BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kemajuan teknologi tranportasi telah banyak membawa kemudahan
dalam kehidupan kita, membantu kita dalam melaksanakan berbagai aktivitas
sehari-hari kita yang “mobile”. Hampir
setiap keluarga memiliki kendaraan sebagai alat transportasi terutama jenis
kendaraan bermotor roda dua. Kemudahan dan kenyamanan yang diberikan oleh
kendaraan bermotor roda dua ini mestinya terus
kita dapat jika kita juga memenuhi perlengkapan keamanan berkendara
terutama “Helemed” atau sering disebut Helem
dalam kehidupan sehari-hari kita. Namun banyak pengendara kendaraan bermotor
dengan sengaja ataupun tidak telah mengabaikan penggunaan helem sebagai
perlengkapan keselamatan mereka.
Sebagian besar pelajar tingkat menengah atas di kecamatan
Belitang III, menggunakan kendaraan bermotor sebagai alat transportasi
mereka.namun sebagaian besar dari mereka tidak menggunakan helem sebagai
perlengkapan keselematan mereka.
Berdasarkan uraian di atas
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Tingkat Kesadaran Pengunaan Helem Saat Berkendara Sepeda Motor Pada Siswa SMA Negeri 1 Belitang III”.
B.
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang
diatas Rumusan masalah yang diambil peneliti adalah:
a.
Bagaimana tingkat kesadaran
memakai helem saat berkendara pada siswa SMA Negeri 1 Belitang III.
b.
Apa manfaat memakai helem saat berkendara.
C.
PEMBAHASAN
MASALAH
Dari
rumusan masalah yang terpapar di atas diperoleh gambaran dimensi
permasalahanyang luas. Namun menyadari adanya keterbatasan waktu dan kemampuan,
maka penulis memandang perlu memberi batasan masalah secara jelas dan terfokus
.
Selanjutnya pebahasan
masalah dibatasi pada Tingkat
Kesadaran Pengunaan Helem Saat Berkendara Sepeda Motor Pada Siswa SMA Negeri 1 Belitang III.
Pembatasan masalah ini mengandung konsep pemahaman sebagai berikut:
Yang dimaksud tingkat kesadaran penggunaan
helem saat berkendara adalah ukuran kesadaran pentingnya penggunaan helem saat
berkendara.
Yang dimaksud pada siswa
SMA Negeri 1 Belitang III, adalah setiap peserta didik yang terdaftar secara
resmi menjadi murid di SMA Negeri 1 Belitang III
D. TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini meliputi:
1.
Menjelaskan tingkat kesadaran
memakai helem saat berkendara pada siswa SMA Negeri 1 Belitang III.
2.
Menjelaskan manfaat memakai helem saat berkendara.
E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan
dari peneilitian ini meliputi:
1.
Sebagai
bahan informasi/masukan bagi siswa dan guru untuk mengetahui tingkat kesadaran
siswa dalam penggunaan helem saat berkendara sepeda motor.
2.
Untuk
menambah pengetahuan bagi siswa tentang pentingnya penggunaan helem saat
berkendara sepeda motor.
F. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sampling dan
wawancara.
BAB II
DASAR TEORI
A.
Pengertian
Helem
Helem adalah bentuk perlindungan tubuh yang dikenakan di kepala dan biasanya dibuat dari metal atau bahan keras
lainnya seperti kevlar, serat resin, atau plastik. Helem digunakan
sebagai perlindungan kepala untuk berbagai aktivitas pertempuran (militer),
atau aktivitas sipil seperti olahraga,pertambangan, atau berkendara.
Helem dapat memberi perlindungan tambahan pada sebagian dari kepala (bergantung
pada strukturnya) dari benda jatuh atau berkecepatan tinggi.
Di beberapa
negara, helem wajib digunakan bagi pengendara sepeda motor, bahkan ada yang
mewajibkannya bagi pengendara sepeda tak bermotor. Sedang di Indonesia Kewajiban
menggunakan helem standar nasional Indonesia bagi pengendara sepeda motor
diatur dalam Pasal 57 ayat (1)
jo ayat (2) UU No. 22 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (“UU No. 22/2009”)
yang berbunyi :
(1) Setiap Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di
Jalan wajib dilengkapi dengan perlengkapan Kendaraan Bermotor.
(2) Perlengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bagi Sepeda Motor berupa helem
standar nasional Indonesia.
Selain itu, Pasal 106 ayat (8) UU No. 22/2009 mengatur bahwa:
“Setiap orang yang
mengemudikan Sepeda Motor dan Penumpang Sepeda Motor wajib mengenakan helem yang memenuhi
standar nasional Indonesia.”
B.
Struktur
Helem
Inti mekanisme perlindungan Helem adalah
penyerapan energi momentum yang diterima ke
seluruh bagian helem. Oleh karenanya meski terdapat berbagai bentuk helem bentuk
dan struktur nya mempertimbangkan
kemampuannya menyerap energi tabrakan. Ukuran dan
beratnya juga merupakan pertimbangan lain sebab ukuran yang lebih besar juga
meningkatkan risiko terhadap pengguna.
Untuk memenuhi kebutuhan tersbut maka dibuat struktur lapisan sebagai berikut:
1.
Lapisan luar yang keras (hard
outer shell)[
Didesain
untuk dapat pecah jika mengalami benturan untuk mengurangi dampak tekanan sebelum sampai ke kepala. Lapisan ini biasanya terbuat dari bahan polycarbonate
2.
Lapisan dalam yang tebal
(inside shell or liner)
Di
sebelah dalam dari lapisan luar adalah lapisan yang sama pentingnya untuk
dampak pelapis–penyangga. Biasanya dibuat dari bahan polystyrene (styrofoam). Lapisan tebal ini memberikan bantalan yang
berfungsi menahan goncangan sewaktu helem terbentur benda keras sementara
kepala masih bergerak
Sewaktu
ada tabrakan yang membenturkan bagian kepala dengan benda keras, lapisan keras
luar dan lapisan dalam helem meyebarkan tekanan keseluruh materi helem. Helem tersebut mencegah adanya benturan yang
dapat mematahkan tengkorak.
Benturan
yang kuat memberi kemungkinan terhadap pecahnya helem dan membuat lapisan dalam
rusak. Proses ini memberikan waktu ekstra, reduksi tekanan dan jarak kepadakepala/otak untuk lebih teredam. Ketika lapisan dalam terkoyak,
dapat memberikan hambatan yang cukup terhadap menghambat kepala/otak dengan
berhenti secara lebih perlahan/lembut, dibanding proses benturan keras yang
terjadi terhadap kepala/otak tanpa menggunakan helem.
3.
Lapisan dalam yang lunak
(comfort padding)
Merupakan
bagian dalam yang terdiri dari bahan lunak dan kain untuk menempatkan kepala secara pas dan tepat pada
rongga helem.
4.
Tali Pengikat
Bagian penting lainnya dalam helem ada
tali pengikat helem. Helem tidak akan berfungsi dengan baik kalau tidak
dilengkapi atau tidak mengikatkan tali pengikatnya.
C.
Manfaat Helem
Helem merupakan pelindung
kepala kita saat kita berkendara sepeda motor. Helem sangat penting bagi
pengendara karena berdasarkan data yang ada menunjukkan bahwa 8 dari 10
kecelakaan kendaraan bermotor adalah sepeda motor. Itu berarti 80 persen
kecelakaan terjadi pada pengguna sepeda motor. Sebenarnya ada banyak manfaat helem
yang dapat diperoleh oleh masyarakat namun kebanyakan masyarakat enggan
memakainya karena alasan kurang penting dan mengganggu penampilan. Berikut ini
adalah beberapa manfaat dari menggunakan helem:
1.
Melindungi kepala
Bayangkan apa yang terjadi pada kepala anda
jika anda jatuh dari sepeda motor? kepala merupakan organ vital manusia, jika
kepala sampai terganggu atau bermasalah bisa jadi manusia tersebut akan
mengalami kematian. Itu sebabnya berkendara haruslah mengenakan helem guna
melindungi kepala.
2.
Melindungi mata
Berkendara sepeda motor jika tanpa helem
mata anda akan terkena silau dan juga debu, hal ini sangat membahayakan bagi
para pengendara karena dapat menyebabkan kecelakaan. Menggunakan helem dapat
menghindarkan anda dari silau dan juga debu, selain itu saat cuaca hujan anda
juga masih bisa melihat jalanan dengan jelas dibandingkan saat anda tidak
menggunakan helem.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Populasi siswa SMA Negeri 1 Belitang III pada tahun 2014
berjumlah 632 siswa untuk mempermudah dalam melakukan penelitian maka diambil
60 siswa sebagai sampel. Dari jumlah sampel dibagi atas 30 sampel laki-laki dan
30 sampel perempuan.
Jadi sampel yang diambil adalah 10% dari populasi, dengan
50% dari sampel adalah laki-laki dan 50 % perempuan, sampel diambil secara acak. Berdasarkan hasil kuisoner
dalam penelitian ini maka dapat disajikan melalui table sebagai berikut :
A. Apakah anda sudah memiliki helem Standar Nasional Indonesia SNI?
Tabel
1. Apakah anda sudah memiliki helem Standar Nasional Indonesia SNI?
No
|
Pertanyaan
|
Pilihan
jawaban
|
Jawaban
berdasarkan Gender
|
Jumlah
|
persentase
|
|
1
|
Apakah anda sudah
memiliki helem SNI?
|
ya
|
L
|
28
|
45
|
75%
|
P
|
17
|
|||||
tidak
|
L
|
2
|
15
|
25%
|
||
p
|
13
|
Dari tabel diatas dapat diketahui sebagian
besar dari populasi sampel memiliki
helem dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).
Dari 30 sampel siswa laki-laki 28 sampel memiliki helm standar. Dan dari 30 sampel siswa perempuan 17 memiliki helem standar jika dihitung dalam
bentuk persentase 75% sampel yang memiliki helm SNI jauh lebih besar dari yang
menjawab tidak yang hanya 25% dari populasi sampel. Ini membuktikan bahwa
sebagian besar siswa SMA Negeri 1 Belitang III
memiliki helem SNI.
Dari 45 sampel yang menjawab Ya terdapat 28 sampel
atau 93% sampel laki-laki memilki helem jika dibandingkan dengan jawaban Ya
pada sampel perempuan yang menjawab Ya hanya 13 sampel atau 40% dari populasi
sampel perempuan. Ini memberikan indikasi bahwa siswa laki-laki di SMA Negeri 1
Belitang III lebih banyak yang memiliki helem.
B.
Apakah
anda Menggunakan Helem Setiap berkendara
dengan sepeda motor?
Tabel 2. Apakah
anda Menggunakan Helm Setiap berkendara
dengan sepeda motor?
No
|
Pertanyaan
|
Pilihan
jawaban
|
Jawaban
berdasarkan Gender
|
Jumlah
|
persentase
|
|
2
|
Apakah anda Menggunakan Helem Setiap berkendara dengan
sepeda motor?
|
ya
|
L
|
12
|
16
|
26.6%
|
P
|
4
|
|||||
tidak
|
L
|
18
|
44
|
74.4%
|
||
p
|
26
|
Dari tabel diatas dapat diketahui
bahwa, lebih banyak siswa yang tidak memakai helem saat berkendara dengan
sepeda motor, dari sampel yang diambil 74.4% menjawab tidak dan 26.6% menjawab
Ya. Jika berdasar jenis kelamin maka dapat dilihat Kencenderungan bahwa siswa
perempuan lebih banyak yang tidak memakai helm. Sementara dari 16 jawaban Ya
sebagian besar adalah siswa laki-laki. Ini menunjukan bahwa siswa laki-laki
lebih memiliki kesadaran akan pentingnya penggunaan helm saat berkendara sepeda
motor dibanding siswa putri.
Meski demikian, dapat disimpulkan
secara umum sebagian besar siswa di SMA Negeri 1 Belitang III masih belum
menggunakan helem saat berkendara sepeda motor. Sekalipun pada pertanyaan
pertama sebagian besar siswa memiliki helem.
C.
Apakah Menggunakan helem itu penting saat berkendara sepeda
motor?
Tabel 3. Apakah Menggunakan helem itu
penting saat berkendara sepeda motor?
No
|
Pertanyaan
|
Pilihan
jawaban
|
Jawaban
berdasarkan Gender
|
Jumlah
|
Persentase
|
|
3
|
Apakah
Menggunakan helem itu penting saat berkendara sepeda motor?
|
ya
|
L
|
27
|
57
|
95%
|
P
|
30
|
|||||
tidak
|
L
|
3
|
3
|
5%
|
||
p
|
-
|
Dari tabel di atas dapat kita ketahui
bahwa sebagian besar sampel setuju bahwa menggunakan helm saat berkendara
sepeda motor adalah hal penting, ini ditunjukan dari data diatas yaitu 95%
sampel menjawab Ya, dan hanya 5% sampel yang menjawab tidak. Ini indikasi
kesadaran rasional bahwa menggunakan helem penting saat berkendaras sepeda
motor. Seluruh sampel yang menjawab tidak seluruhnya adalah sampel dengan jenis
kelamin laki-laki. Ini adalah indikasi bahwa siswa laki-laki ada inisiatif
ukuran rasional, yang menimbulkan pemberontakan.
D.
Apa alasan anda menggunakan helem saat berkendara sepeda
Motor?
Tabel 4. Apa alasan anda menggunakan helem
saat berkendara sepeda Motor?
No
|
Pertanyaan
|
Pilihan
jawaban
|
Jawaban
berdasarkan Gender
|
Jumlah
|
Persentase
|
|
4
|
Apa
alasan anda menggunakan helem saat berkendara sepeda Motor
?
|
Pelindung
|
L
|
20
|
47
|
77%
|
P
|
27
|
|||||
Taat
hukum
|
L
|
4
|
6
|
10%
|
||
P
|
2
|
|||||
Gaya
Hidup
|
L
|
3
|
4
|
6.5%
|
||
P
|
1
|
|||||
Lainnya
|
L
|
3
|
3
|
5%
|
||
P
|
-
|
Dari tabel yang kami sajikan di atas
dapat diketahui bahwa 77% responden memberi jawaban bahwa helem penting untuk
perlindungan kepala jika terjadi kecelakaan saat berkendara. 10% dari populasi
sampel memilih jawaban karena taat pada hukum yang berlaku. 6.5% dari sampel menggunakan
helem saat berkendara adalah sebagian dari gaya hidup mereka. Kemudian 5% dari
sampel memilih jawaban lainsalah satunya menyembunyikan identitas.
Dari data ini bisa dipahami bahwa
sebagian besar siswa SMA Negeri 1 Belitang III mengerti arti pentingnya
penggunaan helem saat berkendara sepeda motor. Bahwa helem lebih penting
fungsinya sebagai pelindung disbanding fungsi lain.
E.
Apakah anda setuju jika aparat melakukan penertiban bagi
pengendara sepeda motor yang tidak menggunakan helem?
Tabel 5. Apakah anda setuju jika aparat
melakukan penertiban bagi pengendara sepeda motor yang tidak menggunakan helem?
No
|
Pertanyaan
|
Pilihan
jawaban
|
Jawaban
berdasarkan Gender
|
Jumlah
|
Pesentase
|
|
5
|
Apakah
anda setuju jika aparat melakukan penertiban bagi pengendara sepeda motor
yang tidak menggunakan helem?
|
ya
|
L
|
18
|
47
|
78%
|
P
|
29
|
|||||
tidak
|
L
|
5
|
6
|
10%
|
||
P
|
1
|
|||||
Setuju
asalkan ada pengeculaian bagi pelajar
|
L
|
7
|
7
|
12%
|
||
P
|
-
|
Dari tabel diatas didapat informasi
bahwa, 78% dari populasi sampel setuju atas tindakan penertiban aparat terhadap
pengendara kendaraan sepeda motor yang tidak menggunakan helem. Ini sebagai
indikasi bahwa sebagian besar siswa SMA Negeri 1 Belitang III memiliki
kesadaran hukum. Siswa perempuan memiliki kecenderungan mentaati hokum, ini
diperlihatkan dari data diatas bahwa 29 dari 30 siswa perempuan setuju atas
tindakan aparat pada pelanggaran ini. Tetapi data dari jawaban siswa laki-laki
menunjukan bahwa hanya 18 siswa atau 56% dari populasi sampel laki-laki yang
setuju pada tindakan penertiban aparat. Sementara sisanya masih memilih jawaban
lain 20% tidak setuju dan 24% setuju
dengan pengecualian bagi pelajar.
Meski
sebagian besar setuju atas tindakan tegas pada pengendara kendaraan bermotor
yang tidak menggunakan helem, tapi juga didapat data bahwa ada yang menunjukan
bahwa ada sebagian dari populasi sampel tidak setuju pada tindakan aparat, dan
sebagian besar yang tidak setuju adalah laki-laki. Dari 6 orang yang tidak
setuju 5 orang diantaranya adalah siswa laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa
siswa laki-laki memiliki kecenderungan memberontak terhadap peraturan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat
disimpulkah bahwa:
1.
Sebagian besar siswa SMA Negeri 1
Belitang III memiliki helem SNI tetapi, dalam kehidupan keseharian lebih banyak
siswa yang tidak memakai helem saat berkendara sepeda motor, ini menunjukan
bahwa siswa belum memiliki tingkat kesadaran yang cukup untuk melindungi diri
dari kecelakan yang tak terduga.
2.
Sebagian besar siswa mengerti dan sadar
akan fungsi dan manfaat menggunakan helem sebagai perlengkapan pelindung
pengemudi, dan mendukung tindakan aparat pada setiap pengendara sepeda motor
yang tidak menggunakan helem. Ini menunjukan bahwa siswa SMA Negeri 1, telah
mengerti bahwa tidak menggunakan helem saat berkendara sepeda motor adalah hal
salah dan berbahaya bahkan adalah tidakan menlanggar hukum.
B. SARAN
Dari kesimpulan yang didapat, maka penulis
menyarankan untuk:
1.
Setiap siswa yang menggunakan kendaraan
sepeda motor, senantiasa menggunakan helem SNI saat berkendara.
2.
Setiap siswa membangun kesadaran bahwa
menggunakan helem bukan saja tindakan patuh terhdap hokum tetapi lebih untuk
perlindungan diri terhadap kecelakaan.
DAFTAR PUSTAKA
Gusrus
Liemin
Setyawan, Sugeng
2010
Undang-Undang
Lalu Lintas Terbaru-Bunyi Pasal Dalam UU Lalu Lintas 2010. http://www.sugengsetyawan.blogspot.com. Slamet, Wahyu
Djajoesman. 1976. ”Lalu Lintas”
Naning,
Ramdlon. 2000. ”Lalu Lintas Menurut Para Ahli” dalam www.anneahira.com/pengertian-lalu-lintas.htm
Tasca.
2000. ”Perilaku – perilaku aggressive driving” dalam yang di akseshttp://www.wikipedia./perilaku-perilaku
remeja dalam berlalu lintas.htmlpada tanggal 28 Mei
2013
www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=faktor
pelanggaran lalu lintas
dan hukumannya&source=web&cd=2&sqi=2&ved=0CEkQFjAB&url=http://humaspoldametrojaya.blogspot.com/2009/10/beberapa-sanksi-pelanggaran-lalu-lintas.html&ei=xkHhT-rNNsS3rAfl6aiXAw&usg=AFQjCNFtmqbsZwtXRSUjFxnV2XcWrtPaBA
Ali,
Ahmad. 2012. Menguak Toeri Hukum (Legal Teory) dan Teori
Peradilan. Jakarta:Kencana.
Ade,
Andriyana. 2013. Pelanggaran Lalulintas. (http://andriyanaade.blogspot. com/2013/
01/pelanggaran-lalu-lintas.html) 20 Mei 2013.
Nuansa
Kalam Islami. 2012. Pelanggaran Lalulintas yang Dianggap
Biasa. (http://nuansakalaminsani.blogdetik.com/2012/11/04/pelanggaran-lalu- lintas- yang-dianggap-biasa)
`Suhari,
Eni. 2011. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Jakarta:
Sinar Grafika.