cari

Perbandingan Pertumbuhan tanaman seledri yang diberi intensitas air yang berbeda



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Untuk tumbuh, setiap makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan, membutuhkan nutrisi dan kondisi yang sesuai dengan kebutuhannya. Misalnya tumbuhan akan selalu membutuhkan air, unsur hara dan sinar matahari untuk tetap hidup dan berkembang.Terung termasuk jenis tanaman yang relatif mudah termasuk tanaman yang relatif mudah untuk ditanam karena tidak tergantung pada iklim tertentu. Dengan memperhatikan kecukupan faktor-faktor eksternal seperti air dan mineral, kelembaban, suhu serta cahaya, Terung dapat tumbuh dengan baik.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah air. Air mutlak diperlukan tumbuhan, karena di dalam hidupnya tak mungkin tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang tanpa memerlukan air. Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada seledri adalah air. Pemberian intensitas air berbeda akan menghasilkan pertumbuhan yang berbeda pula. Berdasarkan hal tersebut peneliti pun tertarik untuk meneliti pengaruh intensitas pemberian air terhadap pertumbuhan tanaman seledri..
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana Perbandingan Pertumbuhan tanaman seledri  yang diberi intensitas air yang berbeda ?”
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini Untuk menjelaskan adanya perbedaan pertumbuhan pada tanaman seledri  yang diberi intensitas air yang berbeda.

1.4 Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pembaca sehingga:
1.    Mengetahui adanya perbedaan pertumbuhan pada tanaman seledri  yang diberi intensitas air yang berbeda.
2.    Mengetahui kebutuhan air yang baik untuk pertumbuhan tanaman seledri.

1.5 Hipotesis
Dari latar belakang yang telah disampaikan dan dari perumusan masalah yang telah ditentukan maka penulis mengambil sebuah hipotesis bahwa ada pengaruh antara intensitas pemberian air terhadap pertumbuhan tanaman seledri.










BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Definisi Pertumbuhan Tanaman
Pertumbuhan tanaman merupakan hasil dari berbagai proses fisiologi, melibatkan faktor genotipe yang berinteraksi dalam tubuh tanaman dengan faktor lingkungan. Proses tersebut yaitu pertambahan ukuran, bentuk, dan jumlah. Ciri-ciri pertumbuhan pada tanaman yang tampak sebagai  fenotipe utamanya dipengaruhi oleh faktor genotipe, sedangkan ciri-ciri lainnya ditentukan oleh pengaruh lingkungan sehingga pertumbuhan merupakan fungsi dari genotipe x lingkungan.  Dalam usaha pertanian, aspek pertumbuhan tanaman mengacu pada tujuan utamanya yaitu memaksimalkan laju pertumbuhan dan hasil panen melalui manipulasi  genetik dan lingkungan.
Secara umum, pertumbuhan didefinisikan sebagai proses pembelahan dan pemanjangan sel Pertumbuhan tanaman dalam arti terbatas menunjuk pada pertambahan ukuran yang tidak dapat balik, mencerminkan pertambahan protoplasma dan bobot kering pada tanaman. Pertambahan bobot kering umumnya digunakan sebagai penunjuk ciri pertumbuhan karena pada umumnya hal tersebut mempunyai kepentingan ekonomi yang paling besar.
Adapun parameter lain di antaranya adalah tinggi, volume, dan luas daun juga dapat digunakan untuk mendeteksi adanya pertumbuhan ada tanaman.  Adapun  parameter  lain yaitu bobot basah tidak banyak digunakan karena angkanyaberfluktuasi walaupun pada kepentingan tertentu,  parameter ini menjadi penting daripada bobot kering (digabung dengan faktor kualitas) terutama pada studi dan produksihortikultura.
Analisis pertumbuhan tanaman merupakan suatu cara untuk mengikuti dinamika fotosintesis yang diukur dengan luas daun dan produksi bahan kering. Kuantitas lain dalam analisis diperoleh melalui perhitungan. Akumulasi bahan kering mencerminkan kemampuan tanaman dalam mengikat energi dari cahaya matahari melalui prosesfotosintesis, serta interaksinya dengan faktor-faktor lingkungan. Distribusi akumulasi bahan kering pada bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun dan bagiangeneratif, dapat mencerminkan  produktivitas tanaman.
Salah satu manfaat menggunakan analisis pertumbuhan tanaman adalah mengetahui pengaruh perlakuan dan faktor-faktor dalam budidaya tanaman terhadap kualitas pertumbuhan dan hasil tanaman. Kuantitas analisis pertumbuhan tanaman yang diperoleh dari bobot dan luas daun tanaman yaitu Laju Pertumbuhan Relatif (Relative Growth Ratio), Nisbah Luas Daun (Leaf Area Ratio), Luas Daun Khas (Spesific Leaf Area), Bobot Daun Khas (Spesific Leaf Weight),Indeks Luas Daun (Leaf Area Index), Laju Asimilasi Bersih (Net Assimilation Rate), Laju Pertumbuhan Tanaman (Crop Growth Rate), Laju Pertumbuhan Relatif (Relatif Growth Rate), Lamanya Luas Daun (Leaf Area Duration), dan Lamanya Biomassa (Biomass Duration).

2.2  Klasifikasi Dan Morfologi Tanaman Seledri
Klasifikasi tanaman seledri (Apium graveolens L.) adalah sebagai berikut:
Kingdom               : Plantae
Divisi                     : Spermatophyta
Subdivisi               : Angiospermae
Class                      : Dicotyledonae
Ordo                      : Apiales
Famili                    : Apiaceae
Genus                    : Apium
Spesies                  : Apium graveolens L.             (Backer C.A, 1995)

Tanaman seledri (Apium graveolens L.) termasuk tanaman dikotil (biji berkeping dua) dan merupakan tanaman setahun atau dua tahun, yang berbentuk rumput atau semak. Tanaman seledri tidak bercabang, susunan tubuhnya terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan buah.Akar tanaman seledri (Apium graveolens L.) yaitu akar tunggang dan memiliki serabut akar yang menyebar kesamping dengan radius sekitar 5-9 cm dari pangkal batang dan akar dapat menembus tanah sampai kedalaman 30 cm, berwarna putih kotor (Haryoto, 2009 : 14). 
Batang Seledri (Apium graveolens L.) memiliki batang tidak berkayu, memiliki bentuk bersegi, beralur, beruas, tidak berambut, bercabang banyak, dan berwarna hijau.Daun tanaman seledri (Apium graveolens L.) daun majemuk menyirip ganjil dengan anak daun 3-7 helai, anak daun bertangkai yang panjangnya 1-2,7 cm tangkai daun berwarna hijau keputih- putihan, helaian daun tipis dan rapat pangkal dan ujung daun runcing, tepi daun beringgit, panjang 2-7,5 cm, lebar 2-5 cm, pertulangan daun menyirip, daun berwarna hijau muda sampai hijau tua.
Bunga tanaman seledri (Apium graveolens L.) adalah bunga majemuk berbentuk payung berjumlah 8-12 buah kecil-kecil berwarna putih tumbuh dipucuk tanaman tua. Pada setiap ketiak daun dapat tumbuh sekitar 3-8 tangkai bunga, pada ujung tangkai bunga ini membetuk bulatan. Setelah bunga dibuahi akan terbentuk bulatan kecil hijau sebagai buah muda, setelah tua buah berubah warna menjadi coklat muda (Haryoto, 2009:14). Buah tanaman seledri berbentuk bulatan kecil hijau sebagai buah muda, setelah tua buah berubah warna menjadi coklat muda.
2.3  Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman
Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan – Terdapat dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan baik itu terhadap tumbuhan maupun manusia. Faktor-faktor yang mempengaruhinya berupa faktor dari dalam (internal) maupun faktor yang berasal dari luar (eksternal).
Faktor dalam yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan adalah gen dan zat pengatur tumbuh.

a. Faktor Gen
Faktor penurunan sifat pada keturunan terkandung di dalam gen. Informasi genetik pada gen mengendalikan terbentuknya sifat penampakan secara fisik (fenotip) melalui interaksinya dengan faktor lingkungan.

b. Zat pengatur tumbuh (hormon)
Zat pengatur tumbuh (hormon) pada tanaman merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan berupa senyawa organik yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat, dan mengubah proses fisiologis tumbuhan. Pada konsentrasi tertentu hormon dapat memacu pertumbuhan, tetapi pada konsentrasi yang tinggi dapat menekan pertum- buhan. Macam-macam hormon sebagai berikut.



·       Auksin
Auksin mula-mula ditemukan oleh Darwin, dengan percobaan pengaruh penyinaran terhadap koleoktil. Auksin adalah hormone yang berperan merangsang pembelahan sel dan pengembangan sel. Hormon auksin/IAA memiliki sifat menjauhi cahaya.


Hormon ini diproduksi pada ujung tunas akar dan batang. Pengaruh hormon auksin dalam konsentrasi yang berbeda pada bagian tubuh tanaman mengakibatkan terjadinya pertumbuhan yang tidak seimbang. Bagian yang mengandung auksin lebih banyak memiliki kecepatan tumbuh yang lebih besar.

Adapun bagian yang kekurangan akan mengalami pertumbuhan lebih lambat. Jika ini terjadi pada pucuk batang, terjadi pembengkokan arah pertumbuhan. Pengaruh auksin terhadap perkembangan sel memperlihatkan bahwa auksin dapat menaikkan tekanan osmotik, meningkatkan permeabilitas sel terhadap air, menyebabkan pengurangan tekanan pada dinding-dinding sel, meningkatkan sintesis protein, meningkatkan plas-tisitas, mengembangnya dinding sel.

Dilihat dari segi fisiologi, hormon auksin berpengaruh pada:
1.      Pengembangan sel             
2.      Fototropisme
3.      Geotropisme
4.      Pertumbuhan akar
5.      Partenokarpi
6.      Pembentukan batang.

·       Giberelin
Giberelin merupakan jenis hormon sebagai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan yang mula-mula ditemukan oleh Kuroshawa dari Jepang. Hormon ini berpengaruh terhadap sifat genetik, pembungaan, penyinaran, dan mobilisasi karbohidrat selama perkecambahan. Hormon ini berperan dalam mendukung perpanjangan sel, aktivitas kambium mendukung pembentukan RNA baru, dan sintesis protein.
·       Sitokinin
Sitokinin ditemukan oleh Kinetin. Sitokinin berfungsi untuk:
1.      Merangsang pembelahan sel
2.      Merangsang pembentukan tunas
3.      Menghambat efek dominasi apikal oleh auksin pada batang
4.      Mempercepat pertumbuhan memanjang.
·       Etilen
Dalam keadaan normal, etilen akan berbentuk gas dan berperan apabila terjadi perubahan secara fisiologis pada suatu tanaman. Hormon ini berperan pada proses pematangan buah. Hubungan etilen dengan auksin yaitu etilen memengaruhi pembentukan protein yang diperlukan dalam aktivitas pertumbuhan.
·       Inhibitor
Inhibitor adalah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan yang dapat menghambat pertumbuhan pada tanaman inhibitor. Sering dijumpai pada proses perkecambahan, pertumbuhan pucuk, atau dalam dormansi. Beberapa jenis inhibitor yaitu asam absisat dan plant growth retardant. Asam absisat terdapat pada daun, batang, akar, umbi, tunas, buah, dan endosperm. Zat ini mempunyai fungsi berlawanan dengan auksin, giberelin, dan sitokinin. Plant growth retardant adalah inhibitor yang berlawanan dengan kegiatan giberelin pada perpanjangan batang.

Faktor luar yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah faktor lingkungan, misalnya nutrisi, air, cahaya, suhu, dan kelembapan.

a. Nutrisi
Nutrisi terdiri atas unsur-unsur atau senyawa-senyawa kimia sebagai sumber energi dan sumber materi untuk sintesis berbagai komponen sel yang diperlukan selama pertumbuhan. Nutrisi umumnya diambil dari dalam tanah dalam bentuk ion dan kation, sebagian lagi diambil dari udara.

Unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak disebut unsur makro (C, H, O, N, P, K, S, Ca, Fe, Mg). Adapun unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut unsure mikro (B, Mn, Mo, Zn, Cu, Cl). Jika salah satu kebutuhan unsur-unsur tersebut tidak terpenuhi, akan mengakibatkan kekurangan unsur yang disebut defisiensi. Defisiensi mengakibatkan pertumbuhan menjadi terhambat.

b. Air
Air berperan di dalam melarutkan unsur hara dalam proses penyerapan. Air dibutuhkan tumbuhan sebagai pelarut bagi kebanyakan reaksi dalam tubuh tumbuhan dan sebagai medium reaksi enzimatis. Sebagai pelarut, air juga memengaruhi kadar enzim dan substrat sehingga secara tidak langsung memengaruhi laju metabolisme. Kekurangan air pada tanah menyebabkan terhambatnya proses osmosis. Proses osmosis akan terhenti atau berbalik arah yang berakibat keluarnya materi-materi dari protoplasma sel-sel tumbuhan, sehingga tanaman kering dan mati.

c. Cahaya
Cahaya mutlak diperlukan dalam proses fotosintesis. Cahaya secara langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan setiap tanaman.  Pengaruh cahaya secara langsung dapat diamati dengan membandingkan tanaman yang tumbuh dalam keadaan gelap dan terang. Pada keadaan gelap, pertumbuhan tanaman mengalami etiolasi yang ditandai dengan pertumbuhan yang abnormal (lebih panjang), pucat, daun tidak berkembang, dan batang tidak kukuh. Sebaliknya, dalam keadaan terang tumbuhan lebih pendek, batang kukuh, daun berkembang sempurna dan berwarna hijau.


Dalam fotosintesis, cahaya berpengaruh langsung terhadap ketersediaan makanan. Tumbuhan yang tidak terkena cahaya tidak dapat membentuk klorofil, sehingga daun menjadi pucat.


d. Suhu
Suhu sebagai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, berpengaruh terhadap fisiologi tumbuhan, antara lain memengaruhi kerja enzim. Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menghambat proses pertumbuhan. Suhu yang paling baik untuk pertumbuhan disebut suhu optimum (100–38 derajat Celcius).



e. Kelembapan
Tanah dan udara yang lembap berpengaruh terhadap pertum-buhan. Pada keadaan lembap, banyak air yang diserap oleh tumbuhan dan sedikit penguapan yang terjadi sehingga meng-akibatkan pertumbuhan menjadi cepat. Akibat pemanjangan sel-sel yang cepat, tumbuhan bertambah besar.Pada kondisi ini, faktor kehilangan air sangat kecil karena transpirasi yang kurang. Adapun untuk mengatasi kelebihan air, tumbuhan beradaptasi dengan memiliki permukaan helaian daun yang lebar.

Demikian penjelasan mengenai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, pada tumbuhan.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode eksperimen yang merupakan bagian dari metode kuantitatif, dan memiliki ciri khas tersendiri terutama dengan adanya kelompok kontrol. Dalam bidang sains, penelitian-penelitian dapat menggunakan desain eksperimen karena variabel-variabel dapat dipilih dan variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi proses eksperimen itu dapat dikontrol secara ketat. Sehingga dalam metode ini, peneliti memanipulasi paling sedikit satu variabel, mengontrol variabel lain yang relevan, dan mengobservasi pengaruhnya terhadap variabel terikat. Manipulasi variabel bebas inilah yang merupakan salah satu karakteristik yang membedakan penelitian eksperimental dari penelitian-penelitian lain.

3.2 Alat dan Bahan
Dalam  pelaksanaan penelitian akan memerlukan alat dan bahan sebagai berikut ini:

1.    Benih seledri
2.    Tanah humus
3.    3 Gelas air kemasan
4.    Air
5.    Penggaris
6.    Alat tulis



3.3  Prosedur Penelitian
Untuk mempermudah proses penelitian maka penelitian akan dilaksanakan berdasarkan prosedur berikut ini:
1.    Menyiapkan alat dan bahan
2.    Memasukan tanah humus pada setiap gelas
3.    Pemberian benihseledri pada setiap gelas
4.    Pemberian perlakuan penyiraman air dengan intensitas berbeda selama 19 hari
5.    Catat setiap perkembangan dari setiap sampel.


3.4 WaktuPenelitian dan tempat penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 15-29 November 2015. Penelitian akan dilakukan di Desa Nusa Bakti, Kecamatan Belitang III, Kabupaten OKU Timur.





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1  Hasil Penelitian
Dari penelitian yang telah dijalankan sesuai dengan prosedur penelitian yang telah ditetapkan, mengenai pengaruh perlakuan perbedaan intesitas air pada penyiraman tanaman. maka didapat hasil yang tersaji dalam tabel berikut ini:
Tabel Hasil Penelitian
No
Hari penelitian
Pertumbuhan seledri (CM)
Sampel 1
Sampel 2
Sampel 3
1
Hari pertama
-
-
-
2
Hari Ke-1
2
2
1
3
Hari Ke-2
5
4
3
4
Hari Ke-3
8
7
5
5
Hari Ke-4
10
9
7
6
Hari Ke-5
12
11
9
7
Hari Ke-6
15
14
11
8
Hari Ke-7
18
15
13
Keterangan

hidup
hidup
hidup

            1.        Sampel 1 = tanaman kentang dengan penyiraman 25 cc setiap hari
            2.        Sampel 2 = tanaman kentang dengan penyiraman 20 cc setiap hari
            3.        Sampel 3 = tanaman kentang dengan penyiraman 15 cc setiap hari

4.2 Pembahasan
Dari tabel hasil penelitian kita dapat mengamati perkembangan setiap sampel pada setiap harinya. Dengan mudah dapat kita ketahui jika semakin besar intesitas air yang diberikan maka pertumbuhan tanaman seledri semakin baik dan subur. Dari hasil ini cukup menjelaskan bahwa intesiteas air yang cukup akan memberi pengaruh pada tingkat pertumbuhan yang baik pada tanaman. Dari berbagai sumber berikut akan menjelaskan hasil penelitian yang telah dilakukan.
Dari berbagai sumber berikut akan menjelaskan hasil penelitian yang telah dilakukan. Air adalah salah satu komponen fisik yang sangat vital dan dibutuhkan dalam jumlah besar untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sebanyak 85-90 % dari bobot segar sel-sel dan jaringan tanaman tinggi adalah air (Maynard dan Orcott, 1987). Noggle dan Frizt (1983) menjelaskan fungsi air bagi tanaman yaitu : 
            1.        sebagai senyawa utama pembentuk protoplasma, 
            2.        sebagai senyawa pelarut bagi masuknya mineral-mineral dari larutan tanah ke tanaman dan sebagai pelarut mineral nutrisi yang akan diangkut dari satu bagian sel ke bagian sel lain, 
            3.        sebagai media terjadinya reaksi-reaksi metabolik, 
            4.        sebagai rektan pada sejumlah reaksi metabolisme seperti siklus asam trikarboksilat, 
            5.        sebagai penghasil hidrogen pada proses fotosintesis, 
            6.        menjaga turgiditas sel dan berperan sebagai tenaga mekanik dalam pembesaran sel, 
            7.        mengatur mekanisme gerakan tanaman seperti membuka dan menutupnya stomata, membuka dan menutupnya bunga serta melipatnya daun-daun tanaman tertentu, 
            8.        berperan dalam perpanjangan sel, 
            9.        sebagai bahan metabolisme dan produk akhir respirasi, serta 
         10.        digunakan dalam proses respirasi.
Kehilangan air pada jaringan tanaman akan menurunkan turgor sel, meningkatkan konsentrasi makro molekul serta senyawa-senyawa dengan berat molekul rendah, mempengaruhi membran sel dan potensi aktivitas kimia air dalam tanaman (Mubiyanto, 1997). Peran air yang sangat penting tersebut menimbulkan konsekuensi bahwa langsung atau tidak langsung kekurangan air pada tanaman akan mempengaruhi semua proses metaboliknya sehingga dapat menurunkan pertumbuhan tanaman.

Kekurangan air akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil, perkembangannya menjadi abnormal. Kekurangan yang terjadi terus menerus selama periode pertumbuhan akan menyebabkan tanaman tersebut menderita dan kemudian mati. Sedang tanda-tanda pertama yang terlihat ialah layunya daun-daun. Peristiwa kelayuan ini disebabkan karena penyerapan air tidak dapat mengimbangi kecepatan penguapan air dari tanaman. Jika proses tranpirasi ini cukup besar dan penyerapan air tidak dapat mengimbanginya, maka tanaman tersebut akan mengalmi kelayuan sementara (transcient wilting), sedang tanaman akan mengalami kelayuan tetap, apabila keadaan air dalam tanah telah mencapai permanent wilting percentage. Tanaman dalam keadaan ini sudah sulit untuk disembuhkan karena sebagaian besar sel-selnya telah mengalami plasmolisia.
Jadi air sangat penting bagi tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Kebutuhan air yang cukup akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman khususnya tanaman seledri. Hal ini membenarkan hipotesis yang telah diambil bahwa air mempengaruhi pertumbuhan tanaman seledri.


BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, serta hasil dan pembahasan yang telah dijabarkan dalam bab sebelumnya mengenai pengaruh intesitas pemberian air terhadap pertumbuhan tanaman seledri, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa:
1.         Air adalah senyawa pelarut mineral-mineral dalam tanah untuk diproses dalam fotosistesis dan meyebarkan hasi fotosintesis keseluruh bagian tumbuhan dan menkan didnding turgor tumbuhan untuk melakukan perkembangan.
2.         Air sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman seledri, semakin besar jumlah intensitasair maka akan memberikan pertumnbuhan lebih baik pada tanaman seledri.


5.2  Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil maka penulis menyarankan agar:
1.    Memperhatikan dan intensitas pemberian air yang sesuai dalam proses budidaya tanaman seledri.
2.    Perlu diadakan penelitian lanjutan yang lebih koprehensif, agar mendapat hasil yang lebih mendetail.





DAFTAR PUSTAKA

Anonim1, 2008. Bahan Penyubur Tanaman. (Online), http://pinginpintar.com/.
Anonim2,2008.Beras.(Online),http://id.wikipedia.org/wiki_beras.
Bewley, Derek J. 1997. Seed Germination and Dormancy. The Plant Cell, Vol. 9 1055-1066   America Society of Plant Physiologist.
Diah, Ayulina, dkk. 2011.  BIOLOGY 3A for Senior High School Grade II Semester 1. Jakarta. Esis
Heddy, Suwasono; Soemitro, Sutiman; Soekariomo, Sardjono. 1990. Pengantar Ekologi. Jakarta: Rajawali.
      Wilkins, M. B. 1992. Fisiologi Tanaman. Bumi Angkasa, Jakarta.
Firdaus L.N., Sri Wulandari, Yusnida Bey. 2006. Fisiologi Tumbuhan. Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Riau. Pekanbaru.
Meyer, B.S and Anderson, D.B. 1952. Plant Physiology. D Van Nostrand Company Inc., New York.
Srikini, Suharno, dkk. 2006. BIOLOGI untuk SMA Kelas XII. Jakarta. Penerbit Erlangga




GAMBAR PENELITIAN

Gambar perkembangan sampel 1
Gambar perkembangan sampel 2
Gambar perkembangan sampel 3