BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengangguran
di Negara-negara berkembang seperti Indonesia, dalam pembangunan ekonomi di
Negara seperti ini pengangguran yang semakin bertambah jumlahnya merupakan
masalah yang lebih rumit dan lebih serius daripada masalah perubahan dalam
distribusi pendapatan yang kurang menguntungkan penduduk yang berpendapatan
terendah. Keadaan di Negara-negara berkembang dalam beberapa dasawarsa ini
menunjukan bahwa pembangunan ekonomi yang telah tercipta tidak sanggup mengadakan
kesempatan kerja yang lebih cepat daripada pertambahan penduduk yang berlaku.
Oleh karenanya, masalah pengangguran yang mereka hadapi dari tahun ke tahun
semakin bertambah serius.
Pengangguran
terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang
tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja
tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi
pasar kerja bagi para pencari kerja. Fenomena pengangguran juga berkaitan erat
dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja, yang disebabkan antara lain;
perusahaan yang menutup/mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau
keamanan yang kurang kondusif; peraturan yang menghambat inventasi; hambatan
dalam proses ekspor impor, dan lain-lain.
Masalah
pengangguran akan menimbulkan dampak yang negatif bagi kelangsungan hidup
berbangsa dan bernegara, hali ini yang melatar belakangi penulis untuk menyusus
karya tulis ilmiah tentang “ Dampak Pengangguran Di Indonesia“
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa penyebab masalah pengangguran di
Indonesia?
2.
Apa hubungan kemiskinan dan pengangguran
di Indonesia?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Penyebab
masalah pengangguran di Indonesia
2. hubungan
kemiskinan dan pengangguran di Indonesia
1.4 METODE PENELITIAN
Dalam melakukan penelitian penulis
mempergunakan metode kepustakaan atau literatur. Yaitu metode penelitian dengan
cara mengumpulkan data yang bersumber dari media buku, Koran, artikel dan situs
atau web internet.
1.5 Hipotesis
Hipotesis
yang diambil dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah: “Pengangguran
Sebagai Penyebab Kemiskinan Bangsa”
BAB II
Landasan Teori
2.1 Pengertian pengangguran
Pengertian
penganguran adalah sebutan untuk suatu keadaan di mana masyarakat tidak
bekerja.Menganggur adalah mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dalam kurun
waktu seminggu sebelum pencacahan dan sedang berusaha mencari pekerjaan dan ini
mencangkup mereka yang sedang menunggu panggilan terhadap lamaran kerja yang di
ajukan atau sedang tidak mencari kerja karena beranggapan tidak ada kesempatan
kerja yang tersedia untuk dirinya walaupun dia sanggup. keadaan yang ideal,
diharapkan besarnya kesempatan kerjasama dengan besarnya angkatan kerja,
sehingga semua angkatan kerja akan mendapatkan pekerjaan. Padakenyataannya
keadaan tersebut sulit untuk dicapai.
Umumnya
kesempatan kerja lebih kecil dari pada angkatan kerja, sehingga tidak semua
angkatan kerja akan mendapatkan pekerjaan, maka timbulah penggangguran. Pengangguran
sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau bekerja secara
tidak optimal. Berdasarkan pengertian tersebut, maka pengangguran dapat dibedakan
menjadi tiga macam.
1.
Pengangguran Terbuka (Open Unemployment)
Pengangguran
terbuka adalah tenaga kerja yang betul-betul tidak mempunyai pekerjaan.
Pengangguran ini terjadi ada yang karena belum mendapat pekerjaan padahal telah
berusaha secara maksimal dan ada juga yang karena malas mencari pekerjaan atau
malas bekerja.
2.
Pengangguran Terselubung (Disguessed
Unemployment)
Pengangguran
terselubung yaitu pengangguran yang terjadi karena terlalu banyaknya tenaga
kerja untuk satu unit pekerjaan padahal dengan mengurangi tenaga kerja tersebut
sampai jumlah tertentu tetap tidak mengurangi jumlah produksi. Pengangguran terselubung
bisa juga terjadi karena seseorang yang bekerja tidak sesuai dengan bakat dan
kemampuannya, akhirnya bekerja tidak optimal.
Contoh:
Pada
sebuah kantor terdapat 10 tenaga administrasi yang menangani pekerjaan yangada.
Padahal dengan jumlah tenaga 6 orang saja semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan
baik. Akibatnya para pegawai tersebut bekerja tidak optimal dan bagi kantor tentu
merupakan suatu pemborosan.
3.
Setengah Menganggur (Under Unemployment)
Setengah
menganggur ialah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak
ada pekerjaan untuk sementara waktu. Ada yang mengatakan bahwa tenaga kerja setengah
menganggur ini adalah tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam dalam seminggu
atau kurang dari 7 jam sehari. Misalnya seorang buruh bangunan yang telah menyelesaikan
pekerjaan di suatu proyek, untuk sementara menganggur sambil menunggu proyek
berikutnya.
2.2
Jenis Pengangguran
1. Pengangguran
Friksional (Transisional).
Pengangguran
ini timbul karena perpindahan orang-orang dari satu daerah ke daerah lain, dari
satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain dan karena tahapan siklus hidup
yangberbeda.
Contoh:
- Perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri, untuk sementara menganggur.
- Perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri, untuk sementara menganggur.
-
Berhenti dari pekerjaan yang lama, mencari pekerjaan yang baru yang lebih baik
2. Pengangguran
Struktural
Pengangguran
struktural adalah pengangguran akibat keadaan ekonomi. Perubahan struktur
ekonomi akhirnya mengalami perubaahana dalam kebutuhan tenaga kerja. Struktur
ekonomi agraris berubah menjadi sistem struktur Industri, yang menuntut
perubahan keterampilan yang dapat menunjang industri.
Beberapa kasus pengangguran struktural terjadi pada 1998, pada saat bangsa Indonesia mengalami krisis moneter. Banyak pekerja pabrik, pegawai bank dan perusahaan-perusahaan serta lembaga-lembaga lainnya yang mengalami kerugian, sehingga dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Pada tahun tersebut, tingkat pengangguran di Indonesia begitu tinggi.
Beberapa kasus pengangguran struktural terjadi pada 1998, pada saat bangsa Indonesia mengalami krisis moneter. Banyak pekerja pabrik, pegawai bank dan perusahaan-perusahaan serta lembaga-lembaga lainnya yang mengalami kerugian, sehingga dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Pada tahun tersebut, tingkat pengangguran di Indonesia begitu tinggi.
Pengangguran
struktural dapat diatasi jika pemerintah melakukan dan mengeluarkan peraturan
serta kebijakan yang memihak rakyat. Di samping itu, pengganggur pun harus
memperdalam keahlian dan kemampuannya
Pengangguran ini terjadi karena adanya perubahan dalam struktur perekonomian yangmenyebabkan kelemahan di bidang keahlian lain. Contoh: Suatu daerah yang tadinya agraris (pertanian) menjadi daerah industri, maka tenaga bidang pertanian akan menganggur.
Pengangguran ini terjadi karena adanya perubahan dalam struktur perekonomian yangmenyebabkan kelemahan di bidang keahlian lain. Contoh: Suatu daerah yang tadinya agraris (pertanian) menjadi daerah industri, maka tenaga bidang pertanian akan menganggur.
3. Pengangguran Siklikal atau Siklus atau Konjungtural
Pengangguran
ini terjadi karena adanya gelombang konjungtur, yaitu adanya resesi atau
kemunduran dalam kegiatan ekonomi. Contoh: Di suatu perusahaan ketika sedang maju
butuh tenaga kerja baru untuk perluasan usaha. Sebaliknya ketika usahanya merugi
terus maka akan terjadi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) atau pemecatan.
4. Pengangguran
Musiman (Seasonal)
Pengangguran
musiman terjadi karena adanya perubahan musim. Contoh: pada musim panen, para
petani bekerja dengan giat, sementara sebelumnya banyak menganggur.
5. Pengangguran
Teknologi
Pengangguran
ini terjadi karena adanya penggunaan alat–alat teknologi yang semakin modern.
Contoh, sebelum ada penggilingan padi, orang yang berprofesi sebagai penumbuk
padi bekerja, setelah ada mesin penggilingan padi maka mereka tidak bekerja
lagi
.
6. Pengangguran Politis
6. Pengangguran Politis
Pengangguran
ini terjadi karena adanya peraturan pemerintah yang secara langsung atau tidak,
mengakibatkan pengangguran. Misalnya penutupan Bank-bank bermasalah sehingga
menimbulkan PHK.
7. Pengangguran Deflatoir
Pengangguran
deflatoir ini disebabkan tidak cukup tersedianya lapangan pekerjaan dalam
perekonomian secara keseluruhan, atau karena jumlah tenaga kerja melebihi
kesempatan kerja, maka timbullah pengangguran.
Pengangguranatau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau
seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran
Pengangguranatau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau
seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran
umumnya
disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding
dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran
seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran,
produktivitas dan pendapatanmas yarakat akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan timbulnyakemis kinan dan masalah-masalah sosial lainnya
Tingkat
pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan
menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran
yangberkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap
penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat
menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya
GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti
Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan
yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh
lebih banyak orang.
8. Penganggur Voluntary
8. Penganggur Voluntary
Penganggur
voluntary adalah penganggur yang sebenarnya mampu bekerja, namun memilih tidak
bekerja karena mempunyai usaha. Misalnya, membuka rental mobil, membuka
kos-kosan, dan lain-lain. Penganggur voluntary bisa membuka lapangan pekerjaan
untuk penganggur lainnya.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Penyebab Pengangguran
Beberapa hal yang menyebabkan
pengangguran antara lain:
a.
Penduduk yang relatif banyak Pendidikan
dan keterampilan yang rendah
Tentu
telah kita ketahui dari lebih 250 juta jiwa penduduk Indonesia hanya 2,5 % saja
yang mampu menjadi pengusaha yang bisa memberi pekerjaaan kepada pendudul lain.
Padahal menurut para ekonom butuh minimal 20% pengusaha dari seluruh jumlah
penduduk untuk mampu menyediakan lapangan kerja yang cukup bagi seluruh
masyarakat Indonesia. Jika saja 20% penduduk Indonesia ini tercapai peluang
Indonesia untuk menjadi Negara maju sangatlah besar, karena ketersediaan
lapangan kerja dan pendapatan penduduk akan meningkat secara signifikan.
b.
Angkatan kerja tidak dapat memenuhi
persyaratan yang diminta dunia kerja.
Setiap tahun lebih dari 25000 orang
lulus dari perguruan tinggi tetapi hanya sekitar tetapi ketersediaan lapangan
kerja yang ada hanya pada sekitar 8000 peluang saja, kebanyakan hal ini karena
banyak lulusan tidak memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja.
c.
Teknologi yang semakin modern
Kemajuan
teknologi membantu kita untuk bekerja lebih praktis dengan mesin dengan sedikit
tenaga manusia, secara langsung telah mengganti pekerjaan yang semula
dikerjakan manusia kemudian dikerjakan mesin.
d.
Pengusaha yang selalu mengejar
keuntungan dengan cara melakukan efisiensi tenaga kerja.
Tentu
pengusaha ingin memperoleh keuntungan besar dengan pengeluaran kecil. Efisiensi
biaya adalah senjata utama pengusaha dalam mencapai tujuannya, pemilihan tenaga
sesuai kebutuhan usaha akan sangat menentukan produktifitas usaha, sehingga
tidak membutuhkan tenaga yang terlalu banyak untuk jumlah produksi yang sama.
e.
Kurangnya jiwa mandiri dan usahawan
Banyak
lulusan sarjana, hanya mengejar-ngejar posisi tertentu missal : pegawai negeri
sipil, pegawai swasta, dan BUMN. sehingga setiap tahun perguruan tinggi hanya
mencatak lulusan yang hanya pencari kerja. Dari sekian banyak lulusan perguruan
tinggi hanya sekitar 1-3% yang memutuskan untuk membangun usaha sejak awal,
sementara sisanya hanyalah para sarjana pemburu lowongan kerja. Hal ini
semestinya lebih dicermati dan diatasi sejak dini.
3.2 Dampak Pengangguran
Pengangguran bisa menimbulkan
dampak negatif, yang bukan hanya bagi sang penganggur, namun juga bagi
masyarakat di sekitarnya. Pengangguran membawa permasalahan ekonomi suatu
keluarga, yang bisa menyebabkan terganggunya kondisi psikis seseorang.
Misalnya, terjadi pembunuhan akibat
masalah ekonomi, terjadi pencurian dan perampokan akibat masalah ekonomi,
rendahnya tingkat kesehatan dan gizi masyarakat, kasus anak-anak terkena busung
lapar, juga terjadinya kekacauan sosial dan politik seperti terjadinya
demonstrasi dan perebutan kekuasaan.
3.3 Hubungan Pengangguran Dan kemiskinan di
Indonesia
Telah
dijelaskan bahwa salah satu dampak dari pengangguran adalah gangguan ekonomi
keluarga. Ekonomi adalah acuan utama tolak ukur sebuah kesejahteraan keluarga
dan kemiskinan. dan kemiskinan lebih indentik dengan ketidak mampuan keluarga
dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi dari pada aspek lain. Secara berurutan
pengangguran dan kemiskinan adalah rentetan masalah setelah kitidak tersediaan
lapangan kerja.
Pengangguran
yang berlarut-larut akan mempengaruhi ekonomi keluarga, jika terus berjalan
maka akan tercipta kemiskinan. jika terlalu besar keluarga miskin tentu akan
mempengaruhi prilaku sosial mereka, tekanan akan pemenuhan kebutuhan hidup akan
mampu mengubah pola psikologis individu, sehingga mampu melakukan khal diluar
kewajaran yang ada, sehingga timbul kekerasan dan kriminalitas. Kriminalitas
secara pasti akan melumpuhkan aktivitas ekonomi, bagi korban akan menimbulkan
kelesuan moral untuk berusaha, dan bagi pelaku akan menimbulkan candu untuk
mencari keuntungan instan.
Sehingga
hal ini akan menjadi lingkaran gelap yang tak berujung. Maka baik pengangguran,
kemiskinan, dan kriminalitas harus ditanggulangi secara bersamaan untuk memutus
lingkaran ini. Penganggupran semestinya harus segera disudahi, untuk itu peran
berbagai pihak terutama pemerintah adalah hal yang sangat penting.
3.4 Upaya Dan Kebijakan Pemerintah
untuk Menaggulangi Kemiskinan
Beberapa
Tujuan Kebijakan Pemerintah
a. Tujuan
Bersifat Ekonomi :
1.Menyediakan lowongan pekerjaan dari tahun ke tahun
2.Meningkatkan
taraf kemakmuran masyarakat
3.Memperbaiki
pembagian pendapatan
b. Tujuan Bersifat
social dan politik :
1.Meningkatkan
kemakmuran keluarga dan kestabilan keluarga, di dalam suatu rumah tangga harus
ada yang mempunyai pekerjaan guna memenuhi kebutuhannya.
2.Menghindari
masalah kejahatan, karena semakin tinggi pengangguran maka semakin tinggi kasus
kejahatan.
3.Mewujudkan
kestabilan politik, dalam perekonomian yang tingkat penganggurannya tinggi
masyarakat sering kali melakukan demontrasi dan mengemukakan kritik atas
pemimpin pemerintah dan ini dapat menghambat kegiatan ekonomi. Sebagai
akibatnya perkembangan ekonomi yang terlambat berakibat pangangguran memburuk.
c.
Kebijakan Pemerintah:
1. Pemerintah
memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan kemampuan jiwa kewirausahaan kepada
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berupa bimbingan teknis dan manajemen memberikan
bantuan modal lunak jangka panjang, perluasan pasar. Serta pemberian fasilitas
khusus agar dapat tumbuh secara mandiri dan andal bersaing di bidangnya.
Mendorong terbentuknya kelompok usaha bersama dan lingkungan usaha yang menunjang dan mendorong terwujudnya pengusaha kecil dan menengah yang mampu mengembangkan usaha, menguasai teknologi dan informasi pasar dan peningkatan pola kemitraan UKM dengan BUMN, BUMD, BUMS dan pihak lainnya.
Mendorong terbentuknya kelompok usaha bersama dan lingkungan usaha yang menunjang dan mendorong terwujudnya pengusaha kecil dan menengah yang mampu mengembangkan usaha, menguasai teknologi dan informasi pasar dan peningkatan pola kemitraan UKM dengan BUMN, BUMD, BUMS dan pihak lainnya.
2. Segera
melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan kawasan-kawasan, khususnya
daerah yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun
fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi
para penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan akan berkembangnya
potensi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik potensi sumber
daya alam, sumber daya manusia.
3. Segera
membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur. Seperti PT
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) Dengan membangun lembaga itu, setiap
penganggur di Indonesia akan terdata dengan baik dan mendapat perhatian khusus.
Secara teknis dan rinci.
4. Segera
menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan karena terlalu banyak jenis
perizinan yang menghambat investasi baik Penanamaan Modal Asing maupun
Penanaman Modal Dalam Negeri. Hal itu perlu segera dibahas dan disederhanakan
sehingga merangsang pertumbuhan iklim investasi yang kondusif untuk menciptakan
lapangan kerja.
5. Mengembangkan
sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia (khususnya daerah-daerah yang belum
tergali potensinya) dengan melakukan promosi-promosi keberbagai negara untuk
menarik para wisatawan asing, mengundang para investor untuk ikut
berpartisipasi dalam pembangunan dan pengembangan kepariwisataan dan kebudayaan
yang nantinya akan banyak menyerap tenaga kerja daerah setempat.
6. Melakukan
program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki keterkaitan usaha atau hasil
produksi akan saling mengisi kebutuhan. Dengan sinergi tersebut maka kegiatan
proses produksi akan menjadi lebih efisien dan murah karena pengadaan bahan
baku bisa dilakukan secara bersama-sama. Contoh, PT Krakatau Steel dapat
bersinergi dengan PT. PAL Indonsia untuk memasok kebutuhan bahan baku berupa
pelat baja.
7. Dengan
memperlambat laju pertumbuhan penduduk (meminimalisirkan menikah pada usia
dini) yang diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan sisi angkatan kerja baru
atau melancarkan sistem transmigrasi dengan mengalokasikan penduduk padat ke
daerah yang jarang penduduk dengan difasilitasi sektor pertanian, perkebunan
atau peternakan oleh pemerintah.
8. Menyeleksi
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri. Perlu seleksi
secara ketat terhadap pengiriman TKI ke luar negeri. Sebaiknya diupayakan
tenaga-tenaga terampil. Hal itu dapat dilakukan dan diprakarsai oleh Pemerintah
Pusat dan Daerah.
9. Segera
harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas).
Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas pendidikan yang
berorientasi kompetensi. Karena sebagian besar para penganggur adalah para
lulusan perguruan tinggi yang tidak siap menghadapi dunia kerja.
10. Segera
mengembangkan potensi kelautan dan pertanian. Karena Indonesia mempunyai letak
geografis yang strategis yang sebagian besar berupa lautan dan pulau-pulau yang
sangat potensial sebagai negara maritim dan agraris. Potensi kelautan dan pertanian
Indonesia perlu dikelola secara baik dan profesional supaya dapat menciptakan
lapangan kerja yang produktif.
11. Tindakan Pemerintah
Tindakan
pemerintah dalam mengatasi pengangguran:
-Mengurangi pajak
-Mendorong lebih banyak investasi membari subsidi
-Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat
- Memperbaiki pembagian pendapatan
- Menghindari masalah kejahatan
- Menambah keterampilan masyarakat
-Mengurangi pajak
-Mendorong lebih banyak investasi membari subsidi
-Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat
- Memperbaiki pembagian pendapatan
- Menghindari masalah kejahatan
- Menambah keterampilan masyarakat
BAB
V
PENUTUP
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari
pembahasan pada bab sebelumnya maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Penyebab
pengangguran di Indonesia adalah kurangnya lapangan kerja, kuranganya keahlian
yang dibutuhkan, kurangnya jiwa wirausaha, dan kemajuan teknologi mesin
indutri.
2. Pengangguran
berlarut-larut dan tak terselesaikan akan memicu kemiskinan dan kriminalitas.
4.2
Saran
Dari kesimpulan yang diambil maka penulis dapat
memberikan saran berikut ini:
1. Pemerintah
diharapkan segera menanggulangi pengangguran dengan kebijakan yang memicu
peningkatan jumlah usaha yang mampu menyerap tenaga kerja.
2. Masyarakat
diharapakan mampu menumbuhkan jiwa wira usaha sehingga mampu memberikan
lapangan kerja setidaknya untuk diri sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
http://organisasi.org/pengertian-pengangguran-dan-jenis-macam-pengangguran friksional-struktural-musiman-siklikal
http://organisasi.org/pengertian-pengangguran-dan-jenis-macam-pengangguran
friksional-struktural-musiman-siklikal
Conyer Diana, 1994.
Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga. Yogyakarta :
Gajah Mada University Press..Studi Kasus di Kupang NTT. Tesis, Pascasarjana UI, 1999.
Harian Kompas, 25 Oktober 2003.
Harian Kompas, 10 September 2003
Harian Kompas, 27 September 2003.
Harian Pos Kupang, 20 Juni 2003.
Suarapublika, Novermber 2003.
Buku Ekonomi Pembangunan, Prayitno, Hadi . Penerbit Ghalia Indonesia
Dok./ Beritajakarta.com
Gajah Mada University Press..Studi Kasus di Kupang NTT. Tesis, Pascasarjana UI, 1999.
Harian Kompas, 25 Oktober 2003.
Harian Kompas, 10 September 2003
Harian Kompas, 27 September 2003.
Harian Pos Kupang, 20 Juni 2003.
Suarapublika, Novermber 2003.
Buku Ekonomi Pembangunan, Prayitno, Hadi . Penerbit Ghalia Indonesia
Dok./ Beritajakarta.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar