cari

Pentingnya Menumbuhkan Budaya Gema Membaca



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sebagai seorang pelajar hendaknya selalu membaca            buku pelajaran dan mengulang pelajaran yang diberikan oleh guru di rumah, agar ilmu yang diperoleh lebih maksimal dan daya ingat akan pelajaran lebih kuat. Salah satu realitas yang sering terjadi di kalangan pelajar adalah sikap malas dalam membaca. Membaca merupakan salah satu cara untuk menambah ilmu pengetahuan dan informasi serta dapat meningkatkan potensi yang ada dalam diri kita. Harus disadari juga bahwa rendahnya minat baca ini dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya : lingkungan sekitar yang tidak mendukung, misalnya : lingkungan yang mempunyai banyak anak-anak senang bermain, hal ini dapat mempengaruhi siswa karena jika ada faktor dari luar yang mendorong untuk bermain, maka cendrung siswa tersebut akan terpengaruh.
Dengan rendahnya minat baca siswa terhadap pelajaran  maka mempengaruhi prestasi belajar yang diperoleh siswa. Akibat yang seperti ini menimbulkan rendahnya kualitas sekolah tersebut, karena prestasi siswa yang dibawah rata-rata. Buku pelajaran merupakan sumber ilmu dalam meningkatkan prestasi siswa, sehingga perlu ditingkatkan minat membaca siswa agar prestasi yang diperoleh siswa menjadi lebih baik.
Kurangnya kesadaran akan pentingnya membaca, hal ini mengakibatkan sepinya pengunjung perpustakaan untuk membaca buku. Kejadian seperti ini sungguh memperihatinkan, karena kita tahu sebagai pelajar kita harus banyak membaca agar ilmu yang kita peroleh semakin berkembang.

1.2  Rumusan Masalah
1.    Bagaimana faktor yang mempengaruhi minat baca ?
2.    Mengapa menumbuhkan budaya gemar membaca itu penting ?


1.3  Tujuan
1.    Menjelaskan faktor yang mempengaruhi minat baca 
2.   Menjelaskan pentingnya menumbuhkan budaya gemar membaca
3.    
1.4 Manfaat
1.    Mengetahui faktor yang mempengaruhi minat baca 
2.    Mengetahui menumbukan budaya gemar membaca


















BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian prestasi
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran.
2.2  Pengertian Belajar
Untuk memahami tentang pengertian belajar di sini akan diawali dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa pendapat para ahli tentang definisi tentang belajar. Cronbach, Harold Spears dan Geoch dalam Sardiman A.M (2005:20) sebagai berikut :
1)   Cronbach memberikan definisi :
“Learning is shown by a change in  behavior as a result of experience”.
“Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman”.
2)   Harold Spears memberikan batasan:
“Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to listen, to follow direction”.
Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan.
3)   Geoch, mengatakan :
“Learning is a change in performance as a result of practice”.Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek.
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan. Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang dilakukan oleh seorang idnividu dapat dijelaskan dengan rumus antara individu dan lingkungan.
Fontana seperti yang dikutip oleh Udin S. Winataputra (1995:2) dikemukakan bahwa learning (belajar) mengandung pengertian proses perubahan yang relative tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Pengertian belajar juga dikemukakan oleh Slameto (2003:2) yakni belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Selaras dengan pendapat-pendapat di atas, Thursan Hakim (2000:1) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dll. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang tersebut sebenarnya belum mengalami  proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan di dalam proses belajar.
Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal dalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, seperti kesehatan, keterampilan, kemapuan dan sebaginya. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan prasaran belajar yang memadai.
Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut Arif Gunarso (1993 : 77) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan.
Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Menurut Saifudin Anwar (2005 : 8-9) mengemukakan tentang tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan sesorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terrencana  untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi.Pengertian prestasi belajar adalah sesuatu yang dapat dicapai atau tidak dapat dicapai. Untuk mencapai suatu prestasi belajar siswa harus mengalami proses pembelajaran. Dalam melaksanakan proses pembelajaran siswa akan mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan.
2.3  Gemar Membaca
Kegiatan membaca bersama antara anak dan orang tua berpengaruh terhadap sikap dan minat membaca anak. Melalui program membaca bersama antara orang tua dan anak, anak-anak jadi suka mengisi waktu luangnya dengan aktivitas membaca, mereka suka membaca bersama orang dewasa yang lain, suka membaca majalah dan buku-buku yang ada di rumah dan di perpustakaan sekolah. Buku-buku dan perlengkapan membaca merupakan dukungan instrumental untuk mendidik anak, program pelatihan untuk orang tua agar terlibat secara efektif dalam program membaca keluarga merupakan dukungan informatif yang sangat berguna bagi orang tua untuk memberikan dukungan penghargaan dan emosi kepada anak saat mereka membaca bersama.
Banyak cara yang ditempuh agar seseorang memperoleh pengetahuan. Salah satunya yang paling sering dilakukan adalah melalui membaca. Ini tampaknya lebih menekankan pengertian membaca sebagai kegiatan seseorang untuk memperoleh pengetahuan melalui sumber-sumber tekstual, seperti buku, artikel, koran dan sebagainya, dengan menggunakan mata atau pandangan sebagai alat utamanya. Jika diperluas lagi, pengertian membaca di sini sebenarnya tidak hanya persepsi visual terhadap bentuk rangkaian kata-kata (verbal) tetapi juga dapat berbentuk simbol-simbol lainnya, seperti angka, gambar, diagram, tabel yang di dalamnya memiliki arti dan maksud tertentu.
Yang dimaksud membaca ialah menangkap pikiran dan perasaan orang lain dengan perantaraan tulisan (gambar dari bahasa yang dilisankan). Tujuannya ialah menangkap bahasa yang tertulis dengan tepat dan teratur.
Melalui aktivitas membaca, seseorang dapat mengenal suatu objek, ide prosedur konsep, definisi, nama, peristiwa, rumus, teori, atau kesimpulan. Bahkan lebih dari itu, melalui aktivitas membaca seseorang dapat mencapai kemampuan kognitif yang lebih tinggi, seperti menjelaskan, menganalisis, hingga mengevaluasi suatu objek atau kejadian tertentu.
Minat baca berbanding lurus dengan kemajuan suatu bangsa. Bangsa yang besar minat bacanya pastilah bangsa yang maju. Mereka akan membaca dalam setiap kesempatan contohnya terlihat tidak hanya dalam perpustakaan umum dan pribadi tetapi juga di stasiun, di kereta,dan dalam perjalanan pun mereka membaca.
Membaca adalah kunci ke gudang ilmu. Ilmu yang tersimpan dalam buku harus digali dan dicari melalui kegiatan membaca. Keterampilan membaca menentukan hasil penggalian ilmu itu. Karena itu dapat dikatakan keterampilan membaca sangat diperlukan dalam dunia modern.
Sedangkan makna dari membaca adalah menduga, memperhitungkan, dan memahami. Berdasarkan arti membaca tersebut, pengertian membaca mencakup dua hal. Pengertian yang pertama yaitu membaca teks-teks yang terurai dari huruf demi huruf kemudian membentuk kata lalu terangkai dalam kalimat dan padu dalam paragraf. Pengertian yang kedua yaitu membaca fenomena-fenomena yang terjadi di alam semesta. Membaca sesuai pengertian ini misalnya memikirkan bagaimana terjadinya siang dan malam, peredaran planet mengelilingi matahari, dan penciptaan mahkluk.
Terdapat beberapa alasan mengapa kita harus senantiasa membaca. Pertama, membaca sebagai sarana untuk memperoleh pengetahuan. Kedua, membaca merupakan sarana pergaulan. Ketiga, membaca merupakan salah satu sarana hiburan. Keempat, membaca dapat mendatangkan rezeki. Kelima, membaca dapat menjadi sarana mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa. Keenam, membaca sebagai sarana koreksi diri.
Membaca adalah aktivitas memahami, menafsirkan, mengingat, lalu yang terakhir adalah menuliskannya kembali berdasarkan analisis fikiran kita sendiri.
Menurut Pawit M. Yusuf dalam kegiatan seminarnya tentang Indeks Baca di Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran, membaca adalah berfikir. Tidak ada manusia yang hidup tanpa berfikir, karena sebagai mahkluk sosial ia selalu menghadapi berbagai masalah yang perlu dipecahkan.
Apa yang diketahui orang melalui kegiatan membaca pada hakikatnya adalah informasi. Artinya dengan membaca ia mendapatkan sejumlah informasi yang dalam keadaan tertentu bisa mempengaruhi sikap dan pandangan-pandangannya tentang perilaku kehidupannya. Sikap bisa berubah karena adanya terpaan informasi, kata Krech, dkk, (1968). Demikian pula kata Dwyer (1978) bahwa perilaku manusia bisa berubah karena membaca, meskipun membaca sebenarnya bukan satu-satunya faktor yang turut mempengaruhi sikap seseorang.
Melalui membaca orang bisa menjelajahi batas-batas ruang dan waktu. Peristiwa-peristiwa yang jauh terjadinya di masa lampau bisa diketahui melalui membaca. Demikian pula pristiwa yang terjadi di berbagai tempat di dunia ini bisa diketahui melalui membaca. Dengan demikian yang namanya membaca mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Adalah hal keliru jika memandang aktifitas membaca seolah-olah hanya “milik orang-orang sekolahan”, sehingga orang-orang yang tidak bersekolah dianggap tidak perlu lagi melakukan aktifitas membaca. Membaca pada dasarnya milik semua orang dan siapapun dapat melakukannya. Demikian juga dengan bahan yang dibacanya, tidak hanya berhubungan dengan hal-hal yang “serba serius”, dalam arti memerlukan proses kognisi tingkat tinggi, tetapi juga dapat berupa hal-hal yang ringan dan sederhana untuk sekedar memenuhi rasa ingin tahu seseorang, misalnya untuk memperoleh informasi tentang hasil pertandingan sepak bola, atau peristiwa-peristiwa lainnya yang terjadi pada suatu saat tertentu.
Di dalam buku Menjadi Guru Merdeka terjemahan dari A Pedagogy For Liberation Dialogues On Transforming Education, karangan Ira Shor dan Paulo Freire, makna membaca menurut Paulo Freire bukan sekedar berjalan atau melayang di atas lintasan kata-kata. Membaca adalah menuliskan kembali apa yang dibaca. Membaca adalah menemukan hubungan antara teks dan konteks dari teks bersangkutan, dan bagaimana menghubungkan antara teks atau konteks dengan konteks pembacanya.
Di Amerika pada masa lampau, kecepatan membaca perlu diukur, bahkan sampai dibuatkan rumus segala. Membaca seolah suatu kegiatan yang perlu kecepatan, seperti seorang berlari menuju finish. Namun dalam perkembangan selanjutnya, ternyata kecepatan membaca itu tidak harus selalu sama, tetapi fleksibel. Adakalanya kita harus cepat, adakalanya perlu memperlambat atau bahkan berhenti sebentar, lalu cepat lagi.



























BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Faktor yang mempengaruhi minat Baca
              Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat terhadap sesuatu dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bersumber dari dalam individu yang bersangkutan dan yang berasal dari luar mencakup lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
              Crow and Crow berpendapat menyebutkan bahwa ada tiga faktor yang menjadikan timbulnya minat, yaitu:
a.     Dorongan dari dalam individu
      Dorongan ingin tahu atau rasa ingin tahu akan membangkitkan minat untuk membaca, belajar, menuntut ilmu, melaksanakan penelitian dan lain-lain.
b.    Motif sosial
      Motif sosial ini dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu. Minat untuk belajar atau menuntut ilmu pengetahuan timbul karena ingin mendapat penghargaan masyarakat, karena biasanya yang memiliki ilmu pengetahuan cukup luas (orang pandai) mendapat kedudukan yang tinggi dan terpandang dalam masyarakat.
c. Emosional
      Minat mempunyai hubungan yang sangat erat dengan emosi. Bila seseorang mendapatkan kesuksesan pada aktivitas akan menimbulkan perasaan senang, dan hal tersebut akan memperkuat minat terhadap aktivitas tersebut, sebaliknya suatu kegagalan akan menghilangkan minat terhadap hal tersebut. (Crow and Crow dalam buku Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab dalam Tri Sutaji, 2010: 13) 
       
3.2  Cara menumbuhkan Budaya Minat Baca
Membaca adalah salah satu aktivitas penting yang akan mengantarkan kita menjadi pribadi yang lebih unggul dan berkualitas. Namun untuk menumbuhkan rasa senang untuk membaca tidak lah mudah. Inilah satu hal yang sering dirasakan banyak orang. Hal itu wajar karena kebanyakan orang tidak tahu caranya bagaimana menumbuhkan minat membaca. Dari itulah berikut ada 8 cara efektif untuk menumbuhkan minat membaca, yang Insya Allah akan bermanfaat dan membuat anda senang untuk membaca.
1. Tentukan Tujuan Membaca
Pembaca yang baik adalah pembaca yang tahu betul akan tujuan ia membaca. Membaca bukanlah hanya aktivitas mata saja, tapi melibatkan aktivitas pikiran dan hati. Jika seseorang membaca buku tanpa tujuan maka apa yang dibacanya hanya akan sedikit saja memberikan manfaat. Berbeda dengan orang yang memiliki sebuah tujuan yang jelas. Sebelum ia membaca buku ia tahu betul buku mana yang dibutuhkan dan manfaat apa yang bisa diambil dari buku yang akan dibaca. Hal inilah yang selama ini kurang dipahami oleh banyak orang, sehingga mereka pun sulit menumbuhkan minat membaca dalam dirinya.
2. Buatlah Perencanaan Dalam Membaca
Dalam segala hal rencana selalu memegang peranan penting. Kenapa demikian? Karena perencanaan akan membantu seseorang menjadi lebih siap dalam menjalankan tugasnya. Apakah termasuk dalam membaca buku? Ya. Membaca buku juga butuh perencanaan. Dalam hal ini anda harus tahu betul kapasitas kemampuan anda yakni berupa waktu yang tepat, buku yang sesuai dan kapasitas menguasainya.  Setelah anda mengetahui kemampuan anda, teruskan dengan membuat target misalnya anda akan membaca 1 buku dalam waktu satu bulan, dalam waktu 6 bulan anda akan membaca 6 buku dan satu tahun akan membaca 12 buku. Dalam menyusun perencanaan ini awalnya sangat berat, tapi dengan sebuah kesungguhan dan komitmen manfaat besar akan anda raih di kemudian hari.
3. Mulailah Dari yang Paling Anda Sukai
Ketika seseorang ingin menumbuhkan semangat membaca buku, sebaiknya bacalah buku-buku yang paling anda sukai lebih dulu. Namun di sini anda juga harus melihat kualitas buku bacaan yang anda. Tentu saja buku yang baik dibaca adalah buku-buku yang bisa memberikan manfaat kepada diri anda, bukan malah sebaliknya meskipun anda suka. Mungkin ada yang bertanya jika tidak ada buku yang saya sukai bagaimana? Jika itu yang anda alami, saya sarankan banyak-banyaklah merenung, untuk menemukan masalah anda, karena hanya anda yang tahu tentang masalah itu.
4. Aturlah Waktu Anda
Tidak punya waktu satu alasan yang sering diungkapkan oleh seseorang ketika ditanya tentang membaca buku. Mungkin memang benar, karena kesibukan terkadang membuat menjadi capek dan sedikit punya waktu dibandingkan dengan seseorang yang aktivitasnya tidak banyak. Namun itu bukan alasan kenapa seseorang enggan membaca buku. Sebenarnya waktu itu banyak. Hanya saja seseorang cenderung mengingkarinya. Sekarang kalau kita mau jujur dalam sehari pastilah kita memiliki waktu luang, meskipun hanya antara 30 menit sampai  1 jam. Benar gak? Tidak…..!!! Ini adalah jawaban orang yang hidupnya saya yakin tidak menyenangkan, hehe. Saya rasa tidak perlu saya panjang lebar, intinya adalah  kenali waktu luang anda dan gunakan itu untuk membaca, kalau perlu bawalah selalu buku kemana pun anda berada, sehingga kapan saja ada waktu luang anda bisa membacanya.
5. Mulailah Secara Bertahap
Banyak orang ketika menemukan semangat membaca pertama kali, biasanya mereka ingin langsung membaca buku, ada juga yang langsung mencari buku di toko buku, kemudian ia menyempatkan waktu yang banyak untuk itu.  Sampai-sampai mereka mengorbankan waktu-waktu yang lain hanya untuk membaca buku, bagi mereka buku adalah hal yang sangat penting. Bagi orang yang seperti ini saya mengatakan “Santai saja bro…perlahan-lahan saja, tidak usah terlalu nafsu. Sesungguhnya membaca itu hanya butuh istiqomah atau kontinuitas, khususnya bagi mereka yang belum terbiasa membaca. Karena kalau tidak anda akan cepat merasa bosan.
6. Bersungguh-sungguhlah
Pernah mendengar pepatah Arab yang berbunyi “Man Jadda Wajada” yang artinya siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil. Dalam membaca pun di butuhkan kesungguhan. Siapa orang yang bersungguh-sungguh dalam membaca, maka manfaat besar pun akan diraih. Sekarang coba anda tanyakan pada diri anda sendiri, selama ini sudahkah anda bersungguh-sungguh dalam membaca? Kalau sudah saya mengucapkan selamat, semoga manfaat besar akan segera anda raih. kalau belum, mulai detik ini segeralah rubah kebiasaan anda itu, mulailah mengambil sebuah tanggung jawab besar bahwa dengan membaca anda hidup anda dan hidup orang lain akan lebih bahagia.
7. Manfaatkan Sarana Yang Ada
Jika di sekolah atau di rumah anda ada perpustakaan maka manfaatkan sarana itu dengan baik. Tentunya tidak semua orang punya koleksi buku bacaan yang banyak dan bermanfaat. Karena itulah sarana yang ada ini harus anda manfaatkan dengan baik.
     




BAB IV
PENUTUP
4.1  Kesimpulan
Membaca memiliki sangat banyak tujuan. Selain mendapatkan informasi, membaca juga dapat membuka wawasan yang sangat luas. Membaca juga merupakan kunci untuk membuka pintu gerbang kesuksesan. Tiada orang di dunia ini yang sukses tanpa membaca. Membaca juga merupakan sarana untuk menuntut ilmu pengetahuan. 

4.2  Saran
Saran dari penyusun untuk para pembaca adalah sangat tidak ada ruginya kita menjadi seorang yang sangat senang dengan membaca. Benar-benar tidak ada ruginya. Tidak perlu takut menjadi orang yang introvert, kaku, atau malah terkesan aneh karena kita kutu buku. Justru orang-orang yang saya kenal, yang kebiasaan membacanya kuat menjadi seorang yang sangat supel, hangat, dan nyambung dengan apapun yang dibicarakan












DAFTAR PUSTAKA







LAMPIRAN
Penanaman Budaya Gemar Membaca
clip_image002_thumb.jpg 
dakwatuna.jpg
peran-orang-tua-dalam-mendidik-anak.jpg