cari

Peran posyandu terhadap kesehatan ibu dan balita di desa Margomulyo



BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan adalah Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh dan bersama masyarakat untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita dan angka kelahiran. Selain itu juga agar masyarakat dapat mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan lain yang menunjang.
Keberadaan posyandu sebagai salah satu sistem penyelenggaraan pelayanan kebutuhan kesehatan dasar dalam rangka peningkatan SDM, khususnya bayi/balita yang rentan dengan penyakit kurang gizi atau lumpuh layu, cacingan, diare dan ISPA. Selain itu, agar posyandu dapat melaksanakan tugas dan fungsinya yang selama ini belum menunjukkan hasil yang optimal dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pengguna posyandu (Zulkifli, 2008). Keberadaan Posyandu beserta kader sebagai penggeraknya telah memberikan dampak positif terhadap pembangunan khususnya di bidang kesehatan, sebagaimana yang dikemukakan oleh Perdana (1980) dalam Pramudho (1997), bahwa peranan kader telah memperlihatkan adanya peningkatan terhadap upaya Puskesmas dalam memperkecil masalah penyakit menular melalui pengobatan penderita, pembangunan jamban serta imunisasi bagi bayi dan ibu hamil.
Bagi masyarakat yang sudah sadar dengan kesehatan dan mempunyai rasa kesetiakwanan yang tinggi, penyelenggaraan posyandu di desanya masih tetap berjalan. Namun terdapat beberapa kendala dalam penyelenggaraan posyandu, antara lain banyak kader yang mengundurkan diri dengan berbagai alasan, antara lain minimnya dukungan dana operasional bagi para kader. Sehingga mereka malas untuk bekerja, ada kader yang mencari nafkah di desa atau kota lain serta kurang profesionalnya kerja pamong desa yang menggantikan tugas kader Posyandu tersebut (Firyadi, 2008).
Posyandu dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat namun keberadaannya di masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh karena itu pemerintah mengadakan revitalisasi posyandu.Revitalisasi posyandu merupakan upaya pemberdayaan posyandu untuk mengurangi dampak dari krisis ekonomi terhadap penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam menunjang upaya mempertahankan dan meningkatkan status gizi serta kesehatan ibu dan anak melalui peningkatan kemampuan kader, manajemen dan fungsi posyandu.
              Kegiatan revitalisasi posyandu pada dasarnya meliputi seluruh posyandu dengan perhatian utamanya pada posyandu yang sudah tidak aktif/rendah stratanya (pratama dan madya) sesuai kebutuhan, posyandu yang berada di daerah yang sebagian besar penduduknya tergolong miskin, serta adanya dukungan materi dan non materi dari tokoh masyarakat setempat dalam menunjang pelaksanaan kegiatan posyandu. Dukungan masyarakat sangat penting karena komitmen dan dukungan mereka sangat menentukan keberhasilan dan kesinambungan kegiatan posyandu.
             Posyandu dalam meningkatkan kesehatan bayi dan anak balita sangat besar, namun sampai saat ini kualitas pelayanan posyandu masih perlu ditingkatkan.Keberadaan kader dan sarana yang ada merupakan modal dalam keberlanjutan posyandu. Oleh karena itu keberadaan posyandu harus terus ditingkatkan sehingga diklasifikasikan menjadi 4 jenis yaitu posyandu pratama, madya, purnama, dan mandiri

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana peran posyandu terhadap kesehatan ibu dan balita di desa Margomulyo?
2.    Bagaimana pengaruh posyandu terhadap kesehatan masyarakat di desa Margomulyo?

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
                 1.    Menjelaskan peran posyandu terhadap kesehatan ibu dan balita di desa Margomulyo kecamatan Belitang II.
                 2.    Menjelaskan pengaruh posyandu terhadap kesehatan masyarakat di desa Margomulyo kecamatan Belitang II.

1.4 HIpotesis
Hipotesis penulis dalam penelitian ini adalah andanya pengaruh dari kegiatan posyandu terhadap kesehatan ibu dan balita di desa Margomulyo kecamatan Belitang II




BAB II
LANDASAN TEORI


2.1 Pengertian Posyandu
Pelayanan kesehatan terpadu (yandu) adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja puskesmas. Tempat pelaksanaan pelayanan  program terpadu di balai dusun, balai kelurahan, RW dan sebagainya disebut dengan Pos pelayanan terpadu (Posyandu). Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di posyandu adalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), KB (Keluarga Berencana), P2M (Pemberantasan Penyakit Menular dengan Imunisasi dan penanggulangan diare), dan Gizi (penimbangan balita). Sasaran penduduk yandu adalah ibu hamil, ibu menyusui, pasangan usia subur (PUS), dan balita (Muninjaya, 2004).
Program yandu merupakan strategi jangka panjang untuk menurunkan angkakematian bayi (Infant Mortality Rate-IMR), angka kelahiran bayi (Birth Rate-BR), dan angka kematian ibu (Maternal Mortality Rate-MMR). Turunnya IMR, BR, dan MMR di suatu wilayah  merupakan standar keberhasilan pelaksanaan program terpadu di wilayah tersebut. Untuk mempercepat penurunan IMR, BR, dan MMR tersebut, secara nasional diperlukan tumbuhnya peran serta masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan posyandu karena posyandu adalah milik masyarakat, dilaksanakan oleh masyarakat dan ditujukan untuk kepentingan masyarakat. Untuk mengembangkan peran serta masyarakat di posyandu dapat dilakukan dengan penerapan asas-asas manajemen kesehatan. Peningkatan peran serta masyarakat diukur dengan menggunakan analisis cakupan program yandu dibandingkan dengan target kegiatan masing-masing program tersebut(Muninjaya, 2004).
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga. berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Yang dimaksud dengan nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini yaitu dalam peningkat mutu manusia masa yang akan datang dan akibat dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3 intervensi yaitu :
1.        Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia balita.
2.        Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk membina tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun mental sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh.
3.        Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara.
Intervensi 1 dan 2 dapat dilaksanakan sendiri oleh masyarakat dengan sedikit bantuan dan pengarahan dari petugas penyelenggara dan pengembangan Posyandu merupakan strategi yang tepat untuk intervensi ini. Intervensi ke 3 perlu dipersiapkan dengan memperhatikan aspek-aspek Poleksesbud (Sembiring, 2004).
Sebagai unit yang memberi pelayanan langsung kepada masyarakat dan bersifat sebagai unit pelayanan kesehatan dasar masyarakat terutama ibu dan anak, maka organisasi Posyandu sesungguhnya bersifat organisasi fungsional yang dipimpin oleh seorang Pimpinan/Penanggungjawab dan dibantu oleh para pelaksana pelayanan yang terdiri dari kader Posyandu sebanyak 4-5 orang. Agar Posyandu dapat dikelola secara baik, perlu dukungan tenaga dministrasi yang bertugas mengadministrasikan kegiatan Posyandu. emudian dari beberapa Posyandu yang ada di suatu wilayah (Kelurahan/Desa atau dengan sebutan lain) selayaknya dikelola oleh suatu unit/kelompok (nama lain) Pengelola Posyandu yang keanggotaannya dipilih dari kalangan masyarakat setempat. Unit Pengelola Posyandu ini dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih dari para anggota (Depdagri RI, 2001).
Bentuk susunan organisasi Unit Pengelola Posyandu di Desa, ditetapkan melalui kesepakatan dari para anggota Pengelola Posyandu. Tugas dan tanggung jawab masing-masing unsure pada setiap kepengurusan, juga disepakati dalam unit/kelompok Pengelola Posyandu bersama masyarakat setempat. Namun pada hakekatnya susunan kepengurusan itu sifatnya fleksibel, tergantung pada kondisi setempat. Dalam tatanan kehidupan bermasyarakat di desa, unit Pengelola Posyandu mempunyai kewajiban melaporkan keberadaannya kepada Kepala Desa/Lurah. Oleh karena itu, Kepala Desa/Lurah berkewajiban pula untuk membina keberadaan unit Pengelola Posyandu, karena kegiatan Posyandu yang dikelola oleh masyarakat itu pada dasarnya adalah untuk kepentingan pemajuan pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) dini didaerahnya, yang berarti sebagai suatu asset di desa (Depdagri RI, 2001).
Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh LKMD, Kader, Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan dari KB. Pada hari buka Posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 (lima) meja yaitu :  Meja I : Pendaftaran, Meja II : Penimbangan, Meja III : Pengisian KMS,Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS, dan Meja V : Pelayanan KB Kesehatan (Imunisasi, Pemberian vitamin A Dosis Tinggi berupa obat, tetes ke mulut tiap Februari dan Agustus, Pembagian pil atau kondom, Pengobatan ringan dan Kosultasi KB-Kesehatan).
Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan Meja V merupakan meja pelayanan paramedis (Jurim, Bindes, perawat dan petugas KB).
b.        Sasaran Posyandu :  Bayi/Balita, Ibu hamil/ibu menyusui, dan WUS dan PUS.
Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi :
1)        Kesehatan ibu dan anak : Pemberian pil tambah darah (ibu hamil), Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan Februarii dan Agustus), PMT, Imunisasi, dan Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan balita melalui pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan program terlihat melalui grafik pada kartu KMS setiap bulan.
2)   Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.
3)   Pemberian Oralit dan pengobatan.
4)  Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV dengan materi dasar dari KMS alita dan ibu hamil. Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN.
S : Semua baita diwilayah kerja Posyandu.
K : Semua balita yang memiliki KMS.
D : Balita yang ditimbang.
N : Balita yang naik berat badannya.
Keberhasilan Posyandu berdasarkan :

Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui gotong royong dengan kegiatan jimpitan beras dan hasil potensi desa lainnya serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang dihimpunan melalui kegiatan Dana Sehat (Sembiring, 2004).

2.2  Tujuan Posyandu

Tujuan penyelenggaran posyandu menurut Departemen Kesehatan RI (Sembiring 2004) yaitu:
1.  Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (ibu hamil, melahirkan dan nifas) 
2.  Mempercepat penerimaan atau membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). 
3.  Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan Keluarga Berencana beserta kegiatan lainnya yang dapat menunjang tercapainya masyarakat hidup sehat sejahtera. 
4.  Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.

2.3  Pengertian Kesehatan Secara Umum 
Pengertian Kesehatan menurut wikipedia adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan” 
Pada tahun 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa adalah “sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup Kesehatan adalah konsep positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik. pengertian kesehat menurut para ahli 
1.    Perkins(1938)
Sehat adalah keadaan yang seimbang dan dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai factor yang mempengaruhinya.
2.    WHO(1947)
Sehat adalah keadaan yang sempurna dari fisik , mental ,dan social, tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
3.     White(1977)
Sehat adalah keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan apapun ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan.
4.    Paune(1983)
Sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri( self care resources) yang menjamin tindakan untuk perawatan diri (self care action) merupakan pengetahuan ketrampilan dan sikap. Self care action merupakan perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh , mempertahankan, dan meningkatkan fungsi psikososial dan spiritual.
5.     Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Kesehatan sebagai ketahanan ‘jasmaniah, ruhaniyah, dan sosial’ yang dimiliki manusia sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan tuntunan-Nya, dan memelihara serta mengembangkannya.
6.    Neuman 1982
Sehat adalah suatu keseimbangan biopsiko – sosio – cultural dan spiritual pada tiga garis pertahanan klien yaitu fleksibel, normal dan resisten. 

7.    Menurut UU No.23 tahun 1992 
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. 

2.4 Pengertian Balita
Menurut Dr.dr. Siti Fadilah Suparti, Sp. JP[K], balita (anak) adalah amanah dan karunia dari Allah SWT. Oleh karena itu, kita semua sebagai orang tua dan keluarga memikul tanggung jawab menjaga kesehatan anak, merawat, mendidik anak sedini mungkin, melindungi anak terhadap kekerasan dan tindakan lainnya serta memberi kesempatan untuk hidup tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.
Balita merupakan kependekan dari anak usia di bawah lima tahun, masa balita merupakan masa atau tahap pertumbuhan anak mulai dari bayi (usia 0) sampai usia 5 tahun.Melalui Gerakan Nasional Pemantauan Tumbuh Kembang Anak, yang dicanangkan pada tanggal 24 Juli 2005, Bapak Presiden Republik Indonesia mengajak kita semua agar memantau tumbuh kembang anak melalui sekarang untuk kehidupan masa yang lebih baik.Untuk memantau tumbuh kembang anak, kita selaku orang tua dan keluarga bawalah anak ke posyandu, puskesmas maupun rumah sakit.




BAB III
Metode Penelitian

3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data dengan wawancara kepada responden yang telah ditentukan secara acak. Metode ini dipakai untuk mendapatkan informasi lebih banyak dari responden. Metode wawancara adalah merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Esterberg, 2002).
Wawancara merupakan alat mengecek ulang atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya dan juga merupakan teknik komunikasi langsung antara peneliti dan sampel.Dalam penelitian dikenal teknik wawancara-mendalam .Teknik ini biasanya melekat erat dengan penelitian kualitatif.

3.2 Prosedur Penelitian
Berikut ini adalah prosedur dalam penelitian yang dilakukan:
1.  Menyiapkan alat dan bahan wawancara
2.  Mewawancarai responden dengan pertanyaan yang di siapkan
3.  Mencatat hasil wawancara
4.  Menganalisa hasil wawancara
5.  Menyusun laporan penelitian

3.3  Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 16 November - 26 November 2015. Penelitian akan dilakukan di Desa Margomulyo Kecamatan Belitang II OKU Timur.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian
            Setelah menjalankan prosedur penelitian dan menganalisa setia jawaban dari  pengurus posyandu, peran posyandu terhadap kesehatan ibu dan balita di desa Margomulyo Kecamatan Belitang II kabupaten OKU Timur, maka didapat hasil yang tersaji dalam tabel berikut ini :
Tabel Penelitian
NO
Pertanyaan
Jawaban
1
Apa yang menjadi kegiatan rutin diposyandu desa Margomulyo?
Kegiatan yang rutin dilakukan di posyandu Margomulyo adalah: posyandu Balita, posyandu Lansia, dan posyandu Ibu hamil.
2
Berapa jumlah ibu yang aktif dalam kegiatan posyandu di desa Margomulyo?
30 ibu terlibat aktif dalam kegiatan posyandu didesa Margomulyo. Dimana 25 lansia dan 5 ibu hamil.
3
Berapa jumlah balita yang aktif dalam kegiatan posyandu di desa Margomulyo?
22 anak balita yang aktiv mendapat layanan posyandu di desa Margomulyo.
4
Apa yang diusahakan pengurus posyandu dalam usaha meningkatkan kesehata balita dan ibu?
Beberapa usa yang dilakukan dalam usaha peningkatan ibu dan balita adalah: imunisasi ibu hamil, imunisasi anak, penyuluhan kesehatan masyarakat dan pembagian obat dan vitamin.

5
Apa yang menjadi cita-cita dari posyandu di desa Margomulyo?
Senantiasa menjaga dan mengotrol kesehatan ibu hamil, lansia dan balita adalah cita-cita posyandu di desa Margomulyo.
6
Bagaimana peranan posyandu untuk menciptakan kesehatan lingkungan?
Penyuluhan kesehatan rutin menjadi media dalam meningkatkan keadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan lingkungan hidup, seperti menyediakan tempat sampah, jamban, dan sumur.
Waspada demam berdarah berupa membuang sampah dan mengeringkan genangan air dan memendam barang yang dapat terisi air sehingga menjadi media perkembang biakan nyamuk terus disuarakan lewat penyuluhan.
7
Apakah posyandu telah memberikan dampak dalam peningkatan kesehatan masyarakat
Ya, sudah banyak balita, lansia dan ibu hamil yang merasakan dampak dari adanya posyandu di desa Margomulyo.


4.2  Pembahasan
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Peningkatan Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat  (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi dan Ibu. Demikian juga dengan posyadu yang berada di desa Margomulyo.
Dari hasil wawancara yang dilakukah dan telah disajikan dalam tabel penelitian dapat kita ketahui bahwa kegiatan posyandu di desa Margomulyo adalah Posyandu balita, lansia dan ibu hamil. Posyandu anak meliputi pemberian imunisasi pemberian multivitamin dan makanan bergizi. Posyandu lansia melayani pemeriksaan kesehatan seperti tesi darah kesehatan tulang dan otot serta senam lansia. Pada ibu hamil diberikan imunisasi prakelahiran, pemeriksaan kesehatan dan kontrol kesehatan kandungan.
Posyandu merupakan tempat yang paling banyak dikunjungi untuk penimbangan balita yaitu sebesar 78,3%; balita yang ditimbang secara rutin (4 kali atau lebih), ditimbang 1-3 kali dan yang tidak pernah ditimbang berturut-turut adalah 45,4%, 29,1%, dan 25,5%. Sedangkan kegiatan di posyandu untuk pemberian suplemen gizi (47,6%), PMT (45,7%), pengobatan (41,2%) dan imunisasi (55,8%). Secara keseluruhan, cakupanimunisasi pada anak usia 12 – 23 bulan menurut jenisnya yang tertinggi sampai terendah adalah untuk BCG (86,9%), campak (81,6%), polio tiga kali (71,0%), DPT tiga kali (67,7%) dan terendah hepatitis B (62,8%) (Depkes RI, 2008).
Diposyandu di desa Margomulyo terdapat 30 ibu yang aktiv dalam kegiatan posyandu yang 25 dari mereka adalah lansia dan 5 ibu hamil, sert 22 anak yang mendapat layanan posyandu. Penyuluhan kesehatan juga dilakukan kepada ibu-ibu yang terlibat dalam kegiatan posyandu seperti waspa demam berdarah, malaria dan penyakit kaki gajah juga terus di suarakan kepada peserta posyandu. Melalui kegiatan penyuluhan ini pengurus posyandu senantiasa mengingatkan masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan mengubur tempat atau barang yang dapat menjadi penampung air sehingga menekan perkembang biakan nyamuk yang dapat menularkan penyakit demam berdarah, malaria dan kaki gajah.
Kepercayaan masyarakat akan layanan kesehatan yan di berikan oleh posyandu kepada masyarakat cukup tinggi hal ini ditunjukan tingganya antusiasme warga untuk mengikuti berbagai kesehtan posyandu yang direncanakan pengurus. Hal ini sebagai hasil baik sinergi yang baik antara pemerintah desa yang diwakili ibu-ibu PKK dan bidan desa.
Tingkat kesehatan masyarakat yang baik juga dapat dilihat dari kecilnya kasus penyakin demam berdarah, malaria, diare dan kaki gajah di desa Margomulyo. Bahkan tidak ditemukan kasus kematian dalam proses kelahiran baik anak maupun ibu seja tahu 2010 hingga 2015. Dan masih banyak predikat baik lain sebagai hasil kerja keras pengurus posyandu yang bersinergi dengan masyarakat dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Hal ini tentu semestinya dipertahankan dan ditingkatkan dimasa yang akan datang.
Secara keseluruhan kinerja posyadu didesa Margomulyo telah mampu meningkatkan kesehatan balita lansia dan ibu hamil. Demikian hasil penelitian mengenai pengaruh Posyandu di desa Margomulyo terhadap kesehatan ibu dan anak serta peranan posyandu dalam usaha meningkatkan kesehatan masayarakat desa Margomulyo.


BAB V
PENUTUP


5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.    Kegiatan posyandu di desa Margomulyo kecamatan Belitang II Kabupaten OKU Timur, terdiri dari posyadu balita, posyandu lansia dan ibu hamil. 
2.    Posyandu di desa Margomulyo telah memberi pengaruh yang sangat baik dalam menigkatkan kesehatan

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil maka penulis menyarankan agar:
1.    Kegiatan layanan kesehata melalui posyandu di desa Margomulyo dapat terus dipertahankan dan di tingkatkan.
2.    Masyarakat dapat bersinergi dengan baik terhadap program-program yang dijalan kan posyandu dalam peningkatan sehingga kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan.
3.    Diadakan penelitian yang lebih lanjut dan mendalam, karena penelitian ini masih bersifat rintisan.




DAFTAR PUSTAKA
Departemen kesehatan RI. 2006. Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Jakarta.
 Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta: EGC.
Departemen Kesehatan RI, 2006, Pedoman umum pengelolaan posyandu, Departemen Kesehatan, Jakarta.
Ferizal, Y & Hasanbasri, M 2007, Proses pelaksanaan manajemen pelayanan posyandu terhadap intensitas posyandu, KMPK Universitas Gadjah Mada
Hermawan, D 2007, Posyandu mendesak direvitalisasi, Jurnal keluarga; Informasi KB dan kependudukan
Nain, U 2008, Posyandu : upaya kesehatan berbasis masyarakat, Kareso, Yogyakarta.
Notoatmodjo, S 2003, Ilmu kesehatan masyarakat : Prinsip-prinsip dasar cetakan kedua, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Sembiring, N, 2004, Posyandu sebagai saran peran serta masyarakat dalam usaha peningkatan kesehatan masyarakat, USU Digital Library
 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Buku Panduan Kader Posyandu Menuju Keluarga Sadar Gizi. Direktorat Bina Gizi.
Kependudukan dan Biostatik FKM USU. Posyandu Sebagai Sarana Peran Serta  Masyarakat dalam UPKM. Dalam http://www.library.usu.ac.id.
 Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Widiastuti. Pemanfaaan Penimbangan  Balita di Posyandu