BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Salah satu wadah pembinaan siswa
disekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler. Melalui kegiatan ekstrakurikuler
siswa dapat mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya. Dalam pelaksanaannya,
kegiatan ekstrakurikuler dibimbing oleh guru, sehingga waktu pelaksanaan
berjalan dengan baik.
Proses kegiatan ekstrakurikuler
seharusnya terkandung proses belajar yang melibatkan siswa untuk tercapainya
tujuan dari ekstrakurikuler seperti dengan adanya kelibatan atau partisipasi
dari siswa itu sendiri. Siswa dituntut agar mampu aktif dalam mengikuti
kegiatan tersebut agar bakat bakat yang mereka dapati dapat tersalurkan dan
tidak sia-sia guru mengajarkan pada siswa. Sering kali dalam kegiatan seperti ekstrakurikuler
terdapat anggota (siswa) yang kurang berpartisipasi dan kurang aktif dalam
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Maka dibutuhkan suatu upaya untuk
meningkatkan partisipasi siswa dalam ekstrakurikuler sekolah.
Partisipasi siswa dalam pembelajaran
sangat penting untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif,
dan menyenangkan. Dengan demikian tujuan pembelajaran yang sudah direncakan
bisa dicapai semaksimal mungkin. Kurangnya partisipasi siswa dalam mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler tidak luput dari faktor-faktor penyebabnya misalnya
karena kurangnya dukungan terhadap kegiatan ekstrakurikuler dari pihak sekolah,
kurangnya dukungan dari pihak orangtua, kurang menariknya kegiatan ekstrakurikuler
dan faktor-faktor lainnya.
Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
seharusnya diminati oleh setiap siswa, bawasanyya kegiatan ekstrakurikuler juga
erat hubungannya dengan prestasi belajar siswa. Melalui kegiatan ekstrakurikuler
siswa dapat bertambah wawasan mengenai mata pelajaran yang erat kaitannya
dengan pelajaran di ruang kelas dan biasanya yang membimbing siswa dalam
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adalah guru bidang studi yang bersangkutan.
Melalui kegiatan ekstrakurikuler juga siswa dapat menyalurkan bakat, minat dan
potensi yang dimiliki. Salah satu ciri kegiatan ekstrakurikuler adalah
keanekaragamannya, hampir semua minat remaja dapat digunakan sebagai bagian
dari kegiatan ekstrakurikuler.
Hasil yang dicapai siswa setelah
mengikuti pelajaran ekstrakurikuler dan berdampak pada hasil belajar di ruang
kelas yaitu pada mata pelajaran tertentu yang ada hubungannya dengan ekstrakurikuler
yaitu mendapat nilai baik pada pelajaran tersebut. Biasanya siswa yang aktif
dalam kegiatan ekstrakurikuler akan terampil dalam berorganisasi, mengelola,
memecahkan masalah sesuai karakteristik ekstrakurikulerkul yang digeluti.
Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler
disekolah ikut andil dalam menciptakan tingkat kecerdasan yang tinggi. Melalui
kegiatan ekstrakurikuler siswa dapat bertambah wawasan mengenai mata pelajaran
yang erat kaitannya dengan pelajaran diruang kelas , dan biasanya yang
membimbing siswan dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adalah guru bidang
studi yang bersangkutan.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahannya dalam penelitian diatas sebagai berikut:
1. Bagaimana Dampak partisipasi siswa
dalam kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa?
2. Bagaimana Hubungan partisipasi siswa
dalam kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa?
1.3 Tujuan
Yang menjadi tujuan dari penelitian
ini adalah untuk:
1. Menjelaskan dampak partisipasi siswa
dalam kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa.
2. Menjelaskan Hubungan partisipasi
siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa.
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapakan dapat
memberimanfaat agar pembaca dapat:
1. Mengetahui dampak partisipasi siswa
dalam kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa.
2. Mengetahui Hubungan partisipasi
siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa.
1.5 Hipotesis Penelitian
Dari penjabaran rumusan masalah dan penentuan rumusan
masalah yang diambil penulis memiliki hipotesis bahwa ada hubungan antara
keikutsertaan siswa dalam kegiatan ektrakulikuler dengan prestasi belajar siswa.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Partisipasi
Menurut Pidarta (1990:33)
partisipasi yaitu perlibatan seseorang atau beberapa orang dalam suatu
kegiatan. Di sekolah partisipasi siswa berarti adanya keikutsertaan atau
keterlibatan seorang siswa atau lebih dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Pengertian partisipasi (dalam Daniel, 2006:59) adalah pengambilan bagian,
keikutsertaan. Dengan demikian partisipasi merupakan pengambilan bagian atau
keterlibatan langsung di dalam suatu kegiatan mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, sampai pada evaluasi.
Jadi dari beberapa pengertian di
atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa partisipasi adalah suatu keterlibatan
langsung dari siswa di dalam suatu kegiatan proses belajar mengajar yang
mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya.
Tidak ada proses belajar tanpa
partisipasi dan keaktifan anak didik yang belajar. Setiap anak didik pasti aktif dalam belajar, hanya yang
membedakannya adalah kadar/bobot keaktifan anak didik dalam belajar. Ada
keaktifan itu dengan kategori rendah, sedang dan tinggi. Disini perlu
kreatifitas guru dalam mengajar agar siswa berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran. Penggunaan strategi dan metode yang tepat akan menentukan
keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Metode belajar mengajar yang bersifat
partisipatoris yang dilakukan guru akan mampu membawa siswa dalam situasi yang
lebih kondusif karena siswa lebih berperan serta lebih terbuka dan sensitif
dalam kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan
pengertian di atas dapat diketahui bahwa dalam partisipasi terdapat unsur-unsur
sebagai berikut :
a. Keterlibatan peserta didik dalam
segala kegiatan yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.
b. Kemauan peserta didik untuk merespon
dan berkreasi dalam kegiatan yang dilaksanakan dalam proses belajar
mengajar.
2.2 Pengertian Ekstrakurikuler
Kegiatan
ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran sekolah biasa, yang
dilakukan di sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa, mengenai
hubungan antar mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi
pembinaan manusia seutuhnya. Kegiatan ini dilakukan berkala atau hanya dalam
waktu-waktu tertentu dan ikut dinilai. (Saputra, 1998 :6)
2.3 Pengertian Prestasi Belajar
“Kebutuhan
untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan
sesuatu yang sulit dengan Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang
dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi belajar
dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif,
informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Suharsimi
Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek
yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Prestasi
merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau
periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini
adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran.
Untuk memahami tentang
pengertian belajar di sini akan diawali dengan mengemukakan beberapa definisi
tentang belajar. Ada beberapa pendapat para ahli tentang definisi tentang
belajar. Cronbach, Harold Spears dan Geoch dalam Sardiman A.M (2005:20) sebagai
berikut :
a. Cronbach memberikan
definisi :
“Learning is shown
by a change in behavior as a result of experience”.“Belajar
adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman”.
b. Harold Spears memberikan batasan:
“Learning
is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to
listen, to follow direction”.Belajar adalah mengamati, membaca,
berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan.
c. Geoch, mengatakan :
“Learning
is a change in performance as a result of practice”.
Belajar
adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek.
Dari
ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan
perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya
dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga
belajar itu akan lebih baik kalau si subyek belajar itu mengalami atau
melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan
individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim
kepadanya oleh lingkungan. Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang
dilakukan oleh seorang idnividu dapat dijelaskan dengan rumus antara individu
dan lingkungan.
Fontana
seperti yang dikutip oleh Udin S. Winataputra (1995:2) dikemukakan bahwa learning (belajar)
mengandung pengertian proses perubahan yang relative tetap dalam perilaku
individu sebagai hasil dari pengalaman. Pengertian belajar juga dikemukakan
oleh Slameto (2003:2) yakni belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Selaras
dengan pendapat-pendapat di atas, Thursan Hakim (2000:1) mengemukakan bahwa
belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan
perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, keterampilan, daya pikir, dll. Hal ini berarti bahwa peningkatan
kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk
bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan seseorang dalam berbagai bidang.
Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan
kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang tersebut sebenarnya belum
mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami
kegagalan di dalam proses belajar.
Belajar
yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan
sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan
prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan ekstrakurikulerternal.
Kondisi internal dalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, seperti
kesehatan, keterampilan, kemapuan dan sebaginya. Kondisi ekstrakurikulerternal
adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar
yang bersih, sarana dan prasaran belajar yang memadai.
Winkel
(1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan
yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil
maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Sedangkan menurut Arif Gunarso (1993 : 77) mengemukakan bahwa prestasi belajar
adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan
usaha-usaha belajar.
Prestasi belajar di bidang pendidikan
adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor
kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang
diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi
prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang
dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil
yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar
merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor
kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur
dengan menggunakan instrumen tes yang relevan.
Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal
dengan tes prestasi belajar. Menurut Saifudin Anwar (2005 : 8-9) mengemukakan
tentang tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap
keberhasilan sesorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi
yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar
berupa tes yang disusun secara terrencana untuk mengungkap
performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah
diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat
berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan
ujian-ujian masuk perguruan tinggi.Pengertian
prestasi belajar adalah sesuatu yang dapat dicapai atau tidak dapat dicapai.
Untuk mencapai suatu prestasi belajar siswa harus mengalami proses
pembelajaran. Dalam melaksanakan proses pembelajaran siswa akan mendapatkan
pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan.
Prestasi
belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam pengusasaan pengetahuan dan
keterampilan yang dikembangkan dalam pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan tes
angka nilai yang diberikan oleh guru ( Asmara. 2009 : 11 ).
Menurut Hetika
( 2008: 23 ), prestasi belajar adalah pencapaian atau kecakapan yang
dinampakkan dalam keahlian atau kumpulan pengetahuan.
Harjati ( 2008:
43 ), menyatakan bahwa prestasi merupakan hasil usaha yang dilakukan dam
menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam bentuk simbol untuk menunjukkan
kemampuan pencapaian dalam hasil kerja dalam waktu tertentu.
Pengetahuan ,
pengalaman dan keterampilan yang diperoleh akan membentuk kepribadian siswa,
memperluas kepribadian siswa, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan
kemampuan siswa. Bertolak dari hal tersebut maka siswa yang aktif melaksanakan
kegiatan dalampembelajaran akan memperoleh banyak pengalaman. Dengan demikian
siswa yang aktif dalam pembelajaran akan banyak pengalaman dan prestasi
belajarnya meningkat. Sebaliknya siswa yang tidak aktif akan minim/sedikit
pengalaman sehingga dapat dikatakan prestasi belajarnya tidak meningkat atau
tidak berhasil.Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar adalah sesuatu yang dapat dicapai yang dinampakkan dalam
pengetahuan, sikap, dan keahlian.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode deskriptif merupakan salah
satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode penelitian deskriptif bertujuan
untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang
ada, mengindetifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang
berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi dan menetukan apa yang dilakukan
orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka
untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.Dengan
demikian metode penelitian deskriptif ini digunakan untuk melukiskan secara
sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu,
dalam hal ini bidang secara aktual dan cermat. Metode deskriptif bukan saja
menjabarkan (analitis), akan tetapi juga memadukan.
3.2 Data Penelitian
Data yang dikumpulakan dalam
penelitian ini berupa data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau
bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau
dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika. Data
kuantitatif berfungsi untuk mengetahui jumlah atau besaran dari sebuah objek
yang akan diteliti.
Data
Primer adalah data yang
diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran
atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang
dicari, yang pada penelitian ini akan diambil peneliti melalui metode
observasi. Yaitu ikut terlibat mengamati mencatat setiap indikator yang sesuai
dengan penelitian.
Data
Sekunder adalah
data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti
dari subjek penelitiannya. Yang pada penelitian ini akan didapat penulis
melalui artikel internet.
3.3
Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan permasalahan yang diteliti.
Definisi kongkret objek penelitian
adalah suatu sasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk
mendapatkan data tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran.
Objek dari penelitian ini adalah tingkat penyerapan tenaga
kerja sebagai pengaruh keberadaan wirausaha di desa Nusa Bali dusun 08. Dengan
indikasi-indikasi seperti, jumlah wira usaha, jenis wira usaha, jumlah tenaga
kerja, dan upah tenaga kerja.
3.4 Periode
Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan
pada tanggal 14 - 20 November 2015. Penelitian akan dilakukan di SMA Negeri 1
Belitang III Kabupaten OKU timur.
BAB IV
Hasil dan Pembahasan.
4.1
Hasil Penelitian
Setelah menjalankan prosedur
penelitian dengan terlibat langsung dan melakukan pendalaman dengan wawancara
didapat hasil sebagai berikut:
no
|
Indikator
|
Hasil
|
1
|
Keikut
sertaan siswa pada kegiatan ekstrakurikulerkul
|
Dari
keseluruhan siswa kelas XII IPS 3 45% saja yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikulerkul
|
2
|
Alasan
mengikuti ekstrakurikulerkul
|
Mengasah
bakat, mengembangkan diri dan mencari teman
|
3
|
Manfaat
ekstrakurikulerkul
|
Sosialisasi,
terlatih,percaya diri kepemimpinan dan organisasi
|
4
|
Prestasi
siswa
|
Sebagian
besar belum mendapat tetapi beberapa sudah memiliki gelar juara.
|
5
|
Percaya
diri
|
65%
responden menjawab kepercayaan diri mereka meningkat setelah mengikuti ekstrakurikulerkul
|
6
|
Pertemanan
|
90%
responden mendapat banyak pertemanan setalah mengikuti ekstrakurikulerkul
|
7
|
Semangat
belajar
|
30
% responden saja yang mengaku semangat belajar merek bertambah setelah
megikuti ekstrakurikulerkul
|
Tabel Hasil
Penelitian
4.2 Pembahasan
Kegiatan ekstrakurikuler adalah
kegiatan di luar jam pelajaran sekolah biasa, yang dilakukan di sekolah dengan
tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa, mengenai hubungan antar mata
pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi pembinaan manusia
seutuhnya. Kegiatan ini dilakukan berkala atau hanya dalam waktu-waktu tertentu
dan ikut dinilai.
Meski
kegiatan ekstrakurikuler disarankan tetapi pada faktanya darikeseluruhan siswa
kelas XII IPS 3 hanya 45% saja yang mau untuk terlibat aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Sementara siswa lain cenderung kurang tertarik untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
karen alasan kesibukan kegiatan dirumah, jarak sekolah dan rumah dan berbagai
alasan lain, sehingga tidak dapat aktif dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
Bagi siswa yang ikut aktif dalam
kegiatan ekstrakurikuler ada banyak alasan untuk terus mengkuti kegiatan.
Sebagian besar siswa yang mengikutri kegiatan ektrakulikuler pramuka dan
paskibraka alasan melatih diri dalam kepemimpinan dan kedisipilan menjadi
alasan utama mereka. Bagi yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga
melatih diri untuk berprestasi dalam bidang olahraga adalah motivasi utama
mereka untuk terus mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Pada kegiatan ekstrakurikuler
kerohanian melatih diri untuk mendekatkan diri pada sang pencipta adalah tujuan
mereka. Pada siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater melatih diri
dan mengembangkan bakat seni drama adalah tujuan mereka.
Memang
secara umum kegiatan ekstrakurikuler sangat bermanfaat untuk mengembangkan dan
melatih siswa untuk memiliki kepribadian dan prestasi. Tetapi adakah hubungan
keikutsertaan siswa dalam sebuah kegiatan ekstrakurikuler dapat membantu mereka
meraih prestasi dalam belajar. Secara teori hal ini sangat mungkin kegiatan ekstrakurikuler
adalah kegiatan pendidikan diluar pelajaran dan pelayanan konseling untuk
membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan
minat mereka melalui kegiatan secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan
tenagakependidikan yang berkemampuan dan berwenang di sekolah.
Manfaat Ekstrakurikuler bagi siswa :
1. Siswa dapat mengembangkan minat dan bakat yang dimilikinya dengan
optimal melalui berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh ekstrakurikuler
yang diikutinya.
2. Selain itu kegiatan ekstrakurikuler juga merupakan lahan emas bagi
siswa dalam menorehkan prestasi, melalui ekstrakurikuler maka siswa akan turut
aktif juga mengikuti berbagai perlombaan sesuai dengan ekstrakurikuler yang
dipilihnya.
3. Menghambat terjadinya bullying yang terjadi disekolah oleh teman
sebaya
Manfaat Ekstrakurikuler bagi sekolah :
1. Dengan menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler, sekolah tentu
telah menyediakan pendidikan yang lengkap, dari sisi akademik maupun non
akademik bagi siswa.
2. Prestasi yang dihasilkan
dari kegiatan ekstrakurikuler pun dapat memberikan manfaat yang positif bagi
sekolah, semakin banyak prestasi yang diraih maka semakin meningkat pula
kepercayaan masyarakat akan kualitas dan ekstrakurikuleristensi dari sekolah
tersebut.
Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah memang memiliki manfaat yang
besar bagi siswa maupun bagi sekolah, tetapi di sisi lain sekolah maupun siswa
harus pintar pintar mengatur waktu dan prioritas antara pendidikan akademis di
dalam kelas dengan pendidikan non akademis dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler yang baik adalah kegiatan ekstrakurikuler yang tidak
mengganggu proses pembelajaran akademis bagi siswa, jangan sampai siswa terlalu
fokus dalam kegiatan ekstrakurikuler sehingga kegiatan akademis yang utama
terbengkalai. Adapun
dampak positif dari ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswaantara lain
:
1.
Memberikan wawasan akademik maupun non akademik.
2.
Membentuk karakter siswa
3.
Mengembangkan bakat siswa
4.
Menunjang prestasi belajar siswa
Selainmemiliki dampak positif, ekstrakurikuler juga berdampak
negatif bagi proses pembelajaram. Dampak negatiftersebutdiantaranya :
1.
Mengurangi waktu belajar siswa baik di rumah maupundisekolah
2.
Sangat mengurastaminaparasiswa, karena waktu istirahat
mereka digunakan untuk kegiatan ekstrakurikuler.Terkadang mengganggu kegiatan
belajar siswa di kelas.
Secara umum kegiatan ekstrakurikuler
banyak memberi dampak positif terhadap siswa dalam mengikuti kegiatan belajar
tetapi terkadang juga menggangu tetapi dampak minorotas juga muncul seperti
terganggunya waktu belajar siswa . tetapi jika mampu meneglola wak dan
mengkordisasi dengan baik kegiatan ekstrakurikuler lebih banyak memberi dampak
yang positif terhadap prestasi belajar siswa.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil
penelitian tentang hubungan kegiatan ekstrakurikuler pada siswa kelas XII IPS 3 SMA Negeri 1 Belitang III dengan prestasi belajar dapat ditarik
simpulan, yaitu :
1. Pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler SMAN 1 Belitang III, dilaksanakan pada hari jumat dan sabtu di luar jam
pelajaran.
2. Terdapat hubungan yang positif antara keterlibatan
siswa dalam kegiatan-kegiatan Ekstrakurikuler denganprestasi belajar siswa.Ada kecenderungan
semakin sering atau banyak seorang siswa terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler
semakin baik prestasi belajarnya.
5.2
Saran
Dari kesimpulan yang telahdiambil, maka peneliti memberikan saran-saran
sebagai berikut :
1. Kepada Kepala
Sekolah, secara berangsur sekolah perlu diperlengkapi dengan sarana dan
prasarana yang diperlukan dalam mendukung keberhasilan ekstrakurikuler .
2. Kepada guru, dalam proses belajar mengajar hendaknya
guru dalam mengajar lebih memberikan penekanan terhadap aspek sikap
dan nilai-nilai yang terkandung, sehingga dapat dipraktekan
melalui kegiatan ekstrakurikuler
3. Perlu diadakan penelitian lanjutan
untuk mempertegas hasil penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://septiareginaanggiyanti.blogspot.com/2012/12/pengaruh-kegiatan-ekstrakulikuler.html Wikipedia Bahasa Indonesia Ekstrakurikuler.http://id.wikipedia.org/wiki/ekstrakurikuler
Prihatin,
Eka. (2011). Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta
Depdiknas
(2003) Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional 2003. Jakarta
: C.V. Eka Jaya
http://file.upi.edu/direktori/FIP/Jur._administrasi_pendidikan/195908141985031-johar_permana/Manajemen_Ekstra_Kurikuler.pdf.
Didownload pada tanggal 27 Februari 2014.
Hartono,
Otto. 2010. Lampiran III Pedoman Kegiatan Ekstrakurikuler.http://www.slideshare.net/ottohartono10/04-lampiran-iiipedomankegiatanekstrakurikuler.
Didownload pada tanggal 28 Februari 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar