebut bersifat autotrof dan
memperoleh karbon yang diperlukannya dari atmosfer.
|
B.
INTERAKSI UNSUR HARA DAN TANAMAN
Sifat yang khas pada tanaman adalah pertumbuhannya. Pertumbuhan tanaman
adalah suatu proses yang kompleks. Secara sederhana pertumbuhan tanaman dapat
didefinisikan sebagai ”suatu proses vital
yang menyebabkan suatu perubahan yang tetap pada setiap tanaman atau bagiannya
dipandang dari sudut ukuran, bentuk, berat dan volumenya”. Pertumbuhan
tanaman setidaknya menyangkut beberapa fase/proses diantaranya :
a. Fase pembentukan sel
b.
Fase
perpanjangan dan pembesaran sel
c. Fase diferensiasi sel
Beberapa faktor
pertumbuhan yang cukup mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman adalah :
a. Persediaan
makanan/unsur hara. Ketersediaan
makanan/unsur hara dari kandungan alamiah tanah setempat atau hasil pemupukkan,
sebagai salah satu bahan baku untuk pertumbuhan tanaman mutlak diperlukan.
b.
Ketersediaan air. Air merupakan syarat untuk dapat terjadinya semua
kegiatan metabolisme (proses) tanaman.
c.
Cahaya matahari. Cahaya matahari sangat diperlukan sebagian sumber energi
untuk melakukan prose fotosintesis bagi tanaman.
d.
Suhu udara. Suhu mempengaruhi kandungan air pada tubuh tanaman. Secara umum kisaran
suhu untuk dapat terjadinya proses pertumbuhan antara 4˚C hingga 45˚C dan suhu
optimumnya antara 28 ˚C hingga 33˚C.
e.
Oksigen.
Oksigen dibutuhkan untuk proses respirasi guna menghasilkan energi untuk proses
pertumbuhan.
f. Hormon
pertumbuhan. Hormon tumbuhan
adalah senyawa-senyawa dalam jumlah yang kecil yang turut mengatur proses
pertumbuhan.
C.
SUMBER UNSUR HARA DI ALAM
a.
Bahan Organik. Sebagian besar
unsur hara terkandung didalam bahan organik. Sebagian dapat digunakan langsung
oleh tanaman, sebagian lagi tersimpan untuk jangka waktu yang lebih lama. Bahan
organik harus terdekomposisi (pelapukan) terlebih dahulu sebelum tersedia bagi
tanaman.
b.
Mineral Alami. Setiap jenis
batuan mineral yang membentuk tanah mengandung bermacam-macam unsur hara.
Mineral alami ini berubah menjadi unsur hara yang tersedia bagi tanaman setelah
mengalami penghancuran oleh cuaca.
c.
Unsur Hara Yang Terjerap Atau Terikat. Unsur hara ini
terikat dipermukaan atau diantara lapisan koloid tanah dan sebagai sumber utama
dari unsur hara yang dapat diataur oleh manusia. Unsur hara ini biasanya tidak
dapat digunakan oleh tanaman, karena pH-nya terlalu ekstrem atau terdapat
ketidak seimbangan jumlah unsure ahara . Lewat pengaturan pH tanah, unsure hara
ini dapat diubah menjai unsur hara yang tersedia bagi tanaman.
d.
Pemberian Pupuk Kimia. Secara tidak
langsung pemberian pupuk kimia merupakan penambahan unsur hara kedalam tanah
yang nantinya akan siap digunakan oleh tanaman untuk proses pertumbuhan dan
perkembangannya.
D.
MEDIA TUMBUH TANAMAN
Media tanam adalah media yang digunakan untuk menumbuhkan tanaman/bahan tanaman, tempat akar atau bakal akar akan tumbuh dan berkembang. Disamping itu media tanam juga digunakan tanaman sebagai tempat berpegangnya akar, agar tajuk tanaman dapat tegak kokoh berdiri di atas media tersebut dan sebagai sarana untuk menghidupi tanaman. Tanaman mendapatkan makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangannya dengan cara menyerap unsur unsur hara yang terkandung di dalam media tanam.
1. Jenis
Media Tumbuh
Media tanam yang paling umum digunakan adalah tanah. Namun dalam tulisan
ini akan kami fokuskan pada media tanam tanpa tanah. Hal ini kami lakukan
dengan pertimbangan sebagai berikut : Pemanfaatan media tanpa tanah dimasa yang
akan datang mempunyai prospek yang bagus. Hal ini tidak saja
akibat tuntutan sosial dari kebersihan lingkungan, namun juga dari aspek
teknis dan ekonomis. Media tumbuh tanpa tanah mempunyai banyak keuntungan
dibandingkan media tanah yaitu kualitasnya tidak bervariasi, bobot lebih
ringan, tidak mengandung inokulum penyakit, dan lebih bersih (Hessayon, 1989).
Berbagai
produk media tumbuh tanpa tanah yang tersedia di pasar umumnya merupakan produk
impor. Sedangkan banyak bahan-bahan yang terdapat di alam Indonesia dapat
dimanfaatkan sebagai media tumbuh tanaman hias, antara lain kompos daun bambu,
kompos pinus, kompos tandan kosong kelapa sawit, serutan kayu, sekam padi,
bagas tebu, serbuk sabut kelapa dan zeolit.
Dengan
demikian penggunaan bahan bahan tersebut akan lebih ekonomis dibandingkan
produk impor karena ada di Indonesia dan harganya relatif murah. Kemudahan
didapat dan harga yang murah biasanya berhubungan erat. Jika bahan mudah
didapat atau banyak tersedia di sekitar lokasi, biasanya harganya murah.
Sebaliknya jika bahan tersebut sulit didapatkan, maka harganya akan mahal.
Dengan bahan media yang murah, biaya produksi yang diperlukan akan
rendah, sehingga harga jual produk tanaman dapat lebih murah, berarti produsen
tidak membebani konsumen terlalu berat dan konsumen akan terangsang untuk
membeli.
Berdasarkan hal-hal tersebut maka apabila media
tanpa tanah dikembangkan secara industri maka mempunyai prospek yang
menjanjikan sebab semua produk tanaman hias apabila akan diekspor salah satu
persyaratannya adalah harus bebas tanah. Tanah sama sekali ditolak karena
mereka khawatir membawa hama (Syariefa, 2002). Selain kebersihan tanaman
dan penampilan yang sempurna, tanaman harus bebas tanah, hama dan penyakit.
Pada skala kecil masih memungkinkan penggunaan tanah sebagai bahan campuran
media, namun pada skala besar , masalah yang timbul adalah berkaitan dengan
kerusakan lingkungan.
Perlu dipertimbangkan juga bahwa berbagai produk di pasar pertanian
Indonesia kebanyakan merupakan produk impor seperti perlite,
vermiculite, rockwool, styrofoem beads, dll. Oleh karena dirancang untuk
kondisi bukan tropis, kebanyakan dari media tersebut tidak sesuai untuk jenis
tanaman di Indonesia ditinjau dari segi teknis dan/atau ekonomis. Harga, ketersediaan,
mudah penanganannya, mempunyai aerasi dan drainase baik mempengaruhi pemilihan
media tumbuh. Di samping itu media harus memenuhi beberapa persyaratan antara
lain mempunyai pH tanah yang stabil (5 - 6), tidak lekas melapuk dan tidak
bersifat racun bagi tanaman, tidak menjadi sumber penyakit, mampu mengikat air
dan zat-zat hara dengan baik (Conover, 1981).
2. Persyaratan
Media Tumbuh
Menurut Poole dan Joiner (1981) pemilihan komponen campuran media harus
dilakukan dengan mempertimbangkan tiga faktor, yaitu sifat fisik, sifat kimia
dan faktor ekonomi. Sehubungan dengan sifat fisik dan kimianya, yang
terpenting adalah media tanam tersebut dapat menyediakan kondisi yang ideal
bagi pertumbuhan tanaman, yaitu mempunyai aerasi yang baik, kapasitas memegang
air yang tinggi dan dapat menyediakan hara yang cukup bagi pertumbuhan tanaman.
E.
STRUKTUR KIMIA, PERANAN & DEFISIENSI UNSUR HARA
1.
Jenis, Bentuk, dan Konsentrasi Unsur Hara (Bucher &
Kossmann, 2007)
Jenis
Unsur
Hara
|
Terserap Dalam
Bentuk
|
Konsentrasi Berat Kering
Pada Tanaman
|
Peranan Umum
|
Makro
|
|
|
|
Karbon
|
CO2
|
∼ 44%
|
Komponen senyawa organik
|
Oksigen
|
H2O atau O2
|
∼ 44%
|
Komponen senyawa organik
|
Hidrogen
|
H2O
|
∼ 6%
|
Komponen senyawa organik
|
Nitrogen
|
NO3− atau NH4+
|
1 - 4%
|
Asam amino, protein, nukleotida, asam nukleat, klorofil
dan koenzim
|
Posfor
|
H2PO4− atau HPO42−
|
0,1 - 0,8%
|
Pembentukan 'energi tinggi' senyawa fosfat (ATP dan
ADP). Asam nukleat. Fosforilasi gula. Beberapa enzim penting. Fosfolipid.
|
Belerang
|
SO42−
|
0,05 - 1%
|
Beberapa asam amino dan protein. Koenzim A Sulfolipids.
|
Kalium
|
K+
|
0,5 - 6%
|
Enzim, asam amino dan sintesis protein. Penggerak
berbagai enzim. Pembukaan dan penutupan stomata
|
Kalsium
|
Ca2+
|
0,2 - 3,5%
|
Kalsium dari dinding sel. Enzim kofaktor. Permeabilitas
sel.
|
Magnesium
|
Mg2+
|
0,1 - 0,8%
|
Bagian dari molekul klorofil. Koenzim A.
|
Mikro
|
|
|
|
Besi
|
Fe2+ atau Fe3+
|
25 - 300 ppm
|
Sintesis klorofil, sitokrom dan nitrogenase
|
Khlor
|
Cl−
|
100 - 10.000 ppm
|
Osmosis dan keseimbangan ion; mungkin penting dalam
reaksi fotosintesis (produksi O2)
|
Tembaga
|
Cu2−
|
4 - 30 ppm
|
Penggerak enzim tertentu
|
Mangan
|
Mn2−
|
15 - 800 ppm
|
Penggerak enzim tertentu
|
Seng
|
Zn2+
|
15 - 100 ppm
|
Penggerak enzim tertentu
|
Molibdenum
|
MoO42−
|
0,1 - 5,0 ppm
|
Fiksasi Nitrogen. Pengurangan Nitrat
|
Boron
|
BO3− atau B4O72−
|
5 - 75 ppm
|
Pemanfaatan dan Pengaruh Ca2+. Fungsi
dinding sel yang tidak diketahui stabilitasnya.
|
2. Fungsi
Biokimia Unsur Hara (Mengel & Kirkby, 1987)
Mineral
|
Fungsi
|
Grup 1
|
Nutrisi yang menjadi bagian senyawa karbon
|
N
|
Penyusun
asam amino, amida, protein, asam nukleat, nukleotida, koenzim, heksoamine,
dll
|
S
|
Penyusun
sistem, sistin, metionin, dan protein. Komponen asam lipoik, ko-enzim A,
tiamin pirofosfat, glutation, biotin, adenosin-5”-fosfo-sulfat, dan
3-fosfoadenosine
|
Grup 2
|
Nutrisi yang penting sbg penyimpan energi dan kesatuan struktur
|
P
|
Komponen
gula fosfat, asam nukleat, nukleotida, ko-enzim, fosfolipid, asam fitat dsb.
Memiliki peran kunci dalam reaksi yang melibatkan ATP
|
Si
|
Terdeposisi
sebagai amorphous silika dalam dinding sel. Berperan sebagai penguat mekanis
dinding sel, termasuk kekuatan dan kelenturan
|
B
|
Membentuk
kompleks dengan manitol, manan, asam polimanuronat, dan senyawa lain penyusun
dinding sel, berperan dalam pemanjangan sel dan metabolisme asam nukleat
|
Grup 3
|
Nutrisi yang tetap berada dalam
bentuk ion
|
K
|
Sebagai ko-faktor lebih dari
40 enzim. Kation utama dalam memelihara turgor sel dan menjaga
netralitas-muatan ionik dalam sel. Juga berperan dalam pembukaan stomata.
|
Ca
|
Komponen lamela tengah dari
dinding sel. Sebagai kofaktor beberapa enzim yang terkait dengan hidrolisis
ATP dan fosfolipid. Bertindak sebagai second messenger dalam pengaturan
metabolik
|
Mg
|
Bagian dari molekul klorofil.
Diperlukan oleh berbagai enzim terkait dengan transfer fosfat.
|
Cl
|
Diperlukan dalam reakti
terang fotosintesis (fotolisis)
|
Mn
|
Aktivitas enzim
dehidrogenase, dekarboksilase, kinase, oksidase, dan peroksidase. Berperan
serta dalam enzim yang diaktivasi kation dan fotolisis
|
Na
|
Berperan dalam regenerasi
fosfoenolpiruvat pada tanaman C4 dan CAM. Kadang dapat menjadi pengganti
potasium (K).
|
Grup 4
|
Hara yang terkait dengan reaksi reduksi-oksidasi (redoks)
|
Fe
|
Menjadi
bagian sitokrom dan nonheme Fe protein terkait dengan fotosintesis, fiksasi
gas N2, dan respirasi
|
Zn
|
Bagian
enzim alkohol dehidrogenase, glutamat dehidrogenase, karbonik anhidrase dll
|
Cu
|
Bagian
dari asam askorbat oksidase, tirosinase, monoamin oksidase, uricase, sitokrom
oksidase, fenolase, laccase, dan plastosianin
|
Ni
|
Menjadi
bagian urease. Pada bakteri penambat N2, menjadi bagian dari hidrogenase
|
Mo
|
Bagian
enzim nitrogenase, nitrat reduktase, xanthine dehidrogenase
|
3. Defisiensi
Unsur Hara
Jenis
|
Gejala Defisiensi
|
Nitrogen (N)
|
Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil, mula-mula daun menguning dan
mengering lalu daun akan rontok dimana daun yang menguning diawali dari daun
bagian bawah, lalu disusul daun bagian atas. Di dalam tubuh tanaman nitrogen
bersifat dinamis sehingga jika terjadi kekurangan nitrogen pada bagian pucuk
nitrogen yang tersimpan pada daun tua akan dipindahkan ke organ yang lebih
muda, dengan demikian pada daun-daun yang lebih tua gejala kekurangan
nitrogen akan terlihat lebih awal.
|
Fosfor (P2O5)
|
Pertumbuhan terhambat atau kerdil dan daun menjadi hijau tua, tanaman
tidak menghasilkan bunga dan buah, jika sudah terlanjur berbuah ukuranya
kecil, jelek dan cepat matang.
|
Kalium (K2O)
|
Pertumbuhan terhambat, batang kurang kuat dan mudah patah,
biji buah menjadi kisut, daun mengerut/kriting timbul bercak-bercak merah
coklat lalu kering dan mati. Batang dan daun menjadi lemas/ rebah, daun
berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun
menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.
|
Sulfur (SO4)
|
Kekurangan sulfur pada tanaman mirip
dengan gejala kekurangan nitrogen. Misalnya daun muda berwarna hijau muda
hingga kuning merata, tanaman kurus dan kerdil atau perkembangannya sangat
lambat.
|
Besi (Fe)
|
Menyebabkan terhambatnya pembentukan klorofil dan akhirnya juga
penyusunan protein menjadi tidak sempurna Defisiensi Fe menyebabkan kenaikan
kadar asam amino pada daun dan penurunan jumlah ribosom secara drastis.
Penurunan kadar pigmen dan protein dapat disebabkan oleh kekurangan Fe dan
Juga akan mengakibatkan pengurangan aktivitas semua enzim.
|
Mangan (Mn)
|
Pada tanaman berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip
kekahatan Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua, pada
serealia bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis
pada bagian tengah dan pangkal daun muda, split seed pada tanaman lupin.
|
Seng (Zn)
|
Tanaman kerdil, ruas-ruas batang memendek, daun mengecil dan mengumpul
(resetting) dan klorosis pada daun-daun muda dan intermedier serta adanya
nekrosis.
|
Tembaga (Cu)
|
Pembungaan dan pembuahan terganggu, warna daun muda kuning dan kerdil,
daun-daun lemah, layu dan pucuk mongering serta batang dan tangkai daun
lemah.
|
Molibden (Mo)
|
Menghambat pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan mati dan
pembentukan bunga terlambat. Gejala defisiensi Mo dimulai dari daun tengah
dan daun bawah. Daun menjadi kering kelayuan, tepi daun menggulung dan
daun umumnya sempit. Bila defisiensi berat, maka lamina hanya terbentuk
sedikit sehingga kelihatan tulang-tulang daun lebih dominan.
|
Boron (B)
|
Pertumbuhan terhambat pada jaringan meristematik (pucuk akar), mati pucuk
(die back), mobilitas rendah, buah yang sedang berkembang sngat rentan, mudah
terserang penyakit.
|
Klor (Cl)
|
Pola percabangan akar abnormal, gejala wilting (daun lemah dan layu),
warna keemasan (bronzing) pada daun, pada tanaman kol daun berbentuk mangkuk.
|
F.
METABOLISME UNSUR HARA
1. Metabolisme
Nitrogen
Metabolisme nitrogen mencakup jalur-jalur sirkulasi (turnover) dan ekskresi
nitrogen dalam organisme maupun proses-proses biologis daur nitrogen di alam:
a. Daur urea, jalur penting ekskresi nitrogen dalam bentuk
urea.
b.
Fiksasi
nitrogen biologis
c.
Asimilasi
nitrogen
d.
Nitrifikasi
e. Denitrifikasi
Bentuk atau komponen N diatmosfir dapat berbentuk ammonia (NH3), molekul
nitrogen (N2), dinitritoksida (N2O), nitrogenoksida (NO), nitrogendioksida (NO2),
asamnitrit (HNO2), asamnitrat (HNO3), basa amino (R3-N) dan lain- lain.
Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan hydrogen atau oksigen dengan bantuan
kilat/petir(elektrisasi)
2. Metabolisme
Unsur Hara Lainnya
a.
Siklus Fosfor
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik(pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa
fosfat anorganik(pada air dan tanah). Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan
yang mati diuraikan oleh dekomposer(pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat
anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap
disedimen laut. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat
anorganik terlarut di air tanah dan laut.
b.
Siklus Karbon dan Oksigen
Merupakan siklus biogeokimia yang terbesar, Ada 3 hal yang terjadi pada
karbon: a) Tinggal dalam tubuh, b) Respirasi oleh hewan, c) Sampah / sisa 45%
digunakan untuk pertumbuhan, 45% untuk respirasi, dan 10% untuk DOC, dan d)
Karbon masuk ke perairan melalui proses difusi.
3. Simbiosis
a. Simbiosis
mutualisme adalah kerjasama
antar mahluk hidup yang saling menguntungkan. Contohnya adalah azetobacter dan
kacang-kacangan serta Azolla anabaena
untuk mengikat N dari atmosfir.
b.
Simbiosis parasitisme adalah kerjasama yang menguntungkan satu pihak dan
merugikan pihak lain. Contohnya adalah jeruk dan benalu.
c. Simbiosis
komensalisme adalah hubungan
antara mahluk hidup yang menguntungkan satu pihak dan tidak merugikan pihak
lain. Contohnya adalah anggrek yang menggantung pada pohon.
G.
SIFAT MEMBRAN SEL
1. Struktur
Membran Sel
A. Sitoplasma
Sitoplasma adalah bagian dari sel yang tertutup dalam membran sel. Didalam
sitoplasma terdapat organ-organ sel berikut ini :
A. Mitokondria
B.
Plastida
C.
Vakuola
D.
Ribosom
E. Retikulum endoplasma, dibedakan menjadi 3 bagian :
a. Retikulum
Endoplasma Kasar
b. Retikulum
Endoplasma Halus
F. Badan Golgi
G. Lisosom
Sitoplasma
dapat dibedakan menjadi 3 bagian :
1. Plasmolema
2. Polioplasma
3. Tonoplas
B. Sitoskeleton
Sitoskeleton adalah sebagian protein yang berada dalam sitosol berbentuk
benang-benang halus disebut filament-filament ini teranyam membentuk suatu
jala-jala atau rangka.
C. Mikrobula
Molekul Tubulin sampai saat ini hanya berhasil dijumpai pada sel-sel
eukariotik. Mikrotubula memiliki kutub positif yaitu kutub yang pertumbuhannya
cepat dan kutub yang pertumbuhannya lambat.
Dalam
mikrotubula terdapat dua kelompok, yaitu
:1. Mikrotubula stabil2. Mikrotubula labil
D. Mikrofilamen
Mikrofilamen tersusun dari elemen fibrosa dengan diameter 60 Angstrom
terdiri dari protein aktin dan juga mikrofilamen myosin dan tropomosin yang
banyak terdapat di sel otot. Pada bagian ini kita akan fokuskan pembahasan pada
filament aktin. Aktin adalah merupakan protein terbanyak yang terdapat dalam
sel eukariotik hampir 5% dari seluruh protein sel.
E. Filamen
Intermedia
Filamen Intermedia bersifat liat, filament intermedia diklarifikasikan
berdasarkan urutan asam amino penyusunnya
2. Proses
Difusi Unsur Hara
Akar-akar tanaman yang terus tumbuh akan terus memanjang menuju
tempat-tempat yang lebih jauh di dalam tanah sehingga menemukan unsur-unsur
hara dalam larutan tanah di tempat-tempat tersebut. Memanjangnya akar-akar
tanaman berarti memperpendek jarak yang harus ditempuh unsur-unsur hara untuk
mendekati akar tanaman melalui aliran massa ataupun difusi. Aliran massa
merupakan mekanisme penyediaan unsur hara yang paling utama untuk kebanyakan
unsur hara seperti N (98,8 %), Ca (71,4 %), S (95,0 %), Mo (95,2 %). Untuk
unsurunsur hara P dan K penyediaan unsur hara lebih banyak dilakukan melalui
proses difusi yaitu 90,9 % untuk P dan 77,7 % untuk K.
Penyediaan unsur hara melalui intersepsi akar yang terpenting adalah untuk
unsur Ca yang mencapai 28,6 % sedang untuk unsur-unsur lainnya hanya berkisar
dari 1,2- 5,0%; Besarnya proses difusi (suatu proses yang berjalan lambat)
untuk unsur P dan K disebabkan karena kedua unsur tersebut dari suatu bentuk
mineral di dalam tanah yang kelarutannya rendah. Unsur-unsur hara yang telah
tersedia di sekitar perakaran tanaman tersebut selanjutnya melalui suatu proses
dapat diserap ke dalam akar tanaman. Proses penyerapan unsur hara ke dalam akar
tanaman bukan seperti “hewan minum air” di mana segala unsur yang di dalamnya
ikut terbawa, tetapi melalui proses yang khas.
Dalam proses ini ada dua hal yang perlu diketahui yaitu: a) Diperlukan
energi metabolik, dan b) Proses penyerapan unsur hara merupakan proses yang
selektif (memilih unsur tertentu). Energi metabolik didapat dari pernapasan
akar tanaman, sehingga penyerapan unsur hara berkurang bila pernapasan
berkurang. Dalam proses seleksi ternyata tanaman mempunyai kemampuan memilih
unsur – unsur tertentu untuk diserapnya. Akar-akar tanaman yang paling aktif
adalah dekat ujung akar yang baru terbentuk atau rambut-rambut akar, di mana
kegiatan respirasi (pernapasan) adalah yang terbesar. Sel-sel yang menyusun
akar tanaman di bagian luar terdiri dari dinding sel yang tidak aktif yang
bersinggungan langsung dengan tanah sedang bagian dalam terdiri dari
protoplasma yang aktif yang dikelilingi oleh suatu membran.
Seleksi terhadap unsur-unsur yang diserap tanaman dilakukan oleh membran
ini melalui suatu proses yang masih belum diketahui dengan pasti. Proses ini
diperkirakan berlangsung melalui suatu carrier (pembawa) yang bersenyawa dengan
ion (unsur) terpilih untuk masuk ke dalam protoplasma dengan menembus membran
sel. Bila akar tanaman menyerap unsur hara dalam bentuk kation, maka dari akar
akan dikeluarkan kation H+ dalam jumlah yang setara. Bila yang diserap akar
adalah anion, maka akar akan mengeluarkan HCO3- dengan jumlah yang setara pula.
H.
MEKANISME PENYERAPAN HARA
Unsur hara dalam tanah dapat diserap (absorpsi) oleh tanaman, syaratnya
adalah unsur hara tsb harus terdapat pada permukaan akar. Penyerapan unsur hara
melalui 3 cara, yaitu: (1) intersepsi akar, (2) aliran masa (mass flow), dan
(3) difusi.
a.
Intersepsi Akar
Akar tanaman
tumbuh memasuki ruangan-ruangan pori tanah yang ditempati unsur hara, sehingga
antara akar dan unsur hara terjadi kontak yang sangat dekat (kontak langsung),
yang selanjutnya terjadi proses pertukaran ion. Ion-ion yang terdapat pada
permukaan akar bertukaran dengan ion-ion pada permukaan komplek jerapan tanah.
Jadi absorpsi unsur hara (ion) langsung dari permukaan padatan partikel tanah.
Jumlah unsur hara yang dapat diserap melalui cara intersepsi akar dipengaruhi
oleh sistim perakaran dan konsentrasi unsur hara dalam daerah perakaran. Hampir
semua unsur hara dapat diserap melalui intersepsi akar, terutama Ca, Mg, Mn,
dan Zn.
b.
Aliran Masa
Air mengalir
ke arah akar atau melalui akar itu sendiri. Sebagian lagi mengalir dari daerah
sekitarnya akibat transpirasi maupun perbedaan potensial air dalam tanah.
Gerakan air ini dapat secara horinsontal maupun vertical. Air tanah yang
mengalir ini mengandung ion unsur hara. Jadi unsur hara mendekati permukaan
akar tanaman karena terbawa oleh gerakan air tsb atau disebut aliran masa, yang
selanjutnya diserap tanaman. Penyerapan melalui aliran masaa dipengaruhi oleh:
(1) konsentrasi unsur hara dalam larutan tanah, (2) jumlah air yang
ditanspirasikan (3) volume air efektif yang mengalir karena perbedaan potensial
dan berkontak dengan akar. Aliran masa dapat menjadi kontribusi utama untuk
unsur Ca, Mg, Zn, Cu, B, Fe. Unsur K juga dapat diserap melalui aliran masa,
meskipun tidak terlalu besar.
c. Difusi
Proses penyerapan berlangsung akibat adanya perbedaan tegangan antara tanaman dan tanah karena perbedaan konsentrasi unsur hara. Faktor yang mempengaruhi difusi adalah konsentrasi unsur hara pada titik tertentu, jarak antara permukaan akar dengan titik tertentu, kadar air tanah, volume akar tanaman. Pada tanah bertekstur halus difusi akan berlangsung lebih cepat daripada tanah yang bertekstur kasar. Difusi meningkat jika konsentrasi hara di permukaan akar rendah/menurun atau konsentrasi hara di larutan tanah tinggi/meningkat. Unsur P dan K diserap tanaman terutama melalui difusi.
Proses penyerapan berlangsung akibat adanya perbedaan tegangan antara tanaman dan tanah karena perbedaan konsentrasi unsur hara. Faktor yang mempengaruhi difusi adalah konsentrasi unsur hara pada titik tertentu, jarak antara permukaan akar dengan titik tertentu, kadar air tanah, volume akar tanaman. Pada tanah bertekstur halus difusi akan berlangsung lebih cepat daripada tanah yang bertekstur kasar. Difusi meningkat jika konsentrasi hara di permukaan akar rendah/menurun atau konsentrasi hara di larutan tanah tinggi/meningkat. Unsur P dan K diserap tanaman terutama melalui difusi.
I.
PENGANGKUTAN UNSUR HARA
1. Translokasi
Aktif
Transportasi aktif
adalah transportasi melalui membran yang dapat terjadi dengan adanya bantuan
energi. Transportasi ini melibatkan protein khusus pada membran sel yang
disebut permiase. Kecepatan pengangkutan nutrien pada proses ini lebih cepat
dari pada difusi dan osmosis. Pengangkutan terjadi dari tempat yang konsentrasi
nutriennya lebih rendah ke tempat yang konsentrasi nutriennya lebih tinggi.
2. Translokasi
Pasif
Peristiwa transport pasif disebut juga penyerapan pasif. Peristiwa ini
terjadi pada permukaan dinding atau membrane sel. Transpor pasif dapat terjadi
melalui difusi,osmosis maupun aliran massa (akibat transpirasi) dimana
prosesnya tidakmembutuhkan energi metabolic. Materi yang diserap berupa ion
mineral (kation+ atau anion-).
J. MEKANISME
GERAK UNSUR HARA
Aliran massa (massflow) dan
diffusi merupakan dua proses yang menyebarkan bahan terlarut dalam profil tanah
seperti pupuk dan pestisida. Kata difusi berarti suatu penyebaran yang
disebabkan oleh pergerakan panas secara acak, sebagai gerak Brown dari partikel
koloid. Dalam hal ini perpindahan terjadi oleh adanya perbedaan konsentrasi
larutan pada dua tempat yang berjarak tertentu dimana pergerakan terjadi dari
konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang rendah. Aliran massa atau aliran
konveksi berbeda dengan difusi kerena pergerakannya terjadi oleh adanya perpindahan
air atau gas.
Proses aliran massa dan difusi terjadi oleh sifat-sifat fisika yang berbeda
dan arah geraknya berbeda. Aliran massa suatu zat dalam larutan tanah akan
bergerak dari daerah yang berair ke daerah yang kering. Sedangkan difusi justru
berlawanan, yaitu dari daerah yang berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
(daerah yang banyak air). Walaupun prosesnya berbeda tetapi di dalam tanah
berlangsung secara simultan atau bersama-sama.
Kedua proses pergerakan, baik difusi maupun aliran massa, sangat penting
dalam memindahkan unsur hara dari suatu tempat ke dekat permukaan akar, agar
dapat diserap oleh akar tanaman. Hal ini terjadi bagi unsur hara P, K, Ca, Mg,
S dan sebagainya; tetapi bagi unsur hara N, terutama NO3- , justru pergerakan
tersebut bukan saja berperan memindahkan ke dekat akar tetapi dalam
pengangkutan yang menjauhi akar atau biasa dikenal sebagai tercuci/terlindi.
Oleh karena NO3- dalam tanah sangat dibutuhkan oleh tanaman, maka usaha
peningkatan efisiensi pemakaiannya perlu ditingkatkan. Salah satu caranya
adalah dengan mempelajari pergerakannya ke akar tanaman dan pergerakan yang
menjauhi akar (pelindian). Dengan demikian kajian atas gerakan difusi dan
aliran massa di dalam tanah merupakan suatu hal yang penting bagi pemupukan.
Pergerakan Hara Dalam Tanah
Berbagai komponen tanah bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya melalui
proses aliran massa dan difusi. Selain kedua proses tersebut perpindahan
komponen tanah dapat juga terjadi melalui proses pergerakan mekanik. Proses yang
terakhir merupakan ciri khas tanah-tanah yang mempunyai sifat Self Mulching.
Difusi
Proses difusi menghasilkan gerak termal bebas dari suatu ion, atom,
molekul. Suatu komponen yang tidak bermuatan akan bergerak dari larutan yang
berkonsentrasi tinggi ke larutan yang berkonsentrasi lebih rendah. Laju
perubahan dari konsentrasi larutan, tergantung dari perbedaan Konsentrasi awal
dari dua volume larutan atau jarak dari keduanya. Selain itu laju difusi juga
ditentukan oleh temperatur larutan.
Difusi dalam Bentuk Gas
Komposisi gas dalam tanah berubah menurut ruang dan waktu, sebagai akibat
dari hasil respirasi perakaran tanaman, mikroorganisme dan fauna tanah. Oksigen
dikonsumsi sedangkan karbondioksida dilepaskan, beberapa gas lain seperti
methan, ethylen dan nitrous oksida menyebabkan perubahan konsentrasi gas dalam
tanah. Difusi gas terjadi apabila terdapat perbedaan konsentrasi gas antara
tanah dan atmosfir di atas permukaan tanah, dan juga terjadi dalam tanah karena
perbedaan setempat dalam pemakaian dan pelepasan gas. Kegiatan respirasi dalam
tanah menyebabkan konsentrasi CO2 lebih tinggi dan 02 lebih rendah dalam tanah
dibandingkan dengan udara di atasnya. Fluks CO2 dari perubahan tanah bervariasi
dari 1,5 gim2/hari di musim dingin sampai lebih dari 25 g/m2/hari untuk daerah
tropik.
Difusi dalam Bentuk Larutan
Apabila pupuk, pestisida dan benda terlarut lainnya ditambahkan dalam tanah
maka akan tercipta konsentrasi larutan yang tinggi yang semakin lama akan
menurun karena adanya difusi. Gradien konsentrasi juga terbentuk karena adanya
pengambilan hara oleh akar dan mikroorganisme tanah yang menyebabkan adanya
gerakan secara difusi.
Dalam beberapa hal, koefisien difusi dalam larutan murni dianggap konstan
dan sarana untuk semua ion. Sebaliknya koefisien difusi dalam tanah (Ds)
biasanya lebih kecil dibandingkan koefisien difusi dalam larutan mumi (D1).
Koefisien difusi dalam tanah berbeda antar ion dan menurut sifat-sifat tanah.
Tiga sifat tanah yang mempengaruhi koefisien difusi; 1) Kandungan air tanah, 2)
Saluran difusi yang berliku-liku, dan 3) Proporsi ion terdifusi dalam larutan.
Pada umumnya
difusi berada dalam larutan dan jarak lintas yang harus dilalui dalam tanah
adalah proposional dengan areal dalam tanah yang ditempati larutan.
Permukaan Partikel Tanah
Permukaan Partikel Tanah
Mobilitas ion tertukar pada permukaan liat murni terutama dipengaruhi
pengembangan lapisan liat dan ketebalan air di antara lembar alumino-silikat.
Anion yang secara spesifik diikat permukaan liat atau oksida mempunyai
mobilitas permukaan yang dapat diabaikan karena terikat secara kovalen.
Sementara itu adsorbsi anion non-spesifik pada muatan positif liat, dapat lebih
mobil. Hal ini mempengaruhi koefisien difusi tetapi dapat diabaikan.
Aliran Massa
Aliran massa dalam tanah disebut juga konveksi, meliputi pergerakan dalam
fase larutan maupun gas. Hujan dan air irigasi bergerak dalam tanah dengan
membawa nitrat atau ion lain yang terlarut. Evapotranspirasi tanaman
mempengaruhi gerakan air bersama partikel yang terlarut.
K.
INTERAKSI UNSUR HARA DAN CENDAWAN
Mikoriza adalah kelompok fungi yang bersimbiosis dengan tumbuhan tingkat
tinggi (tracheophyta) khususnya pada sistem perakaran. Terdapat juga fungi yang bersimbiosis dengan fungi lainnya, tetapi
sebutan mikoriza biasanya adalah untuk mereka yang menginfeksi akar. Mikoriza
memerlukan akar tumbuhan untuk melengkapi daur hidupnya. Sebaliknya, beberapa
tumbuhan bahkan ada yang tergantung pertumbuhannya dengan mikoriza.
Mikoriza berasal
dari kata Miko (mykes = cendawan) dan riza yang berarti akar tanaman. Struktur
yang terbentuk dari asosiasi ini tersusun secara beraturan dan memperlihatkan
spektrum yang sangat luas baik dalam hal tanaman inang, jenis cendawan maupun
penyebarannya. Nahamara (1993) dalam Subiksa (2002) mengatakan bahwa mikoriza
adalah suatu struktur yang khas yang mencerminkan adanya interaksi fungsional
yang saling menguntungkan antara suatu tumbuhan tertentu dengan satu atau lebih
galur mikobion dalam ruang dan waktu.
Beberapa jenis
tumbuhan tidak tumbuh atau terhambat pertumbuhannya tanpa kehadiran mikoriza di
akarnya. Sebagai misalnya, semaian pinus biasanya gagal
tumbuh setelah pemindahan apabila tidak terbentuk jaringan mikoriza di sekitar
akarnya. Hanya sedikit kelompok tumbuhan yang tidak menjadi simbion, seperti
dari Brassicaceae,
Commelinaceae,
Juncaceae,
Proteaceae,
Capparaceae,
Cyperaceae,
Polygonaceae,
Resedaceae,
Urticaceae,
dan Caryophyllales.
Mikoriza dapat
diinokulasi secara buatan. Namun demikian, inokulasi mikoriza komersial
memerlukan bantuan mikoriza lokal, misalnya dengan menambahkan tanah dari
tempat asal tumbuhan. Mikoriza dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan cara
menginfeksinya, yaitu ektomikoriza dan endomikoriza.
1. Endo
Mikoriza
Endomikoriza
menginfeksi bagian dalam akar di dalam dan di antara sel-sel ujung akar (root
tip). Hifa masuk ke dalam sel atau mengisi ruang-ruang antarsel. Jenis mikoriza
ini banyak ditemukan pada tumbuhan semusim yang merupakan komoditi pertanian
penting, seperti kacang-kacangan, padi, jagung, beberapa jenis sayuran dan tanaman hias. Infeksi ini
tidak menyebabkan perubahan morfologi akar, tetapi mengubah penampilan sel dan jaringan akar. Berdasarkan tipe infeksinya,
dikenal tiga kelompok endomikoriza: ericaceous (Ericales dengan sejumlah Ascomycota), orchidaceous (Orchidaceae dengan sekelompok Basidiomycota), dan vesikular
arbuskular (sejumlah tumbuhan berpembuluh dengan Endogonales, membentuk struktur vesikula
(gelembung) dan arbuskula dalam korteks akar) disingkat MVA.
2. Ekto
Mikoriza
Ektomikoriza
menginfeksi permukaan luar tanaman dan di antara sel-sel ujung akar. Akibat
serangannya, terlihat jalinan miselia berwarna putih pada bagian rambut-rambut akar, dikenal sebagai hartig net. Serangan
ini dapat menyebabkan perubahan morfologi akar. Akar-akar memendek, membengkak,
bercabang dikotom, dan dapat membentuk pigmen. Infektivitas tergantung isolat dan kultivar tumbuhan inang. Tumbuhan inangnya
biasanya tumbuhan tahunan atau pohon. Beberapa di antaranya merupakan
komoditi kehutanan dan pertanian seperti sengon, jati, serta beberapa tanaman buah seperti mangga, rambutan, dan jeruk. Selain itu pohon-pohon anggota Betulaceae, Fagaceae, dan Pinaceae juga menjadi inangnya. Pada umumnya
ektomikoriza termasuk dalam Basidiomycota.
3.
Mikoriza Vesikular-Arbuskular
- MVA dan ektomikoriza berguna bagi pertanian dan kehutanan. Ektomokoriza dapat ditumbuhkan secara aksenik di laboratorium sehingga mudah dikembangkan. MVA sulit ditumbuhkan secara aksenik (media buatan) sehingga MVA dianggap merupakan simbion obligat (wajib).
- Vesikula berbentuk butiran-butiran di dalam sitoplasma yang mengandung lipid dan menjadi alat reproduksi vegetatif mikoriza, khususnya bila sel pecah akibat rusaknya korteks akar. Arbuskula berwujud kumpulan hifa yang menembus plasmalema dan membantu transportasi hara di dalam sel tumbuhan. Pembentukan vesikula dan arbuskula dalam sel menunjukkan bahwa simbiosis telah terjadi dengan sempurna dan tanaman sudah dapat menikmati hasil kerja sama dengan mikoriza berupa meningkatnya ketersediaan unsur hara yang diserap dari dalam tanah.
- MVA banyak membawa keuntungan bagi tumbuhan simbionnya. Ia memperbaiki hasil tumbuhan dan mengurangi masukan pupuk pada tanaman pertanian. Ini terjadi karena MVA meningkatkan ketersediaan beberapa hara di tanah yang diperlukan tanaman, terutama fosfat. Peningkatan penyerapan fosfat diiringi dengan peningkatan penyerapan hara lain, seperti nitrogen (N), seng (Zn), tembaga (Cu), dan belerang (S). Selain itu, MVA memperluas ruang tanah yang dapat dijangkau oleh tanaman inang. Jeruk, umpamanya, dikenal responsif terhadap inokulasi MVA.
- Inokulasi ini dapat mengarah pada menurunnya penggunaan pupuk P. Selain meningkatkan ketersediaan hara, MVA meningkatkan toleransi tumbuhan terhadap kurangnya pasokan air. Luasnya jaringan hifa di tanah membantu akar menyerap air. MVA mempengaruhi ketahanan tumbuhan inang terhadap serangan penyakit. MVA, tergantung jenisnya, dapat mengurangi pengaruh serangan jamur patogen. Demikian pula, juga dapat mengurangi serangan nematoda. Sebaliknya, tumbuhan yang terinfeksi MVA menurun ketahanannya terhadap serangan virus.
- Pengaruh MVA lain adalah dukungannya terhadap simbiosis antara bakteri bintil akar dan polong-polongan, produksi giberelin oleh Gibberella mosseae, mempengaruhi sintesis fitohormon tertentu, dan memperbaiki struktur agregasi tanah. Pertumbuhan Mikoriza sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti: a) Suhu, b) Kadar air tanah, c) pH tanah, d) Bahan organik, e) Cahaya dan ketersediaan hara, d) Logam berat dan unsur lain, dan e) Fungisida.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dapat
didimpulkan bahwa:Nutrisi tumbuhan dikategorikan menjadi 2 kelompok, yaitu :
1. Makronutrien.
Makronutrien adalah elemen-elemen yang
dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah banyak, yaitu nitrogen (N), kalsium (Ca),
kalium (K), sulfur (S), magnesium (Mg), dan fosfor (P).
2. Mikronutrien
Mikronutrien adalah elemen-elemen yang
dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah sedikit, seperti besi (Fe), boron (B), mangan
(Mn), seng (Zn), tembaga(Cu), klor (Cl), dan molybdenum (Mo). Baik makronutrien
dan mikronutrien diperoleh akar tumbuhan melalui tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, 2010. Unsur-unsur hara tanaman. Diakses dari http://www.tha.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=95:unsur-unsur-hara-tanaman&catid=47:
Anonima, 2011. Unsur Hara yang
diperlukan tanaman. Diakses dari http://www.kebonkembang.com/serba-serbi-rubrik-44/146.
Anonimb, 2011. Mikoriza. Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Mikoriza pada hari rabu, 26 januari 2011.
Dwijoseputro, D. (1980). Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta:
Gramedia.
La an, 2007. Mikoriza. Diakses dari http://mbojo.wordpress.com/2007/03/16/mikoriza/ pada hari kamis, 27 januari 2011.
Master.W, 2009. Unsur hara tanaman. Diakses dari http://kapurpertanian.com/index.php/Ilmu-kesuburan-tanah/Unsur-hara-tanaman.html pada hari rabu, 26 januari 2011.
Maspary, 2010. Sumber Unsur Hara Yang digunakan
Tanaman. Diakses dari http://www.gerbangpertanian.com/2010/04/sumber-unsur-hara-yang-di-gunakan.html pada tanggal 27 Januari 2011.