BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kenakalan
remaja bukanlah merupakan suatu masalah yang baru muncul kepermukaan, tetapi
masalah ini sudah ada sejak berabad-abad yang lampau dan menjadi persoalan yang
aktual hampir di semua negara-negara di dunia, termasuk di Indonesia, dan
masalah ini bukan hanya terjadi di wilayah perkotaan bahkan sekarang sampai ke
wilayah pedesaan.
Sebagaimana
yang dikatakan oleh Romli Atmasasmita ( 1983 :23 ) bahwa : “Kenakalan adalah
suatu tindakan yang dilakukan oleh seorang anak yang dianggap bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan hukum yang bcrlaku di suatu negara yang oleh
masyarakat itu sendiri dirasakan serta ditafsirkan sebagai perbuatan tercela”.
Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kenakalan merupakan suatu pengertian
yang memuat segi-segi juridis maupun segi-segi sosiologis. Selanjutnya
pengertian remaja dikemukakan oleh Zakiah Daradjat (1974:35) adalah:“Remaja
adalah usia transisi. Seseorang individu telah meninggalkan usia kanak-kanak
yang lemah dan penuh ketergantungan, akan tetapi belum mampu ke usia yang kuat
dan penuh tanggung jawab, baik terhadap dirinya maupun terhadap masyarakat.
Banyaknya masa transisi ini tergantung kepada keadaan dan tingkat sosial
masyarakat dimana dia hidup. Semakin maju masyarakat semakin panjang usia
remaja karena ia harus mempersiapkan diri untuk menyesuaikan dalam masyarakat
yang banyak syarat dan tuntutannya”.
Berdasarkan
pada kenyataan ini, sangat dituntut peranan keluarga ataupun orang tua untuk
mengarahkan anak-anak remaja, sehingga tidak terjerumus kenakalan remaja.
Disamping itu masyarakat juga harus turut berpartisipasi untuk mencegah
timbulnya kenakalan remaja karena adaiah kewajiban setiap orang untuk ikut
berpikir dan bertindak mengarahkan kehidupan para remaja untuk menjadi orang
yang berguna bagi bangsa dan ncgara. Dalam hal ini turut pula peranan pihak
kepolosian sebagai salah satu instansi yang paling berwenang dalam mengatasi
dan mengantisipasi kenakalan remaja.
Remaja
pada belakangan ini sangat memprihatikan dalam keadaan moralnya. Banyak
kasus-kasus yang ditangani oleh pihak kepolisian karena kelakuan remaja yang
berada diluar garis moralitas remaja. Sehingga moral remaja saat ini berada di
garis keparahan. Maka, Karya tulis ini mengangkat judul “
Kenakalan Remaja terhadap Moral Bangsa”
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah
dalam karya tulis ini sebagai berikut:
1. Apa saja
jenis-jenis kenakalan remaja?
2. Apa saja ciri –
ciri kenakalan remaja?
3. Apa penyebab
kenakalan remaja?
4. Apa saja dampak
kenakalan remaja dan contoh kenakalan remaja?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan dalam karya tulis ini sebagai beriku:
1. Mengetahui
Jenis-jenis Kenakalan Remaja
2. Mengetahui Ciri
– Ciri Kenakalan Remaja
3. Mengetahui
Penyebab Kenakalan Remaja
4. Mengetahui
Dampak Kenakalan Remaja dan Contohnya
1.4 Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian penulis
mempergunakan metode kepustakaan atau literatur. Yaitu metode penelitian dengan
cara mengumpulkan data yang bersumber dari media buku, Koran, artikel dan situs
atau web internet.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1
Pengertian Moral
Kata moral merupakan kata yang berasal dari bahasa latin ‘mores’, mores
sendiri berarti adat kebiasaan atau suatu cara hidup. (Gunarsa, 1986) Moral
pada dasarnya adalah suatu rangkaian nilai dari berbagai macam perilaku yang
wajib dipatuhi. (Shaffer, 1979) Moral dapat diartikan sebagai kaidah norma
dan pranata yang mampu mengatur perilaku individu dalam menjalani
suatu hubungan dengan masyarakat. Sehingga moral adalah hal mutlak atau suatu
perilaku yang harus dimiliki oleh manusia.
Moral secara ekplisit merupakan berbagai hal yang memiliki hubungan dengan
proses sosialisasi individu tanpa adanya moral manusia tidak akan bisa
melakukan proses sosialisasi. Moral pada zaman sekarang memiliki nilai implisit
karena banyak orang yang memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut
pandang yang sempit. Menurut Immanuel Kant, moralitas adalah hal
kenyakinan serta sikap batin dan bukan hanya hal sekedar penyesuaian dengan
beberapa aturan dari luar, entah itu aturan berupa hukum negara, hukum agama
atau hukum adat-istiadat. Selanjutnya dikatakan jika, kriteria mutu moral dari
seseorang adalah hal kesetiaannya terhadap hatinya sendiri.
Dalam kamus filsafat terdapat beberapa pengertian dan arti
moral yang diantaranya adalah sebagai berikut:
Ø Memiliki
kemampuan untuk diarahkan (dipengaruhi) oleh keinsyafan benar atau salah,
kemampuan untuk mengarahkan (mempengaruhi) orang lain sesuai dengan
kaidah-kaidah perilaku nilai benar dan salah.
Ø Menyangkut
cara seseorang bertingkah laku dalam berhubungan dengan orang lain.
Ø Menyangkut
kegiatan-kegiatan yang dipandang baik atau buruk, benar atau salah, tepat atau
tidak tepat.
Ø Sesuai
dengan kaidah-kaidah yang diterima, menyangkut apa yang dianggap benar, baik,
adil dan pantas.
2.2
Pengertian Kenakalan Remaja
Juvenile
delinquency ( kenakalan remaja ) ialah perilaku jahat/dursila, atau
kejahatan/kenakalan anak-anak muda merupakan patologis secara
sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian
sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang.
Menurut
Paul Moedikdo,SH kenakalan Remaja adalah :
Ø Semua
perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak
merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana,seperti
mencuri, menganiaya dan sebagainya.
Ø Semua
perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran
dalam masyarakat.
Ø Semua
perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.
Kenakalan remaja sudah
menjadi masalah di semua negara. Setiap tahun tingkat kenakalan remaja ini
menunjukan peningkatan, sehingga mengakibatkan terjadinya problema sosial.
Lingkungan sangat berpengaruh besar dalam pembentukan jiwa remaja. Bagi remaja
yang ternyata salah memilih tempat atau kawan dalam bergaulnya. Maka yang akan
terjadi kemudian adalah berdampak negatif terhadap perkembangan pribadinya.
Tapi, bila dia memasuki lingkungan pergaulan yang sehat, seperti memasuki
organisasi pemuda yang resmi diakui oleh pemerintah, sudah tentu berdampak
positif bagi perkembangan kepribadiannya.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1
Jenis-jenis Kenakalan Remaja
Seperti
yang sudah diuraikan diatas, maka kenakalan remaja yang dimaksud di sini adalah
perilaku yang menyimpang dari atau melanggar hukum. Jensen (1985), membagi
kenakalan remaja menjadi 4 jenis yaitu:
1.) Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain; perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan dan lain- lain.
2.) Kenakalan yang menimbulkan korban materi; pemerasan, pencurian
1.) Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain; perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan dan lain- lain.
2.) Kenakalan yang menimbulkan korban materi; pemerasan, pencurian
3.) Kenakalan
sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain;
pelacuran, penyalahgunaan obat-obatan terlarang,hubungan seks pranikah
4.) Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak sebagai pelajar dengan membolos, melanggar disiplin sekolah. Mengingkari status sebagai anak orang tua dengan cara minggat dari rumah atau membantah perintah mereka dan sebagainya. Pada usia mereka,perilaku-perilaku mereka memang belum melanggar hukum dalam arti yang sesungguhnya karena yang dilanggar adalah status-status dalam lingkungan primer (keluarga) dan sekunder (sekolah) yang memang tidak diatur oleh hukum secara terinci. Akan tetapi kalau kelak remaja ini dewasa, pelanggaran status ini dapat dilakukannya terhadap atasannya di kantor atau petugas hukum di masyarakat. Karena itulah pelanggaran status ini oleh Jensen digolongkan juga sebagai kenakalan dan bukan sekedar perilaku menyimpang.
pelacuran, penyalahgunaan obat-obatan terlarang,hubungan seks pranikah
4.) Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak sebagai pelajar dengan membolos, melanggar disiplin sekolah. Mengingkari status sebagai anak orang tua dengan cara minggat dari rumah atau membantah perintah mereka dan sebagainya. Pada usia mereka,perilaku-perilaku mereka memang belum melanggar hukum dalam arti yang sesungguhnya karena yang dilanggar adalah status-status dalam lingkungan primer (keluarga) dan sekunder (sekolah) yang memang tidak diatur oleh hukum secara terinci. Akan tetapi kalau kelak remaja ini dewasa, pelanggaran status ini dapat dilakukannya terhadap atasannya di kantor atau petugas hukum di masyarakat. Karena itulah pelanggaran status ini oleh Jensen digolongkan juga sebagai kenakalan dan bukan sekedar perilaku menyimpang.
Menurut tempat terjadinya kenakalan tersebut, kenakalan remaja dibagi menjadi:
a.
Kenakalan dalam keluarga: Remaja yang
labil umumnya rawan sekali melakukan hal-hal yang negatif, di sinilah
peran orang tua sangat
berpengaruh terhadap tindakan-tindakan yang akan seorang anak lakukan. Orang
tua harus mengontrol dan mengawasi putra-putri mereka dengan melarang hal-hal
tertentu.Namun, bagi sebagian anak remaja, larangan-larangan tersebut malah
dianggap hal yang buruk dan mengekang mereka. Akibatnya, mereka akan
memberontak dengan banyak cara, tidak menghormati orang tua, berbicara kasar
pada orang tua, atau mengabaikan perkataan orang tua adalah contoh kenakalan remaja dalam
keluarga.
b.
Kenakalan dalam pergaulan: Dampak kenakalan remaja yang paling
nampak adalah dalam hal pergaulan. Sampai saat ini,
masih banyak para remaja yang terjebak dalam pergaulan yang tidak baik. Mulai
dari pemakaian obat-obatan terlarang sampai seks bebas. Menyeret remaja pada
sebuah pergaulan buruk memang relatif mudah, dimana remaja sangat mudah
dipengaruhi oleh hal-hal negatif yang menawarkan kenyamanan semu. Akibat
pergaulan bebas inilah remaja, bahkan keluarganya, harus menanggung beban yang
cukup berat.
c.
Kenakalan dalam pendidikan: Kenakalan dalam bidang pendidikan memang
sudah umum terjadi, namun tidak semua remaja yang nakal dalam hal pendidikan
akan menjadi sosok yang berkepribadian buruk, karena mereka masih cukup mudah
untuk diarahkan pada hal yang benar. Kenakalan dalam hal pendidikan misalnya,
membolos sekolah, tidak mau mendengarkan guru, tidur dalam kelas, dll.
2.5
Ciri – Ciri Kenakalan Remaja
Ciri-ciri
kenakalan remaja mulai tampak pada remaja itu sendiri dengan mereka melakukan
perbuatan-perbuatan yang tidak baik, antara lain :
a).
Ngebut, yaitu mengendarai kendaraan dengan kecepatan yang melampaui kecepatan
maksimum yang di tetapkan, sehingga dapat mengganggu bahkan membahayakan
pemakai jalan yang lain.
b).
Peredaran pornografi di kalangan pelajar, baik dalam bentuk gambar-gambar cabul
atau tidak senonoh, majalah dan cerita porno yang dapat merusak moral anak,
sampai peredaran obat-obat perangsang nafsu seksual, kontrasepsi penyalahgunaan
barang-barang elektronik (misal internet dan handphone) dan sebagainya.
c).
Anak-anak yang suka pengerusakan-pengerusakan terhadap barang-barang atau milik
orang lain seperti mencuri, membuat corat-coret yang mengganggu keindahan
lingkungan, mengadakansabotase dan sebagainya.
d).
Membentuk kelompok atau gang dengan ciri-ciri dan tindakan yang menyeramkan,
seperti kelompok bertato, kelompok berpakaian acak-acakan, blackmetal. Yang
diikuti oleh tindakan yang tercela yang mengarah pada perbuatan anarkis.
e).
Berpakaian dengan mode yang tidak sesuai dengan keadaan lingkungan, misal:
memakai rok mini, youcansee, memakai pakaian yang serba ketat sehingga terlihat
lekuk tubuhnya, dan di pandang kurang sopan di mata lingkunganya.
f).
Mengganggu/mengejek orang-orang yang melintas di depanya, seperti jika menoleh
atau marah sedikit saja di anggapnya membuat gara-gara untuk dikerjain.
Gejala-gejala yang
dapat dilihat pada anak yang mengalami kenakalan remaja adalah :
a.Anak tidak disukai
teman-temannyasehingga bersikap menyendiri.
b.Anak sering
menghindar dari tanggungjawab mereka di rumah dan di sekolah.
c. Anak sering
mengeluh kalau mereka memiliki permasalahan yang mereka sendiri tidak bisa
selesaikan.
d. Anak mengalami
phobia atau gelisah yang berbeda dengan orang-orang normal.
e. Anak jadi suka
berbohong.
f. Anak suka
menyakiti teman-temannya.
g. Anak tidak
sanggup memusatkan perhatian.
h. Anak suka
membolos dari sekolah dan lari dari rumah
i. Anak
sering meluapkan tempertantrum yang hebat dan tidak biasa
j. Anak
berperilaku provokatif yang menyimpang
k. Anak
bersikap menentang yang berat dan menetap
2.6
Penyebab Kenakalan Remaja
Beberapa
penyebab dari kenakalan remaja meliputi gangguan-gangguan perilaku. Penyebab
gangguan perilaku mungkin berasal dari anak sendiri atau mungkin dari
lingkungannya, akan tetapi akhirnya kedua faktor ini saling mempengaruhi.
·1. Anak sendiri
a.
Penyebab yang diturunkan. Diketahui bahwa ciri dan bentuk anggota
tubuh orang tua dapat diturunkan kepada anaknya. Demikian juga beberapa sifat
kepribadian yang umum dapat diturunkan dari orangtua kepada anaknya.
b.
Penyebab yang diperoleh pada waktu anak berkembang. Telah lama diketahui
bahwa gangguan otak seperti trauma kepala, ensefalitis, neoplasma dan
lain-lain dapat mengakibatkan perubahan kepribadian. Anak dengan
sindroma otak organik ini mungkin menunjukkan hiperkinesia, kegelisahan,
kecenderungan untuk merusak dan kekejaman.
2. Lingkungan
Meskipun
faktor-faktor yang diturunkan itu mempengaruhi perilaku anak, akan tetapi
faktor lingkungan sering lebih menentukan. Dan karena lingkungan itu dapat
diubah maka dengan demikian gangguan perilaku itu dapat dipengaruhi atau dapat
dicegah. Beberapa penyebab gangguan perilaku yang berasal dari lingkungan
ialah:
3. Orangtua
Gangguan
yang disebabkan oleh orang tua misalnya sikap orang tua yang terlalu
overprotective terhadap remaja, kurangnya perhatian dan kasih sayang yang
ditujukan pada remaja tersebut, sikap pilih kasih antara remaja tersebut dengan
saudara-saudara lainnya, kurangnya pengawasan dari orang tua, atau bahkan
karena keadaan status keluarganya yang brokenhome
4. Saudara-saudara
Gangguan ini disebabkan karena pengaruh
dari sikap saudara-saudaranya yang melenceng dari norma yang ada, sehingga
remaja tersebut mencontoh perilaku saudaranya.
5. Hubungan di
sekolahnya
Dalam kasus ini pengaruh teman sangat
besar terhadap pengaruh moral remaja. Biasanya remaja saat ini berkelompok dan
melakukan sesuatu yang sama dengan teman sekelompoknya. Sedangkan banyak remaja
itu sendiri yang tidak tahu apa perilaku itu benar atau tidak.
2.7
Dampak Kenakalan Remaja dan Contoh Kenakalan Remaja
Saat
ini, hampir tidak terhitung berapa jumlah remaja yang melakukan hal-hal
negative (kenakalan remaja). Bahkan, dari dampak kenakalan remaja tersebut,
banyak sekali kerugian yang terjadi, baik bagi remaja itu sendiri maupun
orang-orang di sekitar mereka. Berikut beberapa dampak negative yang akan
diperoleh bila seorang remaja melakukan suatu tindakan menyimpang (kenakalan
remaja) antara lain :
Ø Kebiasaan
melakukan hal yang buruk seperti kenakalan-kenakalan yang telah disebutkan di
atas akan membentuk kepribadian atau akhlak yang buruk bagi
pelakunya yang dikhawatirkan kebiasaan tersebut akan sangat sulit untuk
diubah kedepannya.
Ø Remaja
yang melakukan tindakan menyimpang akan dihindari bahkan dikucilkan oleh
banyak orang, dan tidak menuntut kemungkinan dia akan dianggap sebagai
pengganggu serta bisa saja kehadirannya tidak diharapkan lagi bagi orang-orang
disekitarnya.
Ø Akibat
adanya tindakan dikucilkan dari oarang-orang disekitarnya, remaja tersebut bisa
mengalami gangguan jiwa. Yang dimaksud dengan gangguan jiwa disini bukanlah
gila, tapi ia akan merasa terasing dari kehidupan bersosialisasi yang ada
disekitarnya, yang akhirnya ia akan merasa sangat sedih, bahkan membenci
orang-orang disekitarnya.
Ø Masa
depannya suram. Hal ini terjadi karena, kebanyakan dari mereka yang sudah
terlanjur terjerumus ke dalam pergaulan bebas, hidup mereka perlahan akan kacau
yang akhirnya dapat menyebabkan kehancuran bagi masa depan mereka dan tidak
sempat memperbaikinya.
Ø Kriminalitas bisa
menjadi salah satu akibat dari kenakalan remaja. Bukan tidak mungkin bagi
mereka akan memiliki keberanian dalam melakukan tindakan yang lebih berbahaya
seperti halnya tindakan kriminal yang merugikan orang-orang disekitanya,
misalnya mencuri demi mendapatkan uang atau barang-barang berharga lainnya
BAB
IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dari
uraian yang telah dikemukakan terdahulu dapat dinyatakan bahwa lingkungan
pergaulan para remaja dapat membentuk kepribadian dan kelakuan remaja dengan
sangat cepat. Hal itu ditambah lagi dengan adanya perkembangan teknologi
pengiriman informasi yang makin pesat, seperti internet, televisi, atau
handphone.
Apabila
pergaulan yang dilakukan remaja bersifat baik, maka dia akan berkelakuan baik,
karena lazim di dalam pergaulannya. Dan, apabila pergaulan yang dilakukan oleh
remaja bersifat jelek, maka dia akan terpengaruh oleh pergaulan itu, karena
wajar dilakukan di pergaulannya. Akhirnya, dia akan melakukan perilaku yang
menyimpang.
Semua
hal itu harus kita lawan dan basmi dari pikiran dan kehidupan kita. Peran dari
orang tua, teman sejati, guru, dan masyarakat sangatlah dibutuhkan dalam
penanggulangan masalah ini. Peran ini harus dijadikan pedoman hidup,
rambu-rambu, larangan, dan contoh dengan baik dan berguna.
Masalah
pergaulan remaja juga dapat dijadikan sarana titik kebangkitan para remaja
dengan cara melakukan kegiatan yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain,
seperti mewakili sekolah masing-masing dalam perlombaan, melakukan penanaman
hijau, dan lain sebagainya. Dengan kegiatan tersebut, maka dapat membantu
remaja dalam menyiapkan masa depannya
Maka,
sebagai kesimpulan khusus yang diperoleh dari analisis data ialah :
1.
Lingkungan pergaulan dapat mengubah kepribadian para remaja.
2.
Remaja dengan lingkungan pergaulan yang baik lebih baik
kepribadiannya daripada anak dengan lingkungan pergaulan yang jelek.
3. Peran orang tua,
teman, guru, dan masyarakat sangatlah dibutuhkan bagi remaja dalam bentuk
contoh dan nasihat untuk menghadapi masalah pergaulan remaja.
4. Timbulnya rasa
peduli terhadap lingkungan dan pergaulan remaja, setelah melakukan perbuatan
yang baik dan berguna.
4.2
Saran
Disarankan
kepada para pembaca remaja, agar tidak mudah terjebak dan terpengaruh terhadap
pergaulan remaja zaman sekarang, dengan cara membekali diri dengan agama yang
kuat dan wawasan yang luas, disertai dengan berbagai kegiatan yang berguna bagi
diri sendiri dan bagi orang lain.
Sedangkan
kepada pembaca selain remaja, saya ingin mengusulkan untuk selalu memberi
contoh dan nasihat kepada para remaja, dan melaksanakan program-program latihan
dan kegiatan untuk remaja, seperti karang taruna dan bakti sosial, agar
menumbuhkan rasa saling menyayangi antar sesama umat manusia.
DAFTAR
PUSTAKA
Ali
Muhammad, 1987, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, Bandung Aksara.
Arikunto, Suharsimi, 1996, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta RhinekaCipta
Atmasasmita, Romli, 1993, Problem Kenakalan Anak-anak Remaja (Yuridis Sosk Kriminologi), Bandung, Armico
Darajat, Zakiah, 1974 Problema Remaja diIndonesia, Jakarta, Bulan Bintang.
______, 1987 Pembinaan Remaja, Jakarta
Sembiring Mberguh, 2000, Kriminologi dan Remaja, Medan, UNIMED
Sudjana 1996, Metodologi Statistik, Bandung, Angkasa
Subekti R. Kitab Undang-undang Hukum Perdata
Surahman Winarno, 1985 Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung, Tarsito
Willis S. Sofian, 1992 Problema Remaja, Bandung, Angkasa
_______, 1986 Kriminologi, Jakarta, Bina Aksara
_______, 1986, Patologi Sosial 2 dan Kenakalan Remaja, Jakarta, Rajawali
Arikunto, Suharsimi, 1996, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta RhinekaCipta
Atmasasmita, Romli, 1993, Problem Kenakalan Anak-anak Remaja (Yuridis Sosk Kriminologi), Bandung, Armico
Darajat, Zakiah, 1974 Problema Remaja diIndonesia, Jakarta, Bulan Bintang.
______, 1987 Pembinaan Remaja, Jakarta
Sembiring Mberguh, 2000, Kriminologi dan Remaja, Medan, UNIMED
Sudjana 1996, Metodologi Statistik, Bandung, Angkasa
Subekti R. Kitab Undang-undang Hukum Perdata
Surahman Winarno, 1985 Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung, Tarsito
Willis S. Sofian, 1992 Problema Remaja, Bandung, Angkasa
_______, 1986 Kriminologi, Jakarta, Bina Aksara
_______, 1986, Patologi Sosial 2 dan Kenakalan Remaja, Jakarta, Rajawali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar