BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah.
Pendidikan bagi
anak adalah tanggung jawab bersama antara lembaga-lembaga pendidikan, yaitu
keluarga, sekolah, masyarakat dan juga pemerintah. Karena lembaga-lembaga
pendidikan tersebut mempunyai hubungan timbal balik yang merupakan satu sistem
dalam mencapai tujuan pendidikan, oleh karena itu keberhasilan pendidikan bagi
anak itu bukan hanya dibebankan kepada lembaga pendidikan sekolah saja, akan
tetapi merupakan tanggung jawab bersama antara lembaga-lembaga pendidikan
tersebut.
Seperti keluarga merupakan satu kesatuan yang paling
kecil di masyarakat, dan di dalam lingkungan keluarga inilah anak mengenal
lingkungan sekitar dan pendidikan dari orang tua, karena keluargalah yang
pertama sebagai peletak dasar pendidikan bagi anaknya. Menurut Prof. Dr. Zahara
Idris, MA, bahwa “sekolah hanyalah membantu kelanjutan pendidikan dalam
keluarga, sebab pendidikan yang utama dan pertama diperoleh anak ialah dalam keluarga”.[1]
|
Sekolah
bersama-sama dengan orang tua mendidik anak-anaknya, yaitu di rumah
anak mendapatkan pendidikan sesuai dengan
ke-mampuan keluarganya dan kemudian disekolah anak mendapatkan
pendidikan sesuai dengan jenjang yang ditempuhnya. Menurut Drs. A. Muri Yusuf,
bahwa peran dan fungsi sekolah bagi siswanya adalah :
Peran dan fungsi sekolah yang
pertama-tama ialah membantu keluarga dalam mendidik anak-anaknya di sekolah.
Sekolah, guru dan tenaga pen-didik lainnya melalui wewenang hukum yang
dimilikinya melalui tugas yang kedua, yaitu memberikan pengetahuan, ketrampilan
dan nilai sikap secaa lengkap yang sesuai pula dengan apa yang dibutuhkan oleh
anak-anak dari keluarga yangberbeda. [2]
Pada dasarnya, proses
pendidikan dapat terjadi dalam banyak situasi sosial yang menjadi ruang lingkup
kehidupan manusia. Secara garis besar proses pendidikan dapat terjadi dalam
tiga lingkungan pendidikan yang terkenal dengan sebutan : Tri Logi Pendidikan,
yaitu Pendidikan di dalam Keluarga ( Pendidikan Informal ), Pendidikan di dalam
Sekolah ( Pendidikan Formal ), dan Pendidikan di dalam Masyarakat (Pendidikan Non Formal).
Pendidikan di dalam keluarga
merupakan pendidikan kodrati. Apalagi setelah anak lahir, pengenalan diantara
orang tua dan anak-anaknya yang diliputi rasa cinta kasih, ketentraman dan
kedamaian. Anak-anak akan berkembang kearah kedewasaan dengan wajar di dalam lingkungan keluarga
segala sikap dan tingkah laku kedua orang tuanya sangat berpengaruh terhadap
perkembangan anak, karena ayah dan ibu merupakan pendidik dalam kehidupan yang
nyata dan pertama sehingga sikap dan tingkah laku orang tua akan diamati oleh
anak baik disengaja maupun tidak disengaja sebagai pengalaman bagi anak yang
akan mempengaruhi pendidikan selanjutnya.
Perhatian yang diberikan
orang tua akan sangat berpengaruh dalam keberhasilan belajar anak. Perhatian
dan bimbingan orang tua di rumah akan mempengaruhi kesiapan belajar siswa,
baik belajar di rumah maupun di
sekolah. Perhatian orang tua sangat
diperlukan sebagai penguatan dalam proses
pembelajaran. Perhatian ini bisa berujud materi dan non materi.
Perhatian yang berujud materi bisa berupa
pemberian uang saku, sarana belajar misalnya perlengkapan sekolah,
penyediaan ruang khusus untuk belajar,
pemberian hadiah jika anak
berprestasi, dan mengikutsertakan anak
untuk mengikuti bimbingan
belajar. Adapun bentuk perhatian non materi misalnya dengan pendampingan anak belajar, pemberlakuan jam belajar anak dirumah, dan menanyakan anak tentang kegiatan belajar disekolah.
Perhatian-perhatian seperti tersebut diatas akan sangat berkesan pada anak
sehingga semangat anak berprestasi lebih tinggi. Apalagi terkait dengan pelajaran matematika
yang penerapannya lekat dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pembiasaan, anak
akan berlatih hingga secara tidak langsung ini akan membantu meningkatkan
prestasi.
Orang tua yang bijaksana adalah orang tua yang berusaha hadir
bersama anak-anaknya, orang tua yang tidak mau tau kemajuan belajar anaknya,
kesulitan yang dialami anak dalam kegiatan belajarnya, dapat menyebabkan anak
tidak berhasil dalam belajarnya. Mereka yang terus berusaha mengikuti
perkembangan pribadi anak-anak. Mereka yang selalu mempunyai hati dan kasih
sayang dan berusaha memahami dan mengerti pergolakan yang sedang di alami oleh
anak-anaknya. Mereka yang sungguh bisa dan berusaha hadir dikala anak-anaknya
membutuhkan dukungan, bimbingan dan
pendampingan dalam belajarnya.
Memberikan pendampingan atau perhatian yang lebih pada pola
belajar anak merupakan solusi yang harus diperhatikan dengan serius oleh orang
tua demi perkembangan pikiran dan inteligensi yang optimal dari sang anak.
Bahkan Allah SWT memerintahkan untuk menjaga dengan baik anak-anaknya. Firman
Allah dalam Surat Al-Anfal : 28, menyebutkan :
‘’ Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai
cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. [3]
Berdasarkan arti di atas,
sangat jelas bahwa anak merupakan titipan dan logikanya titipan haruslah di
jaga dengan baik, dengan cara memberikan pendidikan yang layak bagi anak,
memberikan perhatian yang lebih pada kegiatan belajar anak dan mencukupi
kebutuhannya.
Selain itu harus difahami bahwa sekolah secara
berjenjang dan bertahap mempunyai peran dan fungsi dalam memberikan pendidikan
kepada anak selaku siswa. Akan tetapi peran sekolah tersebut sangat terbatas
oleh waktu dan tata tertib yang ada. Hal inilah yang masih banyak belum
dimengerti oleh orang tua, sehingga orang tua beranggapan bahwa sekolah kurang
berhasil dalam melaksanakan tugasnya. Anggapan ini disebabkan oleh kurangnya
minat belajar siswa, padahal menurunnya minat belajar siswa tersebut bukan
semata-mata dikarenakan oleh faktor guru atau sekolah, akan tetapi dipengaruhi
oleh keadaan lingkungan masyarakat dan
siswanya itu sendiri. Seperti keadaan lingkungan masyarakat yang dapat
mempengaruhi minat belajar siswa adalah situasi dan kondisi keluarga, keadaan
masyarakat di sekitarnya itu sendiri.
Minat adalah
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan di
dalam pendidikan. Menurut Drs. Slameto, minat adalah “sesuatu rasa lebih suka
dan rasa keterikatan pada sesuatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri
dengan sesuatu di luar diri.Semakin kuat atau dekat hubungan
tersebut semakin besar minat”. [4] Berdasarkan dari
pengertian di atas, minat adalah suatu keinginan dan kecenderungan jiwa
se-seorang terhadap sesuatu baik itu berupa benda atau aktivitas yang sesuai
dengan kebutuhannya, sehingga dari rasa itu timbul keinginan untuk mempelajari
dan memilikinya.
Dengan demikian
apabila di dalam proses belajar mengajar di
sekolah, siswa mendapatkan bantuan dari berbagai lingkungan yang ada disekitar
ke-hidupannya dimana siswa tinggal, maka minat akan timbul di dalam dirinya.
Akan tetapi sebaliknya apabila lingkungan keluarga dan sekolah tidak pernah
memperhatikannya, maka tidak ada keinginan yang timbul dalam diri siswa
untuk belajar. Untuk itu keluarga dan sekolah harus
mampu menumbuhkan minat siswa
untuk belajar di sekolah terutama dari lingkungan masyarakat disekitarnya. Hal
ini dikarena minat siswa dapat timbul karena adanya pengaruh dari keluarganya, baik yang berupa motivasi, keadaan sarana
prasaran maupun segala sesuatu yang dapat menarik perhatian dan minatnya.
Berdasarkan dari hal itulah penulis merasa terpanggil untuk
mengadakan penelitian tentang intensitas perhatian orang
tua dan
minat belajar siswa di SD Negeri Nuisa Tunggal dalam bentuk karya ilmiah.
Bertitik tolak dari permasalahan-permasalahan di atas, maka dalam penelitian
ini mengambil judul “HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS
PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA DI SD NEGERI NUSA
TUNGGAL KECAMATAN BELITANG III KABUPATEN OKU TIMUR.”
B.
Identifikasi Masalah
1.
Kurangnya perhatian orang tua dalam
mengontrol waktu belajar anak
2.
Tidak adanya komunikasi yang terjalin dengan baik antara
pihak sekolah dengan orang tua guna
meningkatkan prestasi dengan menumbuhkan minat belajar pada diri siswa yang
dimulai dari tiap keluarga.
3.
Banyak siswa-siswi SD Negeri Nusa Tunggal kelihatan pada waktu
belajar malas-malasan atau kurang semangat.
C. Rumusan
Masalah.
Berdasarkan dari latar belakang dan batasan
masalah tersebut, maka dalam penelitian ini penulis dapat merumuskan
permasalahan-permasalahan adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah intensitas perhatian orang
tua siswa di SD Negeri Nusa Tunggal Kecamatan Belitang III
Kabupaten OKU Timur ?
2.
Bagaimanakah minat belajar siswa di SD
Negeri Nusa
Tunggal Kecamatan Belitang III
Kabupaten OKU Timur?
3.
Bagaimanakah hubungan antara intensitas
perhatian orang tua terhadap minat belajar siswa di SD Negeri Nusa Tunggal Kecamatan Belitang III Kabupaten OKU Timur ?
D. Batasan
Masalah.
Agar di dalam pembahasan ini sejalan
dengan judul penelitian serta lebih jelas dan terarah untuk mencapai tujuan penelitian,
maka dalam penelitian ini penulis membatasi
pada pengkajian :
1.
Intensitas perhatian yang dimaksud
adalah tingkat perhatian orang tua terhadap prestasi yang diperoleh siswa
dilihat dari proses belajar siswa sehari-hari
2.
Minat
belajar yang akan penulis kaji adalah minat siswa dalam melaksanakan
tugas belajar dirumah dan
mengikuti pelajaran-pelajaran yang diberikan oleh guru di dalam proses belajar
mengajar di sekolah.
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yang ingin
penulis capai adalah :
a.
Untuk mengetahui bagaimanakah
intensitas perhatian orang tua terhadap minat belajar siswa di SD Negeri Nusa Tunggal Kecamatan Belitang III Kabupaten OKU Timur.
b.
Untuk mengetahui
bagaimanakah minat belajar siswa di SD Negeri Nusa Tunggal Kecamatan Belitang III Kabupaten
OKU Timur.
c.
Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara intensitas perhatian orang tua terhadap minat belajar siswa di SD Negeri Nusa Tunggal Kecamatan Belitang III Kabupaten OKU Timur.
2. Kegunaan Penelitian.
Adapun kegunaan
dari penelitian yang penulis lakukan adalah :
a. Secara Teoritis
1. Sebagai bahan
informasi ilmiah bagi para orang tua khususnya yang ada ditempat tinggal siswa
di SD Negeri Nusa Tunggal
tentang hubungan antara intensitas perhatian orang
tua terhadap
minat belajar siswa di SD Negeri Nusa Tunggal
b. Secara Praktis
1. Bagi sekolah, dapat digunakan sebagai
skala perbandingan, serta acuan dalam usaha meningkatkan kualitas pembelajaran
siswa yang berkenaan dengan tingkat perhatian orang tua terhadap minat belajar
anak sehingga mampu meningkatkan semangat belajar anak serta meningkatkan
prestasi di sekolah.
2. Bagi peneliti, Untuk melatih berfikir secara kritis dan logis (ilmiah)
bagi penulis dalam mencari jalan pemecahan permasalahan tentang hubungan
antara intensitas
perhatian orang tua terhadap minat belajar siswa
3. menjadikan
pengalaman yang berharga baik pengalaman baru yang penulis dapatkan dari mulai
proses pengerjaan skripsi maupun pengalaman yang akan penulis pergunakan dalam
langkah selanjutnya kelak.
4. Bagi pembaca, hendaknya memberikan
manfaat baik teori-teori yang terkandung dalam penelitian ini maupun hasil dari
penelitian ini untuk dijadikan acuan.
F. Sistematika Pembahasan
Rencana penelitian ini terdiri dari
lima bab, yaitu
BAB I. PENDAHULUAN, bab ini menguraikan tentang
latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan
BAB
II. LANDASAN TEORI, KERANGKA TEORI, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS, bab ini
menguraikan tentang deskripsi teori-teori variabel Y dan variabel X, penelitian
yang relevan, kerangka teori, dan pengajuan hipotesis.
BAB
III. METODOLOGI PENELITIAN, bab ini menguraikan tentang tempat dan waktu
penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen
penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan hipotesis statistic
BAB II
LANDASAN TEORI ,
KERANGKA TEORI, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A.
Deskripsi Teori
1.
Perhatian Orang Tua
a.
Pengertian perhatian
orang Tua
Perhatian adalah “kosentrasi (pemusatan) seluruh
aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan obyek”. [5] Apabila
seseorang sedang memperhatikan sesuatu benda, disini seluruh aktivitas
seseorang dikosentrasikan kepada benda tersebut. Tetapi disamping itu seseorang
juga dapat memperhatikan banyak obyek sekaligus dalam suatu waktu, jadi
mencakup beberapa obyek.
Sedangkan menurut Sumardi Suryabrata “Perhatian
adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan”. [6]
|
Dalam pengertian disini termasuk pula harus
memberikan perhatian kepada anak-anak.
Perhatian Orang Tua sangat dibutuhkan oleh anak agar
anak dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan anak merasa aman serta ada
control dalam melaksanakan setiap kegiatan.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
perhatian orang tua adalah perhatian
atau minat, hal perbuatan dan sebagainya untuk memperhatikan atau memandang
dengan sungguh-sungguh yang dilakukan oleh orang tua dalam hal ini Ibu dan
Bapak kepada anaknya agar anaknya dapat berkembang dan tumbuh secara wajar.
b.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perhatian Orang Tua
Orang
tua adalah sosok teladan yang akan diidentifikasi dan diinternalisasi menjadi
peran dan sikap oleh anak, maka salah satu tugas utama orang tua adalah
mendidik keturunannya, dengan kata lain dalam relasi antara anak dan orang tua
itu secara kodrati tercakup unsur pendidikan pengembangan kepribadian anak dan
mendewasakannya. Karena itu orang tua merupakan pendidik paling pertama dan
paling utama bagi anak-anaknya
Berbagai
sikap orang tua yang berbeda-beda seperti tidak mengindahkan kegiatan belajar
anak, acuh-tak acuh, memanjakan anak, dan memaksakan kehendak pada anak
merupakan sikap yang menghasilkan kemajuan yang tidak baik bagi anak. Sikap
tidak mengindahkan dan acuh tak acuh mengenai perhatian pada anak mengakibatkan
ia menjadi malas belajar karena mereka merasa kurang bahkan tidak diperdulikan,
sehingga “kebutuhan belajar anak diperhatikan dan dipenuhi meskipun dalam bentuk
dan jenis yang sederhana” [8]. Sedangkan sikap memanjakan dan
memaksakan kehendak merupakan sikap yang berlebihan sehingga dapat membuat anak
menjadi manja, marah bahkan sampai melawan jika diminta untuk belajar karena
sikapyang dilakukan orang tua tersebut terlalu berlebihan.
Pengertian yang disertai dengan bimbingan-bimbingan yang bermanfaat dan
terarah serta bila perlu memberikan hukuman dengan tujuan untuk memajukan
belajar anak. Dimana salah satunya kegiatan belajar anak di rumah. Misalnya
anak dibiasakan belajar ada atau tidak ada pekerjaan rumah yang diberikan oleh
guru di sekolah. Pada saat mengerjakan, orang tua mengajari anak dan jika anak
tidak mau belajar sesuai dengan aturan yang berlaku maka anak diberi hukuman
seperti jumlah uang saku dikurangi tetapi hukuman dilakukan tanpa adanya
kekerasan baik fisik maupun mental.
Keluarga
merupakan institusi sosial yang terkecil di masyarakat, serta “lembaga informal
yang diakui keberadaannya dalam dunia pendidikan”[9].
Keluarga merupakan hal yang berkaitan langsung dengan suami istri anak-anak
mereka yang belum menikah yang tinggal bersama dalam satu rumah, diisi bentuk
dan coraknya sesuai dengan bagaimana keinginan orang tua (keluarga) melalui
pengasuhan, perawatan, pengawasan dan pembentukan kepribadian.
2.
Minat Belajar
a.
Pengertian minat belajar
Untuk dapat melihat keberhasilan proses kegiatan belajar
mengajar, seluruh faktor-fakor yang berhubungan dengan guru dan murid harus
dapat diperhatikan. Mulai dari perilaku guru dalam mengajar sampai dengan tingkah
laku siswa sebagai timabal balik dari hasil sebuah pengajaran.
Tingkah laku siswa ketika mengikuti proses belajar mengajar
dapat mengindikasikan akan ketertarikan siswa tersebut terhadap pelajaran itu
atau sebaliknya, ia merasa tidak tertarik dengan pelajaran tersebut.
Ketertarikan siswa inilah yang merupakan salah satu tanda-tanda minat. Lebih
lanjut terdapat beberapa pengertian minat diantaranya adalah:
Menurut M. Alisuf Sabri Minat adalah “kecenderungan untuk
selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus, minat ini erat
kaitannya dengan perasaan senang, karena itu dapat dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang
kepada sesuatu, orang yang berminat kepada sesuatu berarti sikapnya senang
kepada sesuatu”. [10]
Menurut Muhibbin Syah Minat adalah “kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”. [11]
Menurut Ahmad D. Marimba Minat adalah “kecenderungan jiwa
kepada sesuatu, karena kita merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu, pada
umumnya disertai dengan perasaan senang akan sesuatu itu”. [12]
Menurut Drs. Mahfudh Shalahuddin Minat adalah “perhatian yang
mengandung unsur-unsur perasaan”. Dengan begitu minat, tambah Mahfudh, sangat
menentukan sikap yang menyebabkan seseorang aktif dalam suatu pekerjaan, atau
dengan kata lain, minat dapat menjadi sebab dari suatu kegiatan. [13]
Menurut Crow dan Crow bahwa “minat atau interest bisa
berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita untuk cendrung atau merasa
tertarik pada orang, benda, kegiatan,
ataupun bisa berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu
sendiri”. [14]
Dari kelima pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa minat akan timbul apabila mendapatkan rangsangan dari luar. Dan
kecenderungan untuk merasa tertarik pada suatu bidang bersifat menetap dan
merasakan perasaan yang senang apabila ia terlibat aktif didalamnya. Dan
perasaan senang ini timbul dari lingkungan atau berasal dari objek yang
menarik.
Dengan penjelasan ini, apabila seorang guru ingin berhasil
dalam melakukan kegiatan belajar mengajar harus dapat memberikan rangsangan
kepada murid agar ia berminat dalam mengikuti proses belajar mengajar tersebut.
Apabila murid sudah merasa berminat mengikuti pelajaran, maka ia akan dapat
mengerti dengan mudah dan sebaliknya apabila murid merasakan tidak berminat
dalam melakukan proses pembelajaran ia akan merasa tersiksa mengikuti pelajaran
tersebut.
b.
Aspek-Aspek Minat Belajar
Seperti yang telah di kemukakan bahwa minat dapat diartikan
sebagai suatu ketertarikan terhadap suatu objek yang kemudian mendorong
individu untuk mempelajari dan menekuni segala hal yang berkaitan dengan
minatnya tersebut.
Minat yang diperoleh melalui adanya suatu proses belajar
dikembangkan melalui proses menilai suatu objek yang kemudian menghasilkan
suatu penilaian – penilaian tertentu terhadap objek yang menimbulkan minat seseorang. Penilaian-penilaian terhadap objek yang diperoleh melalui
proses belajar itulah yang kemudian menghasilkan suatu keputusan mengenal
adanya ketertarikan atau ketidaktertarikan seseorang terhadap objek yang
dihadapinya.
Hurlock mengatakan “minat merupakan hasil dari pengalaman
atau proses belajar”.[15] Lebih jauh ia mengemukakan bahwa
minat memiliki dua aspek yaitu:
1. Aspek kognitif
Aspek ini didasarkan atas konsep yang dikembangkan seseorang
mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Konsep yang membangun aspek
kognitif di dasarkan atas pengalaman dan apa yang dipelajari dari lingkungan.
2. Aspek afektif
Aspek afektif ini adalah konsep yang membangun konsep
kognitif dan dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan atau objek yang
menimbulkan minat. Aspek ini mempunyai peranan yang besar dalam
memotivasikan tindakan seseorang.
Berdasarkan uraian tersebut, maka minat belajar yang dimiliki seseorang bukan bawaan
sejak lahir, tetapi dipelajari melalui proses penilaian kognitif dan penilaian
afektif seseorang yang dinyatakan dalam sikap. Dengan kata lain, jika proses
penilaian kognitif dan
afektif seseorang terhadap objek minat adalah positif maka akan menghasilkan
sikap yang positif dan dapat menimbulkan minat.
c.
Indikator Minat Belajar
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia indikator adalah “Alat
pemantau (sesuatu) yang dapat memberikan petunjuk / keterangan” [1]. Kaitannya
dengan minat siswa maka indikator adalah sebagai alat pemantau yang dapat
memberikan petunjuk ke arah minat. Ada beberapa indikator siswa yang memiliki
minat belajar yang tinggi hal ini dapat dikenali melalui proses belajar dikelas
maupun dirumah.
1. Perasaan Senang
Seorang
siswa yang memiliki perasaan senang atau suka belajar misalnya, maka ia harus terus mempelajari
pelajaran tersebut. Sama
sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk mempelajari bidang tersebut.
2. Perhatian dalam Belajar
Adanya perhatian juga menjadi salah
satu indikator minat. Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa kita
terhadap pengamatan, pengertian, dan sebagainya den gan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Seseorang yang
memiliki minat pada objek tertentu maka dengan sendirinya dia akan
memperhatikan objek tersebut.
Misalnya, seorang siswa
menaruh minat belajar, maka ia berusaha untuk memperhatikan penjelasan dari
gurunya.
3.
Bahan
Pelajaran dan Sikap Guru yang Menarik
Tidak semua
siswa menyukai suatu
bidang studi pelajaran karena faktor minatnya
sendiri. Ada yang
mengembangkan minatnya terhadap bidang
pelajaran tersebut karena
pengaruh dari gurunya, teman sekelas, bahan pelajaran yang menarik. Walaupun demikian lama-kelamaan jika
siswa mampu mengembangkan minatnya
yang kuat terhadap mata
pelajaran niscaya ia bisa memperoleh prestasi yang
berhasil sekalipun ia tergolong siswa yang berkemampuan rata-rata.
B.
Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan adalah
untuk mengemukakan hasil penelitian yang terdahulu dengan yang memiliki erat
dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Beberapa karya tulis dan penelitian
yang telah membahas tentang kedisiplinan belajar dan prestasi belajar antara
lain:
1.
Skripsi
Asad Hafid M, (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010) dalam skripsinya yang
berjudul “ pengaruh intensitas perhatian orang tua
pada kemandirian belajar terhadap prestasi belajar siswa di MTs
Assalaam Pabelan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo Jateng ”. dalam skripsinya menyimpulkan
bahwa ada pengaruh intensitas perhatian orang tua pada kemandirian belajar
terhadap prestasi belajar siswa di
MTs Assalaam Pabelan Kecamatan Kartasura
Kabupaten Sukoharjo Jateng”.
2.
Aan
Supriyatna Mahasiswa STIT Misbahul Ulum Tahun 2014 dalam skripsinya yang
berjudul : “Hubungan Antara Konsep
Diri, Motivasi Berprestasi Dan Perhatian
Orang Tua Dengan Hasil Belajar Pendidikan kwarganegaraan Pada Siswa Kelas Iima
SDN Karangjadi. dalam skripsinya menyimpulkan bahwa ada Hubungan Antara Konsep Diri, Motivasi
Berprestasi Dan Perhatian Orang Tua
Dengan Hasil Belajar Pendidikan kwarganegaraan
Pada Siswa Kelas Iima SDN Karangjadi.
Berdasarkan hasil penelitian di atas,
maka dapat dikatakan hampir mempunyai kesamaan terutama yang menyangkut
variabel intensitas Perhatian orang tua dan minat belajar siswa .
C.
Kerangka Teori
pengertian orang tua menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia orang tua
adalah “ayah ibu kandung, orang yang dianggap tua, orang yang dihormati”, [16] dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian
orang tua penelitian ini adalah ayah dan ibu dari anak (jika anak itu tinggal
bersama ayah dan ibu) atau orang lain yang bertanggung jawab atas pendidikan
anak tersebut, wali siswa atau orang tua asuh atau jika anak tersebut tinggal
bersama wali. Orang tua dapat diartikan sebagai ayah-ibu, yang mendidik anak
menjadi manusia yang bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, dan warga negara
yang baik. Dengan demikian perhatian orang tua dapat dinyatakan sebagai perhatian
ayah dan ibu. Orang tua memiliki perasaan yang sangat penting dalam pendidikan
anakanaknya, peran ini tidak bisa digantikan oleh guru di sekolah. Orang tua
merupakan pendidik yang pertama dan paling utama, sedangkan guru di sekolah
hanya merupakan pendidik setelah orang tua.
Minat
belajar siswa adalah suatu keinginan atau kecenderungan jiwa seseorang siswa
terhadap pelajaran-pelajaran yang diberikan oleh guru di sekolah yang sesuai
dengan kebutuhannya, sehingga dari rasa itu timbul keinginan siswa untuk
mempelajarinya.
Untuk
dapat melihat keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar, seluruh
faktor-fakor yang berhubungan dengan guru dan murid harus dapat diperhatikan.
Mulai dari perilaku guru dalam mengajar sampai dengan tingkah laku siswa
sebagai timabal balik dari hasil sebuah pengajaran.
Berdasarkan uraian teori
tersebut di atas, maka dapat diduga adanya hubungan antara Intensitas perhatian
orang tua terhadap minat belajar siswa. Maka dapat digambarkan kerangka teori
dalam penelitian ini sebagai berikut:
|
|
Gambar 1
Bagan Kerangka Teori
[1] Prof.
Dr. Zahara Idris, MA, Dasar-dasar Kependidikan, (Padang :
Angkasa Raya, 1986), hal. 120
[2] Drs.
A. Muri Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta :
Ghalia Indonesia, 1986) hal. 32
[3]
Departemen Agama, Al-qur’an &
Terjemahnya, Surat Al-Anfaal
ayat 28
[4] Drs.
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Bina Aksara, 1988) hal. 182
[5] Syaiful Bahri Djamrah, Psikologi Belajar, (Jakarta
: Rineka Cipta, 2002) hal.13
[6] Sumadi Suryabrata, BA., Drs., Ed.S., Ph.D, Metodologi
Penelitian, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1998), hal 14
[8]
Syaiful Bahri Djamrah, Psikologi Belajar,
(Jakarta : Rineka Cipta, 1997), hal.207
[9] Ibid, hal.207
[10] M. Alisuf
Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), Cet.
Ke-11, h. 84
[11] Muhibbin Syah,
Psikologi Pendidikan dengan
pendekatan Baru, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2001), Cet. Ke-6, h. 136
[12] Ahmad D.
Marimba, Pengantar Filsafat
Pendidikan Islam, (Bandung:
PT. Alma’arif1980), Cet.
Ke-4, h. 79
[13] Mahfudh Shahuddin,
Pengantar Psikologi Pendidikan, (Surabaya:
Bina Ilmu, 1990), Cet.
Ke-1, h. 95
[14] Crow dan Crow dalam Abd. Rachman
Abror, Psykologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1993), Cet.
Ke-4, h. 112
[15] Hurlock, Psikologi Perkembangan,
(Jakarta: Erlangga, 1990), h. 422
[16]
Poerwadarmintha. WJS, 2005, Kamus
Besar Bahasa Indonesia , (Jakarta
: Balai Pustaka), Cet. Ke-4, h. 802