cari

Kepemimpinan Nabi Muhammad




BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Memimpin bukan perkara yang mudah, namun banyak diantara kita yang sangat ingin dan menginginkan untuk menjadi pemimpin. Kepemimpinan sendiri mengandung arti proses mempengaruhi orang lain sehingga yang dipengaruhi mau mengerti arahan sang pemimpin. Tapi untuk mewujudkan kepemimpinan yang sulit itu sekarang banyak teori-teori kepemimpinan untuk bahan belajar dan melatih kepemimpinan seseorang. Gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap para perilaku anggota/ followers. Gaya kepemimpinan yang dipakai pemimpin-pemimpin di Indonesia kebanyakan menggunakan gaya participating yaitu selalu berpartisipasi dalam pengambilan keputusan ( musyawarah ), namun dalam faktanya itu tidak dapat terealisasikan dengan baik.

“ Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS ar-Ra’ad [13]: 11).
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik. Semoga dengan adanya makalah ini bisa memberikan efek yang begitu mendalam bagi seluruh teman-teman semua , Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit pada kepemimpinan. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.


1.2 RUMUSAN MASALAH
·         Rumusan MasalahBagamana pengertian Model kepemimpinan ?
1.    Bagaimana Karakteristik kepemimpinan Nabi Muhammad ?
2.    Bagaimana Nabi Muhammad Sebagai model pemimpin Islam?

1.3  Tujuan
1.    Untuk mengetahui model kepemimpinan dalam Islam
2.    Untuk mengetahui Karakteristik kepemimpinan Nabi Muhammad
3.    Untuk mengetahui Nabi Muhammad Sebagai manager terbaik islam
4.    Menciptakan para pemimpin yang memiliki jiwa penolong disertai dengan moral yang bagus serta profesional



  

















BAB II
TEORI KEPEMIMPINAN
DAN KEPEMIMPINAN RASULULLAH

2.1 PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Secara etimologi, kepemimpinan berasal dari kata dasar pemimpin, dalam bahasa Inggrisnya “leadership” yang berati kepemimpinan, dari kata dasar “leader” berarti pemimpin dan akar katanya “to lead” yang terkandung beberapa arti yang saling erat berhubungan: bergerak lebih awal, berjalan di awal, mengambil langkah awal, berbuat paling dulu, mempelopori, mengarahkan pikiran-pendapat-orang lain, membimbing, menuntun, menggerakkan orang lain melalui pengaruhnya ( Usman, 2006).
Secara terminologi terdapat beberapa definisi tentang kepemimpinan. Seseorang pemimpin, baik ia merupakan pemimpin formal maupun informal menjalankan atau melaksanakan “kepemimpinan” yang dengan sendirinya berbeda: derajatnya, bobotnya, daerah jangkauannya dan sasaran-sasarannya ( Winardi, 1983 )
Kepemimpinan adalah suatu proses dimana seseorang dapat menjadi pemimpin ( leader) melalui aktivitas yang terus menerus sehingga dapat mempengaruhi yang dipimpinnya (followers ) dalam rangka mencapai tujuan organisasi atau umatnya.. Sedangkan kepemimpinan menurut Terry dalam Davis ( 1985 ) “ Leadership is the relationship in which one person, or the leader influences other to work together willingly on related tasks to attain that which the leader desires, “ kepemimpinan adalah proses mendorong dan membantu orang lain untuk bekerja dengan antusias guna mencapai tujuan.





2.2 GAYA KEPEMIMPINAN RASULALLAH
Hijrah berarti perpindahan/migrasi dari nabi Muhammad dan pengikutnya  dari Makkah ke Madinah. Hal ini terjadi karena ada isu mengenai akan dibunuhnya Nabi Muhammad SAW, maka secara diam-diam Nabi Muhammad bersama Abu Bakar pergi meninggalkan kota Makkah. Sedikit demi sedikit Nabi Muhammad dan pengikutnya berhijrah ke Yastrib 320 km utara Makkah. Yang kemudian kota Yastrib berubah nama menjadi Madinah ( Shamsi, 1984 ).
Kepemimpinan nabi Muhammad terbagi didua kota yaitu di Makkah ( selama 13 tahun ) dan di Madinah ( selama 10 tahun ). Namun, di waktu yang lebih singkat jika dibandingkan dengan periode Makkah, Rasulullah berhasil menjadikan masyarakat di kota Madinah sejahtera, atau yang biasa disebut masyarakat madani. Terminologi masyarakat madani pertama kali dipopulerkan oleh Mohammad An-Nuqaib Al-Attas, yaitu Mujtamak madani yang secara etimologi mempunyai dua arti: pertama, masyarakat kota. Kedua masyarakat yang beradap (masyarakat tamaddun). Dalam bahasa Inggris dikenal dengan civilty atau civilation, dalam makna ini masyarakat madani dapat berarti dengan Civil Society yaitu masyarakat yang menjunjung peradaban.( Barnadib,1998 ).
Dalam periode Madinah, konsep ini terlihat lebih jelas dibanding periode Mekah. Rasulullah telah menjadikan Madinah dengan kondisi yang begitu plural, berikut dengan berbagai aliran kepercayaan yang ada di dalamanya sebagai basis untuk meletakkan fondasi keislaman dan kemasyarakatan secara inklusif. Dalam hal ini, Rasulullah berhasil membentuk masyarakat yang menjunjung tinggi nilai, norma, dan hukum yang ditopang oleh penguasaan iman, ilmu dan peradaban. Konsep inilah yang belakangan ini diistilahkan sebagai konsep masyarakat madani ( Al-Mabarkafuri, 2008 ).
Dengan demikian, istilah masyarakat madani memiliki korelasi yang begitu erat dengan masyarakat Madinah pada masa Rasulullah. Dari sini, kita bisa mengambil sebuah pendapat bahwa konsep masyarakat madani tidak hanya berkutat pada perwujudan kondisi masyarakat atau warga negara yang berperadaban secara materi (duniawi) saja. Akan tetapi, konsep masyarakat madani sebagaimana kondisi masyarakat Madinah pada masa Rasulullah adalah perwujudan suatu masyarakat yang memiliki basis keimanan dan keislaman yang kuat, yang kemudian dimanifestasikan dalam nilai-nilai dan norma-norma yang dijunjung tinggi oleh seluruh elemen masyarakat. Kondisi seperti ini harus pula disertai dengan geliat intelektual yang tinggi, sehingga menghasilkan komunitas yang berintegritas tinggi dan berperadaban luas. Dalam hal ini bisa disimpulkan bahwa masyarakat madani yang dibangun oleh Rasulullah di Madinah adalah masyarakat yang menjadikan akhirat (spirit keagamaan) sebagai fondasi, dan dunia (materi) sebagai bangunannya

















BAB III
PERANANAN KEPEMIMPINAN RASULLULAH

Selain sebagai Nabi bagi seluruh umatnya, dalam perkembangan Islam selanjutnya Nabi menduduki peranan yang sangat penting, di antaranya :
A.    Nabi Muhammad Saw Sebagai Nabi Dan Rasul
B.     Nabi Muhammad Saw Sebagai Pendiri Bangsa
C.    Nabi Muhammad Saw Sebagai Pemimpin Masyarakat
D.    Nabi Muhammad Saw Sebagai Pemimpin Politik
E.     Nabi Muhammad Saw Sebagai Perancang Ekonomi

A.    Nabi Muhammad Saw Sebagai Nabi Dan Rasul
            Sebagai Nabi dan rasul, Nabi Muhammad Saw mendakwahkan agama Islam dengan akhlak yang sesuai dengan Al-Qur’an. Sebagai da’i beliau menunjukkan sifat-sifat sabar, lemah lembut, toleransi, tega dan istiqomah dalam ajaran yang dibawanya, terutama tentang aspek akidah. Beliau juga melakukan aktifitas dakwah dengan dedikasi yang sangat tinggi.
B.     Nabi Muhammad Saw Sebagai Pendiri Bangsa
            Nabi Muhammad Saw tidak sekedar sebagai pembaharu masyarakatnya, tetapi Nabi Muhammad Saw juga berperan sebagai pendiri bangsa yang besar.Nabi berjuang pada tahap awal dengan mendrikan sebuah kebangsaan dengan menyatukan para pemeluknya, lalu beliau merancang sebuah imperium yang dibangun berdasarkan kesepakatan dan kerjasama berbagai kelompok yang terkait. Pada saat awal ini, Nabi Muhammad Saw berhasil mendirikan sebuah Negara Madinah, yang semula hanya terdiri dari suatu kelompok masyarakat yang heterogen satu sama yang lainnya saling bermusuhana. Maka dengan hadirnya Nabi Muhammad Saw masyarakat Madinah menjadi bersatu dalam kesatuan Negara Madinah. Selajutnya Nabi Muhammad Saw memberlakukan beberapa ketentuan hukum untuk semua tanpa pengecualian dalam kedudukan yang sama, tidak mengenal perbedaan kedudukan karena nasab, kelas sosial dan lain sebagainya.
C.    Nabi Muhammad Saw Sebagai Pemimpin Masyarakat
            Peran Nabi Muhammad Saw dapat kita lihat juga sebagai pemimpin masyarakat ketika beliau sampai di Madinah, beliau berhasil menghapus permusuhan tradisi di antara suku Aus dan Khazraj yang keduanya digabungkan oleh Nabi Muhammad Saw menjadi golongan Anshar. Setelah itu, golongan Anshar ini digabungkan pula dengan orang-orang Quraisy yang datang dari Mekkah dan biasa disebut golongan Muhajirin. Dengan demikian keberhasilan Baginda merupakan tokoh pertama yang menyatukan bangsa Arab yang berasal dari keturunan yang berbeda menjadi satu umat yang kuat dan kokoh. Selain itu, sebagai pemimpin, beliau telah menentukan beberapa hal yang menjamin kesejahteraan masyarakatnya. Antara lain: ibadah, munakahat, jenayah, kenegaraan dan sebagainya.
D.    Nabi Muhammad Saw Sebagai Pemimpin Politik
            Keunggulan Nabi Muhammad Saw sebagai pemimpin politik dapat kita lihat dari beberapa hal, antaranya:
·         Menyelesaikan Masalah Perpindahan Hajar Al-Aswad Ke Tempat Asal
Nabi Muhammad Saw menunjukkan citra kepemimpinanya ketika berhasil menyelesaikan masalah yang timbul di kalangan pemimpin bani-bani dalam kabilah Quraisy yang merebutkan hak untuk meletakkan hajarul aswad di tempatnya yang asa di penjuru dinding ka’bah. Peristiwa itu terjadi setelah kota Mekkah dilanda banjir dan sebagiian bangunan ka’bah runtuh. Ketika akan meletakkan hajar aswad ketempat semula yaitu di sudut dinding Ka’bah, bani-bani di Mekkah saling memperebutkannya. Karena batu itu dianggap sangat suci dan mulia sehingga hanya tangan yang mulia dari bani atau suku yang mulia saja yang layak meletakkan batu itu ke tempat semula. Akhrnya mereka memililih Nabi Muhammad Saw sebagai hakim untuk meyelesaikan masalah tersebut. Lalu Nabi Muhammad Saw meletakkan batu tersebut di atas sehelai kain. Setelah itu setiap wakil Bani memegang bagian ujung kain tersebut dan bersama-sama mengangkatnya. Solusi ini menjadi pemecah konlik yang mebuat semuanya merasa puas.

1.    Membentuk Piagam Madinah
Pada tahun pertama Hijriah Nabi Muhammad Saw brhasil melahirkan piagam Madinah[11] yang merupakan perlembagaan tertulis yang pertama di dunia. Piagam Madinah ini berhasil mewujudkan sebuah Negara Islam yang pertama di dunia yang terdiri dari banyaknya rakyat dan ragam agama.Sesungguhnya perlembagaan ini lebih bersifat satu alat untuk menyelesaikan masalah masyarakat majemuk yang ingin hidup aman dan damai dalam sebuah Negara yang sama. Dengan kata lain, ini adalah teori dan aplikasi toleransi yang pertama  kali di lahirkan oleh Nabi Muhammad Saw sebagai pioneer sekaligus adanya legitimasi secara tidak langsung dari seluruh masyarakatnya baik yang telah memeluk Islam maupun yang belum.

2.    Mengadakan Perjanjian Hudaibiah
Perhanjian Hudaibiah yang diadakan di antara umat Islam Madinah dengan kaum Quraisy Mekah merupakan satu lagi bukti yang menunjukkan bahwa beliau Nabi Muhammad Saw adalah pemimpin yang sangat bijaksana. Tak ada satupun yang menyangkalnya termasuk Sayyidina Umar sendiri bahwa perjanjian Husaibiah yang dianggap kontroversi itu telah memberikan ketegasan pada kaum Quraisy dalam semua bidang. Sebagai buktinya, setelah perjanjian Hudaibiyah, tiga pahlawan unggulan Quraisy yaitu Khalid bin Walid, Amr bin Ash, dan Osman bin Talba memeluk Islam, umat Islam bertambah sebanyak lebih dari lima kali lipat dari dua tahun saja.





3.     Mengadakan Hubungan Diplomat
Walaupun Nabi Muhammad Saw buta huruf, namun beliau membuktikan kualitasnya sebagai seorang pemimpin sebuah kerajaan. Beliau mengadakan hubungan diplomatic dan mengirim utusan-utusan ke berbagai daerah di dalam dan di luar Tanah Arab seperti Habsyah, Farsi Byzantine, Ghassan, Hirah, dan lain sebagainya.

E. Nabi Muhammad Saw Sebagai Pemimpin Militer
            Nabi Muhammad Saw meletakkan akidah, syariat dan akhlak yang mulia sebagai asas kepemimpinannya. Beliau dan sahabatnya menetapkan dasar tertentu semasa perang seperti: tidak memerangi orang lemah, orang tua dan anak-anak serta wanita, tidak memusnahkan harta benda. Beliau juga mengaplikasikan sifat amanah dalam melaksanakan perintah Allah dan juga seluruh umat Islam dalam memimpin. Nabi Muhammad Saw bersifat adil terhadap harta rampasan perang, yaitu dengan membaginya secara rata pada tentara yang turut dalam peperangan dan tidak mengejar musuh yag sudah lari dari medan peperangan. Nabi Muhammad Saw adalah panglima tentara dan ahli strategi. Dengan ilmu dan pengalaman yang luas, beliau berhasil membawa kejayaan kepada tentara Islam.

F.     Nabi Muhammad Saw Sebagai Perancang Ekonomi
            System ekonomi yang dikembangkan sebelumya adalah system ekonomi kapitasis dan absolutistic yang berpusat pada suku-suku tertentu. Nabi Muhammad Saw datang untuk  memperkenalkan system ekonomi baru yang menggantikan dasar ekonomi zaman Jahiliah. Beliau menggalakkan icon kerja keras dan rajin dalam bidang perniagaan dan pertanian. Nabi Muhammad Saw telah membangun ekonomi umat Islam seperti menebus blik dan mengolah tanah yang tergadai kepada kaum Yahudi.

CIRI KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD

Nabi Besar Muhammad saw. telah berhasil membimbing bangsa Arab yang selamanya belum pernah memiliki pemerintahan sendiri yang merdeka dan berdaulat, karena bangsa Arab adalah bangsa yang selalu dijajah oleh Persia dan Romawi, menjadi bangsa yang mampu mendirikan negara kesatuan yang terbentang luas mulai dari benua Afrika sampai Asia.Adapun ciri kepemimpinan rasullulah sebagai seorang pemimpin diantaranya :
a.    Beliau memiliki sifat-sifat yang mulia sejak usia dini. 
b.    Beliau selalu bertindak sesuai perintah Allah SWT
c.    Dalam hal-hal yang tidak diatur Allah SWT secara langsung, beliau selalu bermusyawarah dengan para sahabat
d.    Beliau mampu menyelesaikan segala perbedaan pendapat dengan bijaksana
e.    Beliau selalu menghormati semua pendapat yang disampaikan kepadanya
f.     Beliau selalu bersama rakyatnya dan sangat memahami perasaan rakyatnya
g.    Beliau tidak hanya memberi arahan atau membimbing dari balik meja, namun juga terjun langsung ke lapangan
h.     Beliau aktif mengatur strategi dan taktik perjuangan, baik dalam peperangan maupun ketika damai
i.      Kata-kata beliau selalu konsisten. Tidak ada perbedaan antara kata dan perbuatan
j.        Beliau tidak hanya berbicara dengan kata-kata, tapi juga dengan perbuatan dan keteladanan
k.     Beliau disiplin dan adil dalam menegakkan hukum, tanpa pandang bulu
l.       Beliau sangat tegas pada orang yang melanggar hukum Allah, namun sangat lembut dan memaafkan bila ada kesalahan yang menyangkut dirinya sendiri
m.   Keagungan sifat beliau membuat orang lain siap mengorbankan semua milik mereka untuk beliau
n.    Beliau selalu memperlakukan lawannya dengan tingkah laku yang terbaik
o.    Beliau selalu memperlakukan orang dengan ail dan jujur.





























BAB IV
KESIMPULAN

            Kekuatan seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.
            Gaya kepemimpinan akan bersifat membangun jika gaya kepemimpinan yang digunakan sesuai dengan para followers/pengikutnya