cari

perbandingan pertumbuhan dan hasil tanaman Terung dengan dua jenis pupuk kandang (pupuk ayam dan pupuk sapi)



BAB I
PENDAHULUAN


1.1   Latar Belakang
Terong merupakan sejenis tumbuhan yang dikenal sebagai sayur-sayuran dan ditanam untuk dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Terung dikenal dengan nama ilmiah Solanum melongena L adalah merupakan tanaman asli daerah tropis yang cukup dikenal   di Indonesia. Pupuk kandang ayam merupakan salah satu jenis pupuk organik yang dapat meningkatkan jumlah hara yang tersedia didalam tanah dan akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi. Pupuk kandang ayam memiliki keuntungan yaitu dapat memperbaiki sifat fisik tanah karena mengandung N,P,K dan Mg dan dapat meningkatkan kesuburan biologis tanah. Penggunaan pupuk organik menambah nilai jual pada terong hal ini yang menarik penulis untuk melakukan penelitian ini.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah bagaimanakah  perbandingan pertumbuhan dan hasil tanaman Terung dengan dua jenis pupuk kandang (pupuk ayam dan pupuk sapi) ?
           
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah menjelaskan  perbandingan pertumbuhan dan hasil tanaman Terong dengan dua jenis pupuk kandang (pupuk ayam dan pupuk sapi) mana yang lebih subur pertumbuhannya.

1.4  Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka peneliti mengambil sebuah hipotesis bahwa tanaman terong yang dipupuk dengan kotoran sapi lebih subur dari tanaman terong yang dipupuk dengan kotoran ayam.




BAB II
KAJIAN PUSTAKA


2.1   Definisi Pertumbuhan Tanaman
Pertumbuhan tanaman merupakan hasil dari berbagai proses  fisiologi, melibatkan faktor genotipe yang berinteraksi dalam tubuh tanaman dengan faktor lingkungan. Proses tersebut yaitu pertambahan ukuran, bentuk, dan jumlah. Ciri-ciri pertumbuhan pada tanaman yang tampak sebagai fenotipe utamanya dipengaruhi oleh faktor genotipe, sedangkan ciri-ciri lainnya ditentukan oleh pengaruh lingkungan sehingga pertumbuhan merupakan fungsi dari genotipe x lingkungan.  Dalam  usaha pertanian, aspek pertumbuhan tanaman mengacu pada tujuan utamanya yaitu memaksimalkan laju pertumbuhan dan hasil panen  melalui  manipulasi  genetik  dan lingkungan.
Secara umum, pertumbuhan didefinisikan sebagai proses pembelahan dan pemanjangan sel Pertumbuhan tanaman dalam arti terbatas menunjuk pada pertambahan ukuran yang tidak dapat balik, mencerminkan pertambahan  protoplasma dan bobot kering pada tanaman. Pertambahan bobot kering umumnya digunakan sebagai penunjuk ciri pertumbuhan karena pada umumnya hal tersebut mempunyai kepentingan ekonomi yang paling besar. Adapun  parameter lain di antaranya adalah tinggi, volume, dan luas daun juga dapat digunakan untuk mendeteksi adanya pertumbuhan ada tanaman.  Adapun  parameter  lain yaitu bobot basah tidak banyak digunakan karena angkanyaberfluktuasi walaupun pada kepentingan tertentu,
 
parameter ini menjadi penting daripada bobot kering (digabung dengan faktor kualitas) terutama pada studi dan produksihortikultura.
Analisis pertumbuhan tanaman merupakan suatu cara untuk mengikuti dinamika fotosintesis yang diukur dengan luas daun dan produksi bahan kering. Kuantitas lain dalam analisis diperoleh melalui perhitungan. Akumulasi bahan kering mencerminkan kemampuan tanaman dalam mengikat energi dari cahaya matahari melalui prosesfotosintesis, serta interaksinya dengan faktor-faktor lingkungan. Distribusi akumulasi bahan kering pada bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun dan bagian generatif, dapat mencerminkan  produktivitas tanaman.
 Salah satu manfaat menggunakan analisis pertumbuhan tanaman adalah mengetahui pengaruh perlakuan dan faktor-faktor dalam budidaya tanaman terhadap kualitas pertumbuhan dan hasil tanaman. Kuantitas analisis pertumbuhan tanaman yang diperoleh dari bobot dan luas daun tanaman yaitu Laju Pertumbuhan Relatif (Relative Growth Ratio), Nisbah Luas Daun (Leaf Area Ratio), Luas Daun Khas (Spesific Leaf Area),  Bobot  Daun Khas (Spesific Leaf Weight),Indeks Luas Daun (Leaf Area Index), Laju Asimilasi Bersih (Net Assimilation Rate), Laju Pertumbuhan Tanaman (Crop Growth Rate), Laju Pertumbuhan Relatif (Relatif Growth Rate), Lamanya Luas Daun (Leaf Area Duration), dan Lamanya Biomassa (Biomass Duration).



2.2   Klasifikasi Dan Morfologi Tanaman Terung
Kingdom        : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi  : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi              : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas              : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas     : Asteridae
Ordo               : Solanales
Famili             : Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus                        : Solanum
Spesies          : Solanum melongena L.

Deskripsi Morfologi Tanaman Terong-Terong ungu atau terung ialah tumbuhan yang tergolong dalam keluarga Solanaceae dan genus Solanum.Terong merupakan tumbuhan asli India Dan Sri Lanka,serta berhubungan erat dengan tomat serta kentang. Buahnya biasa digunakan sebagai sayur untuk masakan. Nama botaninya Solanum melongena.Terong ialah tumbuhan hijau yang sering ditanam secara tahunan.  Tanaman Terong ini tumbuh hingga 40-150 cm (16-57 inci) tingginya. Daunnya besar, dengan lobus yang kasar. Ukurannya 10-20 cm (4-8 inci) panjangnya dan 5-10 cm 2-4 inci lebarnya. Jenis-jenis setengah liar lebih besar dan tumbuh hingga setinggi 225 cm (7 kaki), dengan daun yang melebihi 30 cm (12 inci) dan 15 cm (6 inci) panjangnya. Batangnya biasanya berduri. Warna bunganya antara putih hingga ungu, dengan mahkota yang memiliki lima lobus. Benang sarinya berwarna kuning. Buah tepung berisi, dengan diameter yang kurang dari 3 cm untuk yang liar, dan lebih besar lagi untuk jenis yang ditanam.

Deskripsi Morfologi Tanaman Terong


2.3 Macam-Macam Terong Budidaya
Secara umumnya, hanya beberapa terong yang dapat di budidayakan dan juga di kembangkan di indonesia yaitu terong unggu, terong belanda, terong telunjuk, terong putih dan terong pipit. Karena terong ini sangat mudah menyesuaikan lingkungan atau lahan, sehingga banyak di budidayakan oleh para petani. Namun, untuk lebih jelasnya perhatikan ulasan berikut jenis-jenis terong budidaya di indonesia.

a. Terong unggu

Terong unggu merupakan salah satu jenis terong yang banyak di budidayakan di indonesia, karena harga jual yang tinggi dan juga permintaan yang sangat banyak. Terong unggu ini memiliki bentuk bulat memanjang, berwarna unggu mengkilap, memiliki kulit tipis, dan juga memiliki ujung tumpul. Selain itu, tangkai pada batang terong memiliki panjang sekitar 3-5 cm dan hampir menyerupai mahkota.

b. Terong telunjuk

Terong telunjuk ini sudah banyak di kenali dan populer di masyarakat. Selain itu kandungan di dalam terong ini sangat tinggi dan baik untuk kesehatan tubuh. Terong ini memiliki bentuk menyerupai telunjuk manusia, berwrna hijau mudah, memiliki garis berwrna putih, tangkai berwrna hijau tua dan kusam dengan panjang 2-3 cm dan memiliki daging lebih relatif sedikit di banding terong unggu. Secara umumnya berat pada terong terong telunjuk ini berkisar 1-2 ons perbuah.

 

c. Terong belanda

Terong belanda merupakan terong yang sangat di gemari dan di sukai banyak orang, karena terong ini biasa di buat jus dan olahan lainnya dan memiliki manfaat dan besar dan tinggi baik untuk kesehatan tubuh. Terong ini memiliki bentuk bulat, memiliki daging banyak, berwrna kemerahan, daging berwarna kekuningan dan kemerahan, dan memiliki biji yang sangat banyak. Biji tanaman ini berwrna hitam dan juga kecokatan, mengkilap dan juga berlendir.

d. Terong putih

Terong putih merupakan terong yang sangat di gemari juga, karena memiliki kenikmatan tersendiri. Kenikmatan itu berupa olahan dari masakan dan olahan lainnya, memiliki asupan gizi yang tinggi dan sangat baik untuk kesehatan. Terong ini memiliki bentuk beragam mulai dari bentuk bulat telur dan juga bulat lonjong berwrna putih, memiliki daging banyak berwrna putih, memiliki biji yang banyak berwrna hitam dan kecoklatan mengkilap dan berlendir sedikit.

e. Terong pipit

Terong pipit merupakan terong yang banyak di gemari dan di sukai masyarakat, karena terong ini biasaya di olah sebagai bahan tambahan berbagai masakan dan juga tamabahan lainnya. Terong ini memiliki bentuk yang relatif kecil, berwarna hijau mudah, bertangkai pendek, memiliki biji banyak tetapi kecil dan berwarna kehijauan hingga kecoklatan dan berlendir.
2.4  Kotoran Ayam
Menurut Ali (1991:394) kotoran ayam merupakan kotoran yang di keluarkan oleh ayam sebagai proses makanan yang disertai urine dan sisa-sisa makanan lainya. Menurut Widodo (2008:05) kotoran ayam atau bahan organik merupakan sumber nitrogen tanah yang utama, serta berperan cukup besar dalam memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologis tanah serta lingkungan. Di dalam tanah, pupuk organik akan dirombak oleh organisme menjadi humus atau bahan organik tanah
Bahan organik berfungsi sebagai “pengikat” butiran primer tanah menjadi butiran sekunder dalam pembentukan agregat yang mantap. Keadaan ini berpengaruh besar pada porositas, penyimpanan dan penyediaan air serta aerasi dan temperatur tanah. Bahan organik dengan C/N tinggi seperti jerami dan sekam memberikan pengaruh yang lebih besar pada perubahan sifat-sifat fisik tanah dibanding bahan organik yang telah terdekomposisi seperti kompos.


 2.5 Kotoran Sapi
Kotoran sapi (Bahasa Jawa: Cletong) merupakan pupuk kandang limbah dari peternakan sapi yang mempunyai kandungan serat tinggi , karena terdapat Serat atau selulosa dalam kadar tinggi pada kotoran ternak ini baik dalam bentuk padat dan air kencing sapi, ia merupakan senyawa rantai karbon yang  dapat mengalami proses pelapukan lebih kompleks. proses pelapukan secara alamiah oleh berbagai jenis mikroba tersebut membutuhkan unsur Nitogen (N) yang terkandung pada kotoran sapi tersebut dalam jumlah besar. Karena alasan ini pupuk kandang dalam kondisi segar atau masih baru tidak disarankan untuk memupuk tanaman apapun
.  Karena menggunakan pupuk kandang dari teranak apa saja tanpa proses fermentasi terlebih dahulu , akan menimbulkan dampak buruk bagi tanaman. Aplikasi kotoran sapi yang paling baik dan rekomendasi adalah membutuhkan proses pengomposan atau fermentasi terlebih dahulu. Selain memiliki kadar serat tinggi , kotoran sapi juga mempunyai kadar air yang cukup tinggi. Karena tingginya kadar air itulah , rata-rata petani di Indonesia kadang menjuluki "CLETONG" dengan sebutan pupuk kandang dingin.





BAB III
METODE PENELITIAN


3.1  Jenis Penelitian
Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode eksperimen. Metode eksperimen adalah cara metode penelitian dengan suatu percobaan, mengalami dan membuktikan sendiri apa yang dipelajari, serta dapat menarik suatu kesimpulan dari proses yang dialaminya.

3.2  Alat dan  Bahan
Dalam penelitian ini akan memerlukan alat dan bahan penelitian, dan berikut ini adalah alat dan bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini:
a.    Alat-alat yang digunakan dalam peneltian kali ini adalah:
1.    Polibek
2.    Gelas Ukur
3.    Penggaris
4.    Alat Tulis
b.    Bahan yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah:
1.    10 Biji terung
2.    Tanah
3.    Pupuk kandang sapi dan ayam
4.    Air




3.3  Prosedur kerja
Untuk mempermudah proses penelitian maka penelitian akan dilaksanakan berdasarkan prosedur berikut ini:
1.    Siapkan alat dan bahan
2.    Buat 2 sampel berisi kotoran ayam dan 2 sampel berisi kotoran sapi
3.    Setelah itu beri biji terung dan taruh di tempat terbuka agar dapat cahaya yang optimal
4.    Siram air dengan takaran yang sama setiap hari
5.    Perhatikan setiap pertumbuhan dan catat hasilnya



















BAB IV
Hasil dan Pembahasan


4.1   Hasil Penelitian
Setelah menjalankan prosedur penelitian dan mencatat setiap pertumbuhan pada setiap sampel. Baik pada tanaman jahe ya yang ditanaman dengan media Abu Organik maupun yang ditanam pada media tanah biasa, maka didapat hasil yang tersaji dalam tabel berikut ini:
No
Tanggal
Hari ke
Tinggi Pertumbuhan Terong
Kotoran ayam
(sampel 1)
 Kotoran Sapi
(sampel 2)
1
8 November 2015
1
0
0
2
14 November 2015
7
5 cm
6 cm
3
21 November 2015
14
7 cm
12 cm
4
30 November 2015
23
12  cm
16  cm
Tabel Hasil Penelitian

4.2   Pembahasan
Kotoran sapi (Bahasa Jawa: Cletong) merupakan pupuk kandang limbah dari peternakan sapi yang mempunyai kandungan serat tinggi , karena terdapat Serat atau selulosa dalam kadar tinggi pada kotoran ternak ini baik dalam bentuk padat dan air kencing sapi, sumber nitrogen kalium dan pospat dalmjumlah yang cukup.
Menurut Widodo (2008:05) kotoran ayam atau bahan organik merupakan sumber nitrogen tanah yang utama, serta berperan cukup besar dalam memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologis tanah serta lingkungan. Di dalam tanah, pupuk organik akan dirombak oleh organisme menjadi humus atau bahan organik tanah. Bahan organik berfungsi sebagai “pengikat” butiran primer tanah menjadi butiran sekunder dalam pembentukan agregat yang mantap. Keadaan ini berpengaruh besar pada porositas, penyimpanan dan penyediaan air serta aerasi dan temperatur tanah. Bahan organik dengan kadar rendah.
Penjelasan diatas cukup memberi infomasi mengenai hasil penelitian untuk mempertegas penjelasan diatas maka berikut ini penjabaran atas tabel penelitian. Pada minggu pertama sudah menunjukan tanaman yang dipupuk dengan kotoran  sudah tumbuh lebih baik dimana  sampel 2 memiliki panjang 6 cm dan dan sampel 1 memiliki panjang 5 cm, begitu juga pada pertumbuhan pada hari selanjutnya. Selain dari segi ukuran panjang ukuran lebar daun dan warna daun juga terlihat pada sampel 1 tampak berwarna kekuning-kuningan sedang sampel 2 berwarna hijau segar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan pada terong pada tanaman yang dipupuk dengan kotoran sapi memiliki pertumbuhan yang lebih baik daripada tanaman terong yang diberi perlakuan pupuk  kotoran ayam. Demikian hasil penelitian yang telah dilakukan.

20151210_105612.jpg20151210_105655.jpg
















BAB V
PENUTUP


5.1   Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan Dapat disimpulkan dalam beberapa hal berikut ini:
1.    Bahwa pertumbuhan pada terong pada tanaman yang dipupuk dengan kotoran sapi memiliki pertumbuhan yang lebih baik daripada tanaman terong yang diberi perlakuan pupuk  kotoran ayam.
2.    Jenis pupuk mempengaruhi tingkat pertumbuhan tanman terong ungu.

5.2   Saran-saran
Dari kesimpulan yang telah diambil maka peniliti menyarankan agar :
1.    Pemilihan pupuk yang tepat akan sangat menentukan tingkat pertumbuhan pada tanaman terong ungu.
2.    Ada penelitian yang lebih lanjut mengenai perbandingan ini sehingga mendapat hasil yang lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

A.Adi Soetasad, Sri Muryanti,Drs. Hendro Sunarjono - Budidaya Terung local ,Terung Jepang - Jakarta : Penebar swadaya – 2003
Ir. Pracaya - Bertanam sayuran organik di kebun, pot dan polibag - Jakarta : Penebar Swadaya – 2006
Elly. R - Bisnis Laris Terong Medan -Trubus , Nopember - 1982
 Imdat H.P, Abjad Asih Nawangsih - Sayuran Jepang - Jakarta : Penebar swadaya – 1995
Lingga, Pinus - Petunjuk pengunaan pupuk - Jakarta: Penebar swadaya – 1986
 Najiyati. S , Danarti - Petunjuk Mengairi dan menyiram tanaman - Jakarta : Penebar swadaya – 1991
Sudarmo, Subiyakto - Pengendalian Serangan Hama Sayuran dan palawija - Yogyakarta : Kanisius -1990
Sunaryono, Hendro - Kunci Bercocok Tanam Sayuran penting di Indonesia - Bandung : Sinar baru - 1981