BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Setiap
makhluk hidup (organisme) mampu menerima dan menanggapi rangsangan yang disebut
iritabilitas. Salah satu bentuk tanggapan yang umum dilakukan berupa gerak.
Gerak adalah perubahan posisi tubuh atau perpindahan yang meliputi seluruh atau
sebagian dari tubuh sebagai respon yang diberikan terhadap rangsangan dari
lingkungan dan akibat adanya pertumbuhan.
Gerak
merupakan salah satu ciri makhluk hidup yang bertujuan untuk melaksanakan
kegiatan hidupnya. Gerak yang terjadi pada tumbuhan berbeda dengan gerak yang
dilakukan oleh hewan dan manusia. Gerak pada tumbuhan bersifat pasif, artinya
tidak memerlukan adanya pindah tempat. Gerak dapat terjadi karena adanya
pengaruh rangsangan (stimulus).Rangsangan yang mempengaruhi terjadinya suatu
gerak pada tumbuhan antara lain : cahaya, air, sentuhan, suhu, gravitasi dan
zat kimia. Rangsangan tersebut ada yang menentukan arah gerak tumbuhan dan ada
pula yang tidak menentukan arah gerak tumbuhan. Rangsangan yang menentukan arah
gerak akan menyebabkan tumbuhan bergerak menuju atau menjauhi sumber
rangsangan.
Iritabilitas
pada tumbuhan disebabkan karena adanya bagian dinding sel yang tidak mengalami
penebalan. Pada bagian ini terdapat suatu celah yang disebut noktah yang
menghubungkan sel satu dengan yang lain. Melalui noktah terjadi hubungan antara
sel satu dengan lainnya oleh penjuluran-penjuluran protoplasma atau
benang-benang plasma yang disebut plasmodesmata. Secara khusus pada penelitian ini akan meneliti pengaruh
cahaya terhadapa gerak pada tumbuhan kangkung.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian latar
belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah bagaimana
pengaruh cahaya terhadap gerak tumbuhan kangkung (Ipomoea aquatic)?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh cahaya terhadap gerak tumbuhan kangkung
(Ipomoea
aquatic).
1.4 Manfaat penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan memberi
manfaat untuk memperkaya pengetahuan peniti dan pembaca khususnya mengenai
pernagruh cahaya pada gerak tanaman kangkung (Ipomoea aquatic).
1.5
Hipotesis
Dalam penelitian ini penulis mengambil sebuah
hipotesis bahwa cahaya mempengaruhi arah gerak pertumbuhan tanaman kangkung (Ipomoea
aquatic).
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1 Gerak Pada Tumbuhan
Iritabilitas salah satu bentuk tanggapan
yang umum dilakukan berupa gerak. Gerak adalah perubahan posisi tubuh atau
perpindahan yang meliputi seluruh atau sebagian dari tubuh sebagai respon yang
diberikan terhadap rangsangan dari lingkungan dan akibat adanya pertumbuhan.
Gerak merupakan salah satu ciri makhluk hidup yang bertujuan untuk melaksanakan
kegiatan hidupnya. Gerak yang terjadi pada tumbuhan berbeda dengan gerak yang
dilakukan oleh hewan dan manusia. Gerak pada tumbuhan bersifat pasif, artinya
tidak memerlukan adanya pindah tempat (tetap berada di tempat tumbuhnya). Gerak
dapat terjadi karena adanya pengaruh rangsangan (stimulus).
Rangsangan yang mempengaruhi terjadinya suatu gerak pada
tumbuhan, antara lain: cahaya, air, sentuhan, suhu, gravitasi dan zat kimia.
Rangsangan tersebut, ada yang menentukan arah gerak tumbuhan dan ada pula yang
tidak menentukan arah gerak tumbuhan. Rangsangan yang menentukan arah gerak
akan menyebabkan tumbuhan bergerak menuju atau menjauhi sumber rangsangan. Pada
tumbuhan, rangsangan disalurkan melalui benang plasma (plasmodesmata) yang
masuk ke dalam sel melalui celah antar sel (noktah) yang terdapat pada dinding
sel.
2.1.1 Gerak Autonom
Gerak autonom merupakan gerak tumbuhan yang tidak disebabkan
oleh rangsangan dari luar. Diduga gerak yang terjadi disebabkan oleh rangsangan
yang berasal dari dalam tumbuhan itu sendiri. Gerak autonom disebut juga gerak
endonom atau gerak spontan. Contoh gerak autonom antara lain sebagai berikut :
1. Gerak protoplasma pada sel-sel daun
tanaman lidah buaya dan umbi lapis bawang merah yang masih hidup.
2. Gerak mlengkungnya kuncup daun
karena perbedaan kecepatan tumbuh.
3. Gerak tumbuhan ketika tumbuh,
seperti tumbuhnya akar, batang, daun, dan bunga. Pada tumbuhan yang sedang
mengalami masa pertumbuhan terjadi penambahan massa dan jumlah sel. Pertumbuhan
ini menimbulkan gerak autonom.
2.1.2 Gerak Etionom
Gerak etionom adalah gerak yang dipengaruhi oleh rangsang
yang berasal dari luar tubuh tumbuhan. Berdasarkan arah geraknya, gerak esionom
dibedakan atas gerak nasti, gerak tropisme, dan gerak taksis. Salah satu contoh
gerak esionom adalah gerak akibat tekanan turgor. Tekanan turgor adalah tekanan
air pada dinding sel. Tekanan turgor disebabkan oleh masuknya air ke dalam sel
sehingga menimbulkan tekanan pada dinding sel.
2.1.3
Gerak
Nasti
Gerak nasti adalah gerak bagian
tubuh tumbuhan yang arahnya tidak ditentukan atau ditujukan ke atau dari sumber
rangsang. Rangsang tersebut dapat berupa sentuhan, suhu, cahaya, dan
kelembaban. berdasarkan jenis rangsang yang memengaruhi, gerak nasti dibedakan
menjadi termonasti, seismonasti, niktinasi, dan nasti kompleks. Mari kita
pelajari satu per satu melalui pembahasan berikut ini.
a. Termonasti
Termonasti
merupakan gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh rangsang berupa suhu.
Contoh termonasti yang terjadi di daerah dingin, misalnya bunga tulip dan bunga
crokus yang membuka karena pengaruh suhu. Bunga-bunga tersebut mengembang jika
mengalami kenaikan suhu. Jika suhu menurun maka bunga-bunga tersebut akan
menutup lagi.
b. Fotonasti
Fotonasti
adalah gerak yang melibatkan sebagian atau seluruh bagian tumbuhan karena
pengaruh rangsang berupa cahaya. Contoh fotonasti adalah menguncupnya bunga
pukul empat (Mirabilis jalapa) pada waktu matahari terbenam.
c. Seismonasti
Seismonasti
adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh rangsang sentuhan atau
getaran. Contoh seismonasti adalah gerak menutupnya daun putri malu ketika
disentuh. Untuk memahami pengertian gerak seismonasti pada tumbuhan dapat kamu
lakukan dengan mengamati tanaman putri malu (Mimosa pudica). Daun
tanaman putri malu disentuh maka daun tersebut akan menutup seperti layu.
Sentuhan merupakan salah satu rangsang dari luar terhadap gerakan daun tanaman
putri malu. Arah menutupnya daun akibat sentuhan adalah tetap walaupun rangsang
sentuhannya berbeda.
d. Niktinasti
Gerak niktinasti (nyktos = malam) adalah gerak bagian tubuh
tumbuhan karena pengaruh rangsang dari lingkungan di malam hari. Contoh gerak
niktinasti adalah gerak menutupnya daun tumbuhan yang tergolong tumbuhan polong
(Leguminoceae) pada menjelang malam hari. Gerak ini disebabkan oleh perubahan
tekanan turgor sel-sel pada jaringan di dalam persendian daun.
e. Nasti kompleks
Gerak nasti kompleks adalah gerakan sebagian tubuh tumbuhan
yang disebabkan oleh lebih dari satu macam rangsang. Contoh gerak nasti kompleks
adalah gerak membuka dan menutupnya stomata karena pengaruh cahaya matahari,
zat kimia, dan air. Pernahkah kamu mengamati mekarnya bunga pukul empat
(Mirabilis jalapa) dan pohon waru (Hibiscus tiliaceus) dipengaruhi oleh
cahaya dan suhu.
2.1.4
Gerak Tropisme
Tropisme (tropos = balik) adalah
gerak bagian tubuh tumbuhan menuju atau menjauhi rangsang. Tropisme yang menuju
sumber rangsang merupakan gerak positif, sedangkan yang menjauhi rangsang
adalah negatif. Berdasarkan jenis rangsang yang memengaruhinya, tropisme dapat
dibedakan menjadi fototropisme, kemotropisme, hidrotropisme, geotropisme,dan
tigmotropisme.
a. Fototropisme
Fototropisme atau heliotropisme adalah gerak tumbuhan yang
terjadi akibat pengaruh arah datangnya rangsang berupa cahaya. Fototropisme
dibagi menjadi dua, yaitu:
1)
fototropisme positif, adalah gerak tanaman menuju ke arah datangnya cahaya.
Contoh: Ujung batang bunga matahari yang membelok menuju ke arah datangnya
cahaya.
2)
Fototropisme negatif, adalah gerak tanaman atau bagian tanaman menjauhi arah
datangnya cahaya. contoh: gerak ujung akar yang menjauhi arah datangnya cahaya.
b. Kemotropisme
Kemotropisme adalah gerak sebagian tubuh tumbuhan ke arah
sumber rangsang yang berupa bahan kimia. Contoh: Akar tanaman yang menuju arah
zat makanan atau menjauhi zat racun.
c. Hidrotropisme
Hidrotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena
pengaruh air. Peristiwa hidrotropisme, misalnya pada gerak akar tumbuhan menuju
sumber air. contoh: gerak ujung akar kecambah menuju tempat yang berair.
d. Geotropisme
Geotropisme ialah gerak bagian tubuh tumbuhan karena
pengaruh gaya gravitasi. Gerak ini terjadi pada akar dan batang tumbuhan.
Berdasarkan arah gerak terhadap gravitasi, geotropisme dibagi menjadi dua,
yaitu:
1. Geotropisme positif, adalah gerak
yang menuju ke pusat bumi. Contoh: Gerak ujung akar kepala.
2. Geotropisme negatif, adalah gerak
yang menjauhi gaya gravitasi bumi. Contoh: gerak pada ujung batang tumbuhan.
e. Tigmotropisme
Tigmotropisme atau haptotropisme (thigma = singgungan; hapto
= sentuhan) adalah gerak membeloknya bagian tubuh tumbuhan akibat adanya
persinggungan (sentuhan). Tigmotropisme dapat kita amati pada tanaman kacang
panjang dan mentimun. Ujung batang atau ujung sulur kacang panjang dan mentimun
dapat membelit pada tempat merambatnya.
2.1.4 Gerak Taksis
Gerak nasti yang dikemukakan di atas merupakan gerak akibat
perbedaan kecepatan perubahan tekanan turgor, sedangkan gerak tropisme
merupakan gerak akibat tumbuh. Kedua gerak tersebut bukan merupakan gerak pindah
tempat. Pada beberapa jenis tumbuhan tingkat rendah ada yang dapat melakukan
gerak berpindah tempat. Gerak ini disebut gerak taksis. Gerak taksis adalah
gerak seluruh bagian tubuh tumbuhan menuju atau menjauhi rangsang. Gerak yang
menuju ke arah datangnya rangsang disebut taksis positif, sedangkan gerak yang
menjauhi rangsang disebut taksis negatif. Berdasarkan jenis rangsang yang
memengaruhinya, taksis dapat dibedakan menjadi fototaksis dan kemotaksis.
a.
Fototaksis
Fototaksis adalah gerak pindah tempat seluruh bagian tubuh
tumbuhan karena pengaruh rangsang cahaya. Contoh :
1. Euglena yang dikenai cahaya akan
bergerak pindah tempat menuju ke arah datangnya cahaya.
2. Gerak kloroplas ke sisi sel yang
memperoleh cahaya.
b. Kemotaksis
kemotaksis adalah gerak seluruh tubuh tumbuhan karena
pengaruh rangsang zat kimia.
contoh:
1. Bakteri oksigen yang bergerak ke
tempat-tempat yang banyak mengandung oksigen.
2. Spermatozoid pada arkegonium
lumut-lumutan dan paku-pakuan yang bergerak karena tertarik oleh zat gula atau
protein. (Menurut klasifikasi Whittaker, organisme-organisme pada contoh di
atas tidak termasuk kingdom plantae).
2.1.5
Gerak Higroskopis
Gerak higroskopis adalah gerak
bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh perubahan kadar air di dalam sel sehingga
terjadi pengerutan yang tidak merata. Gerak higroskopis ini merupakan gerak
bagian-bagain tanaman yang tidak hidup lagi. Contoh gerak higroskopis antara
lain merekahnya kulit buah-buahan yang sudah kering pada tumbuhan
polong-polongan, membukanya dinding sporangium (kotak spora) paku-pakuan, serta
membentang dan menggulungnya gigi-gigi pristoma pada sporangium lumut. Pecahnya
kulit buah polong-polongan (lamtoro, kembang merak, kacang buncis, kacang
kedelai). Hal ini disebabkan berkurangnya air pada kulit buah. Kulit buah
menjadi kering, retak dan akhirnya pecah sehingga bijinya terpental ke luar.
Pecahnya kulit buah dan terpentalnya biji sebenarnya merupakan cara tumbuhan
tersebut memencarkan alat perkembangbiakannya. Gerak higroskopis juga terjadi
pada membukanya kotak spora (sporangium) tumbuhan paku (Pteridophyta) dan lumut
(Bryophyta).
2.2 Morfologi Tumbuhan Kangkung
Dalam sistematika tumbuhan
(taksonomi), tumbuhan Kangkung diklasifasikan sebagai berikut:
Kingdom :Plantae
Divisio :Spermatophyta
Sub Divisio :Angiospermae
Kelas :Dicotyledoneae
Ordo :Convolvulales
Famili :Convolvulacae
Genus :Ipomoea
Spesies : Ipomoea aquatica.
Divisio :Spermatophyta
Sub Divisio :Angiospermae
Kelas :Dicotyledoneae
Ordo :Convolvulales
Famili :Convolvulacae
Genus :Ipomoea
Spesies : Ipomoea aquatica.
Kangkung merupakan tanaman menetap
yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Tanaman kangkung memiliki sistem
perakaran tunggang dan cabang-cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat
menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar
pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air. Batang
kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbacious)
dari buku-bukunya mudah sekali keluar akar. Memiliki percabangan yang banyak
dan setelah tumbuh lama batangnya akan merayap (menjalar).
Kangkung memiliki tangkai daun melekat
pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat
tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul,
permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian bawah
berwarna hijau muda. Selama fase pertumbuhanya tanaman kangkung dapat berbunga,
berbuah, dan berbiji terutama jenis kangkung darat. Bentuk bunga kangkung
umumnya berbentuk “terompet” dan daun mahkota bunga berwarna putih atau merah
lembayung Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir
biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah hitam
jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil sekitar 10
mm, dan umur buah kangkung tidak lama. Bentuk biji kangkung bersegi-segi atau
tegak bulat. Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping
dua. Pada jenis kangkung darat biji kangkung berfungsi sebagai alat perbanyakan
tanaman secara generative.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelian
kualitatif. Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode eksperimen.
Dengan merangkai alat kemudian diuji coba dalam sebuah percobaan. Secara lebih
rinci pengertian Metode eksperimen adalah suatu cara penelitian,
di mana peneliti melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati
prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu
disampaikan dalam sebuah laporan.
3.2
Alat Dan Bahan
Alat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah cuter, kardus, dan pot. Dan bahan yang
digunakan adalah tanaman kangkung (Ipomoea aquatic).
3.3 Prosedur Percobaan
Berikut ini adalah prosedur percobaan yang akan dilakukan:
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Lubangi kardus masing-masing diatas,
disamping dan biarkan 1 kardus tetap utuh.
3. Masukan 1 pot tanaman pada setiap
kardus.
4. Setiap kali menyiram tanaman
perhatikan dan catat perkembangn dan kembali tutup kardus.
5. Amati dalam 14 hari dan catat hasilnya.
3.4 WaktuPenelitian dan tempat
penelitian
Penelitian
ini akan dilaksanakan pada tanggal 15-29 November 2015. Penelitian akan
dilakukan di Desa Nusa Raya, Kecamatan Belitang III, Kabupaten OKU Timur.
Penelitian ini akan dijadwalkan sebagai berikut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
Setelah menjalankan prosedur
penelitian dan mencatat setiap hasil pengamatan pada setiap jenis sampel dalam mempelajari pengaruh cahaya pada gerak
pada tumbuhan kangkung, maka didapat
hasil yang tersaji dalam tabel berikut ini :
No
|
Hari
pengamatan
|
Perkembangam
Gerak tumbuhan kangkung
|
||
Lubang diatas
(sampel 1)
|
Lubang samping
(sampel 2)
|
Tidak
dilubangi
|
||
1
|
Hari Pertama
|
Terus keatas
|
Masih keatas
|
Terus keatas
|
2
|
Hari ke- 4
|
Terus keatas
|
Masih keatas
|
Masih keatas
|
3
|
Hari ke- 5
|
Terus keatas
|
Mulai condong kearah lubang cahaya
|
masih keatas
|
4
|
Hari ke- 7
|
Terus keatas
|
Terus condong ke lubang cahaya
|
daun berwarna kuning
|
5
|
Hari ke- 9
|
Terus keatas
|
Makin condong
ke lubang cahaya
|
Daun gugur
|
6
|
Hari ke- 11
|
Ujung tanaman di lubang cahaya
|
Mengarah ke lubang cahaya
|
Batang mulai busuk
|
7
|
Hari ke- 14
|
Ujung tanaman di keluar dari lubang cahaya
|
Ujung tanaman di lubang cahaya
|
Tanaman mati
|
Keterangan
|
hidup
|
hidup
|
Mati
|
Tabel
hasil penelitian
4.2 Pembahasan
Gerak tropisme yaitu
gerak bagian tubuh tumbuhan menuju atau menjauhi rangsang. Gerak tropisme
terjadi karena gerak tumbuh tumbuhan.Gerak yang menuju ke arah rangsang disebut
tropi positif sedangkan gerak yang menjauhi rangsang disebut tropi negatif. Berdasarkan
jenis rangsang yang mempengaruhi, Fototropisme, yaitu gerak bagian tubuh
tumbuhan karena pengaruh rangsang cahaya disebut juga gerak
heliotropisme. Bila cahaya yang datang dari atas tumbuhan, tumbuhan akan
tumbuh tegak mengarah ke atas. Hal ini dapat diamati pada tumbuhan yang hidup
di alam bebas. Pertumbuhan batang yang menuju matahari , daun yang selalu
permukaan atasnya ke arah sinar matahari dll. Sedangkan, tanaman pot yang
diletakkan di dalam ruangan dan mendapat cahaya dari samping, ujung batangnya
akan tumbuh membengkok ke arah datangnya cahaya.Pada tumbuhan, bagian yang peka
terhadap rangsangan adalah bagian ujung tunas. Bila gerak tersebut
mengarah ke sumber rangsangan disebut fototropisme positif, misalnya gerak tumbuh
ujung tunas ke arah cahaya. Sedangkan, gerak yang menjauhi sumber
rangsangan disebut fototropisme negatif, misalnya gerak tumbuh akar yang
menjauhi cahaya.
Sesuai dengan penjelasan diatas maka penelitian ini
adalah untuk mempelajari gerak tropisme pada tumbuhan khususnya tumbuhan
kangkung (Ipomoea aquatic). Dan berikut
ini adalah penjelasan perkembangan dari tabel peelitian.
Pada hari pertama keseluruan sampel adalah
tanaman kangkung yang telah ditanam dalam pot yang berusia 15 hari dalam
keadaan tumbuh sehat dan serempak. Kemudian diberi perlakuan sesuai prosedur
penelitian sampel 1 adalah kangkung yang diberi perlakuan ditutup dalam lubang
kardus dengan bagian atas berlubang. Sampel 2 adalah tanaman kangkung yang
diberi perlakuan ditutup dengan kardus dengan lubang disamping. Dan sampel 3
adalah tanaman kangkung yang diberiperlakuan ditutup kardus tanpa lubang.
Sampai pada hari ke-4 tidak ada indikasi
perubahan arah gerak pertumbuhan pada ketiga sampel. Hingga hari kelima sampel 2 pada ujung
tunanya tampak membekok kearah lubang, sampel 1 tetap tumbuh lurus keatas
mengarah kelubang, dan sampel 5 daunnya mulai layu.
Pada hari ke-7 penelitian tidak ada perubanah
pada sampel 1 tetap tumbuh lurus kearah cahaya, sampel 2 memperpanjang tunas
mengarah ke lubang samping, pada sampel 3 daunnya mulai kuning dan rontok. Dan
padahari ke-9 penelitian ujung tunas taaman kangkung sampel 1 sudah mencapai
mulut kardus. Perkembangan sampel 2 sudah menunjukan hasil yang signifikan
berupa mengarahkan tunas mudanya untuk terus tumbuh kearah lubang yang terletak
disamping kardus, sementara sampe 3 daunya telah habis rontok.
Perkembangan pada hari ke-11 ujung tunas muda
pada tanaman kangkung sampel 1 telah berada di lubang kardus, sampel 2 telah
hampir mendekati lubang kardus dan pada sampel 3 menunjukan batang yang mulai
membusuk. Pada terakhir kali pengamatan penelitian pada hari ke-14 ujung tunas
sampel 1, telah keluar dari lubang kardus dan sampel 2 telah mencapai lubang
kardus, sementara sampel 3 mati. Sangat mungkin sampel 3 mati karena tidak
mendapat cahaya untuk melakukan fotosintesis dan suhu udara dalam kardus
terlalu tinggi.
Dari
kronologi pengamatan diatas menunjukan ada perubahan-perubahan arah tumbuh
tunas pada sampel 2 untuk terus berusaha mendekati lubang cahaya. Hal ini
disebabkan karena, cahaya merupakan faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan yang
memegang peranan penting dalam proses fisiologis tanaman, terutama
fotosintesis, respirasi, dan transpirasi. fotosintesis adalah sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi.
Dengan demikian
keseluruhan hasil pembahasan pada penelitian ini membenarkan hipotesis penulis
bahwa keberadaan cahaya sangat mempengaruhi pada arah gerak pertumbuhan pada
tanaman kangkung. Demikian hasil dan pembahasan penelitian yang dapat kami
sampaikan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan
pembahasan maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. Cahaya merupakan faktor
esensial penting pertumbuhan dan perkembangan yang memegang peranan penting
dalam proses fisiologis tanaman, terutama fotosintesis, respirasi, dan
transpirasi..
2. Tunas tanaman kangkung (Ipomoea aquatic) tumbuh menuju kearah sumber cahaya.
5.2 Saran-saran
Dari kesimpulan yang
didapat maka penulis memberikan saran berikut ini:
1. Pada proses budidaya mejamin
ketersediaan cahaya yang cukup akan membantu meningkatkan hasil produksi.
2. Penelitian ini masih bersifat rintisan
maka perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut agar lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
2009. Gerak Pada Tumbuhan Tanaman. http://artikel-makalahpend.blogspot.com/2010/04/gerak-pada-tumbuh-tumbuhan-tanaman.html.
Diakses
tanggal 30 Nopember 2015
Anonim.
2009. Gerak Pada Tumbuhan.http://fistum07.wordpress.com/gerak-pada-tumbuhan/. Diakses
tanggal 30Nopember 2015
Endang, Kusnaeni.
2000. Biologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta
Faridah. 1995. Pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. PT. Raja Grafindo Pratama. Jakarta
Hasan, Farid.
2009. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. UGM press. Yogyakarta
Sari,
Swastika. 2011. Gerak PadaTumbuhan. http://swastikasari.blogspot.com/2011/10/makalah-gerak-pada-tumbuhan.html. Diakses
tanggal 04 Desember 2015
Setiawan. 2004. Biologi
Dan Pertumbuhan Tanaman. Kanisius. Yogyakarta
Soekotjo. 2002. Gerak
Tumbuhan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar