Baca atau Download disini
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Sesuai
dengan konsep pemuda adalah tulang punggung bangsa tentunya pemahaman remaja
adalah sebagai generasi penerus yang akan membangun bangsa kearah yang lebih
baik diharapkan remaja mempunyai pemikiran jauh ke depan dan kegiatannya yang
dapat dapat memberi dampak positif terhadap diri sendiri, keluarga,dan
lingkungan sekitar.
Maka dari
itu remaja tersebut harus mendapatkan perhatian khusus,baik oleh dirinya
sendiri,orang tua,dan masyarakat sekitar. Banyak dapat kita baca di media massa
cetak maupun kita lihat di media elektronik adanya remaja yang berprestasi yang
mengharumkan nama bangsa keluarga dan agama, namun disisi lain juga ada remaja
yang melakukan tindakan atau perbuatan yang merugikan dirinya sendiri,keluarga
dan masyarakat sekitar. Bahkan sering kita lihat dang dengar dimedia elektronik
adanya praktek penyebaran video porno, oleh para pelakunya sendiri yang
sebagian adalah masih menyandang setatus pelajar.
Keberadaaan rekaman video porno yang di mainkan oleh para
pelajar sebenarnya mengindikasikan bahwa seks bebas dikalangan para pelajar
adalah benar benar ada. Oleh karena itulah penulis tertarik untuk menyusun
sebuah karya tulis ilmiah dengan judul, “Dampak Pergaulan Bebas Pada Remaja”
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah di urauikan diatas maka penulis
merumuskan masalah menjadi sebagai berikut:
1.
Bagaimana
Pergaulan Bebas di kalangan Remaja Masa Kini?
2.
Bagaimana Akibat
Yang Timbul Dari Pergaulan Bebas dikalangan Remaja Masa Kini?
3.
Bagaimana Jalan
Keluar Atau Usaha Yang Dapat Dilakukan Untuk Menghindari Dampak Negative Dari
Pergaulan Bebas Remaja Masa Kini?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah diatas karya ilmiah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :
1. Menjelaskan perkembangan dan keadaan pergaulan
bebas pada remaja masa kini.
2. Menjelaskan dampak akibat pergaulan bebas pada
remaja masa kini.
3. Menjelaskan berbagai upaya yang bisa dilakukan
untuk menhindari dampak negative dari Pergaulan Bebas Remaja saat ini
1.4 Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian penulis
mempergunakan metode kepustakaan atau literatur. Yaitu metode penelitian dengan
cara mengumpulkan data yang bersumber dari media buku, Koran, artikel dan situs
atau web internet.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 PENGERTIAN PERGAULAN
Berikut
ini adalah pengertian pergaulan, sejalan dengan pandangan Aristoteles, pergaulan
merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan individu, dapat
juga oleh individu dengan kelompok. Bahwa manusia sebagai makhluk sosial
(zoon-politicon), yang artinya manusia sebagai makhluk sosial yang tak lepas
dari kebersamaan dengan manusia lain. Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar
dalam pembentukan kepribadian seorang individu.
Maka
penulis mendefinisikan pergaulan sebagai bentuk intraksi dengan tujuan membangun statu kebersamaan,
persaudaraan dan persekawanan.
2.2
PENGERTIAN PERGAULAN BEBAS
Pergaulan bebas adalah
salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah
melewati batas-batas norma ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas ini
sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa.
Dilihat
dari segi katanya dapat ditafsirkan dan dimengerti apa maksud dari istilah
pergaulan bebas. Dari segi bahasa pergaulan artinya proses bergaul, sedangkan
bebas artinya terlepas dari ikatan. Jadi pergaulan bebas artinya proses bergaul
dengan orang lain terlepas dari ikatan yang mengatur pergaulan.
2.3 Pengertian remaja
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan
sosial budaya setempat.
1. MenurutWHO (badan PBB
untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12 sampai 24tahun.
2. Sedangkan dari segi
program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan
adalah mereka yang berusia 10 sampai 19 tahun dan belum kawin.
3. Sementara itu, menurut
BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) batasan usia
remaja adalah 10 sampai 21 tahun.
4. Menurut Hurlock, Masa
remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu
tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat,
pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah Oleh karenanya, remaja
sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau
kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial.
5.
Dan menurut Sabri Masa
remaja adalah masa yang sangat menentukan bagi diri individu, karena pada masa
ini remaja mengalami banyak perubahan pada psikis dan fisiknya. Perubahan
kondisi kejiwaan menyebabkan remaja mudah melakukan perilaku yang menyimpang
dari aturan dan nrma sosial yang berlaku di masyarakat. Keadaan tersebut muncul
karena pada masa ini remaja sedang dalam pencarian jati diri.
Dari uaraian diatas dapat disimpulkan
remaja adalah masa transisi kanak-kanak menuju dewasamulai pada 10 tahun sampai
19 tahun dan belum berstatus kawin dengan diiringi pola perubahan prilaku baik
emosi, tubuh, minat, juga mampu mengatasi masalah-masalahnya.
2.4 FAKTOR PENYEBAB PERGAULAN BEBAS DIKALANGAN
REMAJA
Ada
banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja mungkin
berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan
hidup remaja dalam hal keyakinan/agama dan ketidakstabilan emosi remaja. Hal
tersebut menyebabkanperilaku yang tidak terkendali, seperti pergaulan bebas.
Berikut ini di antara penyebab maraknyapergaulan bebas di Indonesia:
1.
Sikap mental yang tidak sehat
Sikap
mental yang tidak sehat membuat banyaknya remaja merasa bangga terhadap
pergaulanyang sebenarnya merupakan pergaulan yang tidak sepantasnya, tetapi
mereka tidak memahamikarena daya pemahaman yang lemah. Dimana ketidakstabilan
emosi yang dipacu denganpenganiayaan emosi seperti pembentukan kepribadian yang
tidak sewajarnya dikarenakantindakan keluarga ataupun orang tua yang menolak,
acuh tak acuh, menghukum, mengolok-olok,memaksakan kehendak, dan mengajarkan
yang salah tanpa dibekali dasar keimanan yang kuatbagi anak, yang nantinya akan
membuat mereka merasa tidak nyaman dengan hidup yangmereka biasa jalani
sehingga pelarian dari hal tersebut adalah hal berdampak negatif,
contohnyadengan adanya pergaulan bebas.
2.
Pelampiasan rasa kecewa
Yaitu
ketika seorang remaja mengalami tekanan dikarenakan kekecewaannya terhadap
orangtua yang bersifat otoriter ataupun terlalu membebaskan, sekolah yang
memberikan tekanan terus menerus (baik dari segi prestasi untuk remaja yang
sering gagal maupun dikarenakan peraturanyang terlalu mengikat), lingkungan
masyarakat yang memberikan masalah dalam sosialisasi,sehingga menjadikan remaja
sangat labil dalam mengatur emosi, dan mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif
di sekelilingnya, terutama pergaulan bebas dikarenakan rasa tidak nyaman dalam
lingkungan hidupnya.
3.
Kegagalan remaja menyerap norma dan
pendidikan agama
Hal
ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh modernisasi yang
sebenarnya adalah westernisasi dan bisa juga karena factor keluarga yang kurang
memberikan pendidikan agama, sehingga begitu lemahnya iman seorang remaja yang
menjadikan mereka gampang terpengaruh oleh pergaulan bebas dalam lingkungannya
tersebut.
4.
Lingkungan Tempat Tinggal yang Kurang
Baik
Masa
remaja adalah masa dimana suatu anak masih mencari jati diri mereka yang
sebenarnya, masa ini masa yang sangat rentan dan harus terus di control oleh
para orang tua kepada anak mereka. Remaja yang tidak dapat memilih teman dan
lingkungan yang baik serta orangtua yang tidak memberi arahan dengan siapa dan
di komunitas mana remaja harus bergaul. Karena remaja yang tidak bisa
mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak
dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang
telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa
mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
PEMBAHASAN MASALAH
3.1 Pergaulan BEBAS Remaja Masa Kini
Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu
bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati
batas-batas norma masyarakat yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering kita
dengar baik di lingkungan maupun dari media massa. Remaja adalah individu labil
yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar.
Masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman
yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda Indonesia
dalam kemajuan bangsa. Masa remaja adalah masa yang paling berseri. Di masa
remaja itu juga proses pencarian jati diri. Dan, disanalah para remaja banyak
yang terjebak dalam pergaulan bebas.
Pola
pergaulan remaja barat, hampir tidak ada “batasan” antara pria dan wanita.
Pacaran yang kemudian dilanjutkan dengan pelukan, ciuman, bahkan hubungan badan
merupakan hal yang biasa. Dengan adanya pengaruh dari media yang sangat cepat
dan kuat masuk dan menyebar di Indonesia pergaulan bebas mulai marak dikalangan
generasi muda Indonesia. Ironisnya budaya ini telah berkembang hingga kekota kecil
sekalipun.
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan serta Pusat
Penelitian Bisnis dan Humaniora (LSCK PUSBIH) selam 3 tahun, mulai Juli 1999
hingga Juli 2002, dengan melibatkan sekitar 1.660 responden dari 16 Perguruan
tinggi negeri dan swasta di salah satu kota di indonesia, diperoleh data bahwa
97,05 % mahasiswinya sudah kehilangan keperawanannya saat kuliah.
Selain
karena adanya dukungan media, hal ini juga disebabkan oleh suasana kos yang
mendukung untuk melakukan hubungan seks, seperti tidak adanya kontrol oleh
pemilik kos, apalagi control orangtua Hal ini merupakan sebuah peringatan keras
bagi bangsa Indonesia untuk memperbaiki kondisi generasi muda, karena pergaulan
bebas yang berkembang diantara generasi muda Indonesia suda masuk dalam taraf
yang mengkawatirkan.
3.2 Dampak Pergaulan
bebas pada remaja
Dari
sisi kesehatan, perilaku seks bebas bisa menimbulkan berbagai gangguan.
Diantaranya, dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit HIV/AIDS, terjadi
kehamilan yang tidak diinginkan. Selain tentunya kecenderungan untuk aborsi,
juga menjadi salah satu penyebab munculnya anak-anak yang tidak diinginkan.
Keadaan ini juga bisa dijadikan bahan pertanyaan tentang kualitas anak
tersebut, apabila ibunya sudah tidak menghendaki. Seks pranikah, lanjut Boyke
juga bisa meningkatkan resiko kanker mulut rahim. Jika hubungan seks tersebut
dilakukan sebelum usia 17 tahun, risiko terkena penyakit tersebut bisa mencapai
empat hingga lima kali lipat. Berikut ini adalah penjelasan dampak pergaulan
bebas pada remaja secara lebih rinci:
1.
Ancaman
Kesehatan
Tingginya
kasus penyakit Human Immunodeficiany Virus/Acquired Immnune Deficiency Syndrome
(HIV/AIDS), khususnya pada kelompok umur remaja, salah satu penyebabnya akibat
pergaulan bebas.Hasil penelitian di 12 kota di Indonesia termasuk Denpasar
menunjukkan 10-31% remaja yang belum menikah sudah pernah melakukan hubungan
seksual. Padah kita ketahui sampai saat ini belum ada obat dari penyakit AIDS
ini. Jika telah kena penyakit ini kita hanya menunggu waktu mati saja, karena
kita sudah tidak dapat berbuat apa-apa. Semakin memprihatinkan penderita
HIV/AIDS memberikan gambaran bahwa, cukup banyak permasalahan kesehatan
reproduksi yang timbul diantara remaja. Oleh sebab itu mengembangan model pusat
informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja melalui pendidik
(konselor) sebaya menjadi sangat penting.
2.
Meningkatkan praktek Aborsi yang
membahayakan
Aborsi
memiliki risiko penderitaan yang berkepanjangan terhadap kesehatan maupun
keselamatan hidup seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa seseorang
yang melakukan aborsi ia ” tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang “.
Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama
mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah
terjadi. Resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi berisiko
kesehatan dan keselamatan secara fisik dan gangguan psikologis. Dalam buku
“Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd; Risiko kesehatan dan
keselamatan fisik yang akan dihadapi seorang wanita pada saat melakukan aborsi
dan setelah melakukan aborsi adalah ;
1. Kematian
mendadak karena pendarahan hebat.Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
2. Kematian
secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.Rahim yang sobek
(Uterine Perforation).
3. Kerusakan
leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya.
4. Kanker
payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita),Kanker indung
telur (Ovarian Cancer).Kanker leher rahim (Cervical Cancer).Kanker hati (Liver
Cancer).
5. Kelainan
pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.
6. Menjadi
mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi ( Ectopic Pregnancy).
7. Infeksi
rongga panggul (Pelvic Inflammatory
Disease).Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
Proses
aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan
dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang
sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam
dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau
PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam ” Psychological Reactions Reported After
Abortion ” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review. Oleh sebab itu yang
sangat penting untuk diperhatikan dalam hal ini adanya perhatian khusus dari
orang tua remaja tersebut untuk dapat memberikan pendidikan seks yang baik dan
benar. Dan memberikan kepada remaja tersebut penekanan yang cukup berarti
dengan cara meyampaikan; jika mau berhubungan seksual, mereka harus siap
menanggung segala risikonya yakni hamil dan penyakit kelamin. Namun disadari,
masyarakat (orangtua) masih memandang tabu untuk memberikan pendidikan,
pengarahan sex kepada anak. Padahal hal ini akan berakibat remaja mencari
informasi dari luar yang belum tentu kebenaran akan hal sex tersebut.
3.
Menurunkan prestasi belajar
dan ancaman putus sekolah
Tidak dapat dihindari jika remaja sudah terlibat dalam sebuah
proses pergaulan bebas akan berprilaku berbeda dari remaja seusianya, apalagi
dalam hal belajar dan berprestasi, prilaku pergaulan dan seks bebas adala
perilaku melanggar tatanan norma masyarakat. Sudah dapat dipastikan para
pelakunya akan berusaha menutupi keburukannya dengan berbagai hal, sehingga
timbul perasaan panik, kuatir dan bersalah sehingga pada akhirnya tidak dapat
focus dalam belajar, sehingga prestasi belajar secara drastic akan turun. Dan
ketika harus menghadapi fakta dari pergaulan bebas tersebut mengakibatkan, kehamilan tentu akan memaksa sebuah
pernikahan dini dan
meninggalkan belajar. Banyak hasil penelitian yang menyatakan bahwa tidak mudah
dalam menjalan sebuah pernikahan dini, banyak dari pernikahan dini yang terjadi
berkhir dengan perceraian, yang tentunya sangat merugikan semua pihak dan
terlebih pada anak.
3.3 upaya menghindari dampak pergaulan bebas remaja
Begitu besarnya dampak negatif dari
pergaulan bebas pada pelajar dan remaja menjadi satu keresahan tersendiri bagi
orangtu dan sekolah, pergaulan bebas telah sangat berpengaruh terhadap prestasi
pelajar. Oleh karena itu tindakan perlindungan dari sekolah dan orang tua harus
dilakukan. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk oleh orang tua dan sekolah
adalah sebagai berikut:
1. Penanaman nilai-nilai agama yang
kuat terhadap didalam lingkungan keluarga sangat efektif untuk menangkis
pengaruh negative dalam bentuk apapun.
2. Penggeledahan dan razia pada ponsel
siswa, secara rutin oleh pihak sekolah untuk tindakan preventif.
3. Sekolah mengarahkan siswa untuk
melakukan lebih banyak kegiatan positif dengan lebih banyak mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler, seperti: Paskib, Pramuka, robotic, MIPA, olahraga, dan
lain-lain
4. Orangtua lebih banyak memberi
perhatian terhadap anak, melalui arahan dan dukungan untuk berpretasi, dalam
berbagai bidang seperti, musik, olahraga, otomotif, elektronik dan berbagai
prestasi lain.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
penulis, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.
Pergaulan bebas yang berkembang diantara
generasi muda Indonesia sudah masuk dalam taraf yang mengkawatirkan.
2.
Pergaulan bebas pada remaja telah
menurunkan prestasi belajar, dan menimbulkan praktek aborsi dan penyebaran
bahaya penyakit HIV/AIDS.
3.
upaya
yang dilakukan pihak sekolah dan orang tua untuk menanggulangi pergaulan bebas
pelajar adalah, mengadakan razia pornografi, memberi lebih banyak kegiatan
positif, orang tua mengarakah dan mendukung anak untuk berpretasi dalam
berbagai bidang positif, serta yang utama adalah penanaman nilai religious yang
mendalam.
4.2
Saran
Dari kesimpulan yang didapat, maka penulis
menyarankan agar:
1. Setiap pihak berperan untuk menekan perkembang
pergaulan bebas di Indonesia.
2. Sosialisasi kepada pelajar dan remaja tentang
bahaya yang dapat ditimbulkan oleh pergaulan bebas terus ditingkatkan.
3. Sekolah bersama
dapat bekerja sama orangtua untuk mengarahkan pelajar untuk melakukan kegiatan
yang positif agar tidak mudah terpengaruh oleh bujuk rayuan teman untuk
melakukan tindakan yang tidak diinginkan.
DAFTAR
PUSTAKA
http://luthfibullebulle.blogspot.com/2012/12/dampak-pergaulan-bebas-bagi-remaja.html, diakses 26 april 2015
https://pelajarnulamongan.wordpress.com/2011/09/30/perkembangan-kebudayaan-dan-pergaulan-remaja/, diakses 26 april 2015
http://warnaa-warnii.blogspot.com/2013/01/pengertian-dan-penyebab-pergaulan-bebas.html, diakses 26 april 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar