cari

Pengaruh sinetron Putih abu-abu terhadap belajar siswa



BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Pada era globalisasi ini masyarakat tidak dapat menolak adanya teknologi khususnya Televisi. Saat ini televisi telah menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia untuk mendapatkan informasi, hiburan dan menambah wawasan. Semua orang akan bingung ketika televisi yang mereka gunakan tiba-tiba bermasalah atau rusak. Mereka akan melakukan segala cara untuk memperbaiki televisi mereka. Bahkan mereka rela untuk membeli televisi yang baru.
Dengan adanya teknologi televisi ini, manusia sangat terbantu untuk mendapatkan informasi yang akurat. Baik yang berada didalam Negeri maupun Luar Negeri. Banyak televisi yang dilengkapi dengan berbagai fitur dan modifikasi yang canggih dan dapat dinikmati fungsinya.
Pengaruh televisi terhadap sistem komunikasi tidak lepas dari pengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan pada umumnya. Bahwa televisi dapat menimbulkan pengaruh bagi kehidupan masyarakat. Menurut Prof. Dr. R. Mar’at dalam Effendy (1992), acara televisi pada umumnya dapat mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan perasaan pada penonton; ini adalah hal yang wajar. Jadi tidaklah mengherankan bahwa dampak yang ditimbulkan oleh televisi sangatlah berpengaruh pada masyarakat. Contohnya dengan menyaksikan suatu tayangan yang menarik maka bisa menimbulkan perasaan terharu, terpesona bahkan mengikuti peran-peran yang ada dalam tayangan tersebut, hal ini disebabkan karena televisi juga dapat memberi pengaruh pisikologis terhadap orang yang menontonnya.Pesatnya perkembangan teknologi menyebabkan fungsi televisi semakin bertambah. Pada saat ini masyarakat dapat menikmati fitur yang ada di televisi dengan sangat mudah. Para pelajar dapat menonton televisi kapanpun mereka inginkan. Apalagi dengan era globalisasi sekarang ini, yang ditambah dengan pergaulan remaja yang kurang terkendali. Para pelajar dapat menonton tayangan televisi yang tidak sesuai dengan etika dan norma sehingga mudah terjerumus kedalam hal-hal yang negatif. Hal ini dapat mengakibatkan kecanduan para pelajar yang dapat menggangu konsentrasi belajar. Banyak sinetron yang menghiasi hampir semua channel di televisi, itu merupakan hal yang sudah tidak asing lagi dan hal yang sangat lazim kita saksikan saat menonton televisi untuk mengisi luang dan hiburan. Dari mulai anak sekolah/ bagi para pelajar manapun banyak yang sering maupun menonton sinetron. Hampir semua stasiun televisi berlomba untuk memproduksi sinetron. Tentunya dapat membawa dampak-dampak negatif bagi para siswa yaitu terganggunya waktu belajar yang seharusnya dipergunakan untuk belajar, menjadi waktu rutin untuk menonton sinetron tersebut. Disamping itu juga, pengaruh sinetron dapat berpengaruh pada otak dan gaya kehidupan sehari-hari yang menirukan dalam adegan cerita sinetron tersebut contohnya sinetron Putih Abu - Abu. Berdasarkan pengaruh negatif tersebut perlu dicari jalan keluar untuk mengatasinya. Salah satunya dengan melibatkan orang ketiga. Orang ketiga ini bias dari orang tua, guru, saudara atau keluarga. Akan tetapi pengendalian yang utama salah dari anak itu sendiri, yang ditambah dengan ilmu agama.
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam laporan penelitian ini akan dibahas beberapa hal mengenai pengaruh televisi terhadap prestasi belajar siswa SMA N 1 Belitang III.
Alasan diadakannya laporan penelitian ini untuk mengetahui dampak negatif dan positif dari adanya televisi bagi prestasi siswa dan pengaruhnya terhadap proses belajar siswa, laopran penelitian bertujuan untuk memproses seberapa banyak siswa yang prestasinya menurun karena penayangan televisi dan siswa yang terganggu proses belajarnya.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat   dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.     Apa saja pengaruh sinetron Putih abu-abu terhadap belajar siswa?
2.     Bagaimana dengan dampak positif dan negatif adanya televisi terhadap prestasi belajar siswa?

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1.  Menjelaskan  pengaruh televisi tayangan sinetron putih abu-abu  terhadap prestasi belajar siswa.
2.  Menjelaskan dampak positif dan negatif tayangan sinetron putih abu-abu  terhadap prestasi belajar siswa.

1.4  Manfaat penelitian
Diharapkan memalui penelitian yang dilaksanakan dapat memberikan manfaat kepada pembaca. Manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1.    Mengetahui pengaruh  tayangan sinetron putih abu-abu  terhadap prestasi belajar siswa.
2.    Mengetahui dampak positif dan negatif tayangan sinetron putih abu-abu  terhadap prestasi belajar siswa.
1.5  Hipotesis
Berdasarkan latar belakang serta rumusan masalah yang ditentukan peneliti mempunyai hipotesis bahwa siswa yang mengikuti sinetron putih abu-abu cenderung  tidak memiliki prestasi  belajar yang baik.







BAB II
LANDASAN TEORI


2.1.  Pengertian televisi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Televisi adalah system penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alt yang mengubah cahaya dan bunyi menajdi listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi dan dapat didengar
Menurut Para Ahli televisi adalah alat penangkap siaran bergambar, yang berupa audio visual dan penyiaran videonya secara broadcasting. Istilah ini berasal dari bahasa yunani yaitu tele (jauh) dan vision (melihat), jadi secara harfiah berarti “melihat jauh”, karena pemirsa berada jauh dari studio tv. (Ilham Z, 2010:255)
Sedangkan menurut Adi Badjuri (2010:39) Televisiadalah media pandang sekaligus media pendengar (audio-visual), yang dimana orang tidak hanya memandang gambar yang ditayangkan televisi, tetapi sekaligus mendengar atau mencerna narasi dari gambar tersebut. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa televisi merupakan salah satu media massa elektronik yang dapat menyiarkan siarannya dalam bentuk gambar atau video serta suara yang berfungsi memberikan informasi dan hiburan kepada khalayak luas.
2.2.  Pengertian Pendidikan             
Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli - Manusia sejak lahir ke dunia sudah mendapatkan pendidikan hingga ia masuk ke bangku sekolah. kata pendidikan sudah tidak asing lagi ditelinga, karena semua manusia yang hidup pasti membutuhkan pendidikan, agar tujuan hidupnya tercapai dan dapat menghilangkan kebodohan.  Menurut KBBI kata pendidikan secara berasal dari kata "didik" dengan mendapatkan imbuhan "pe" dan akhiran "an", yang berarti cara, proses atau perbuatan mendidik. Kata pendidikan secara bahasa berasal dari kata "pedagogi" yakni "paid" yang berarti anak dan "agogos" yang berarti membimbing, jadi pedagogi adalah ilmu dalam membimbing anak. Sedangkan secara istilah definisi pendidikan ialah suatu proses pengubahan sikap dan prilaku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia atau peserta didik melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
                                                                             
Adapun pengertian-pengertian atau definisi pendidikan menurut pakar dibidangnya antara lain:
1.    Prof. Dr. John Dewey : Menurutnya pendidikan merupakan suatu proses pengalaman. Karena kehidupan merupakan pertumbuhan, maka pendidikan berarti membantu pertumbuhan batin manusia tanpa dibatasi oleh usia. Proses pertumbuhan adalah proses penyesuaian pada setiap fase dan menambah kecakapan dalam perkembangan seseorang melalui pendidikan.
2.    M.J. Langeveld : Pendidikan merupakan upaya dalam membimbing manusia yang belum dewasa kearah kedewasaan. Pendidikan adalah suatu usaha dalam menolong anak untuk melakukan tugas-tugas hidupnya, agar mandiri dan bertanggung jawab secara susila. Pendidikan juga diartikan sebagai usaha untuk mencapai penentuan diri dan tanggung jawab.
3.    Prof. Herman H. Horn : Beliau berpendapat bahwa pendidikan adalah suatu proses dari penyesuaian lebih tinggi bagi makhluk yang telah berkembang secara fisik dan mental yang bebas dan sadar kepada Tuhan seperti termanifestasikan dalam alam sekitar, intelektual, emosional dan kemauan dari manusia.
4.    Driyarkara : Pendidikan diartikan sebagai suatu upaya dalam memanusiakan manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf yang insani.
5.    Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) : Pendidikan yaitu sebuah proses pembelajaran bagi setiap individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan yang diperoleh secara formal tersebut berakibat pada setiap individu yaitu memiliki pola pikir, perilaku dan akhlak yang sesuai dengan pendidikan yang diperolehnya.
6.    Ki Hajar Dewantara : Menurutnya pendidikan adalah suatu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya ialah bahwa pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada peserta didik agar sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup yang setinggi-tingginya.
7.    Stella van Petten Henderson : Pendidikan yaitu suatu kombinasai dari pertumbuhan dan perkembangan insani dengan warisan sosial.
8.    Kohnstamm dan Gunning : Pendidikan merupakan suatu pembentukan hati nurani manusia, yakni pendidikan ialah suatu proses pembentukan dan penentuan diri secara etis yang sesuai dengan hati nurani.
9.    H. Horne : Menyatakan bahwa pendidikan adalah proses yang dilakukan secara terus menerus dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi manusia yang telah berkembang secara fisik dan mentalnya.
10. Frederick J. Mc Donald : mengemukakan pendapatnya bahwa pendidikan ialah suatu proses yang arah tujuannya adalah merubah tabiat manusia atau peserta didik.
11. Ahmad D. Marimba : Mengemukakan bahwa pendidikan ialah suatu proses bimbingan yang dilaksanakan secara sadar oleh pendidik terhadap suatu proses perkembangan jasmani dan rohani peserta didik, yang tujuannya agar kepribadian peserta didik terbetuk dengan sangat unggul. Kepribadian yang dimaksud ini bermakna cukup dalam yaitu pribadi yang tidak hanya pintar, pandai secara akademis saja, akan tetapi baik juga secara karakter.
12. Carter V. Good : Mengartikan pendidikan sebagai suatu proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang berlaku dalam masyarakat. Proses dimana seseorang dipengaruhi oleh lingkungan yang terpimpin khususnya didalam lingkungan sekolah sehingga dapat mencapai kecakapan sosial dan dapat mengembangkan kepribadiannya.
13. Ensiklopedi Pendidikan Indonesia : Menjelaskan mengenai pendidikan, yaitu sebagai proses membimbing manusia atau anak didik dari kegelapan, ketidaktahuan, kebodohan, dan kecerdasan pengetahuan.
14. UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 : Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian yang baik,  pengendalian diri, berakhlak mulia, kecerdasan,dan keterampilan yang diperlukan oleh dirinya dan masyarakat.
Dari beberapa pengertian tersebut tentang definisi pendidikan, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan ialah bimbingan yang diberikan kepada anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya untuk mencapai tingkat kedewasaan dan bertjuan untuk menambah ilmu pengetahuan, membentuk karakter diri, dan mengarahkan anak untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Pendidikan juga bisa diartikan sebagai usaha sadar yang bertujuan untuk menyiapkan peserta didik dalam belajar melalui suatu kegiatan pengajaran, bimbingan dan latihan demi peranannya dimasa yang akan datang.

2.3  Pengertian Belajar Siswa

Berikut beberapa pengertian/definisi belajar menurut pandangan ahli

a.    Cronbach mengemukakan bahwa learning is shown by change in behaviour as a result of  experience (belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan  tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman).
b.    Menurut M. Ngalim Purwanto dalam buku “Psikologi  Pendidikan” Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang  menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan  sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.
c.    Sardiman dalam "Interaksi dan Motivasi Belajar" berpendapat bahwa belajar itu merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.
d.    Wittig (dalam Syah, 2003 : 65-66), belajar sebagai any relatively permanen change in an organism behavioral repertoire that accurs as a result of experience (belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman).  
e.    H. Spears yang dikutip oleh Dewa Ketut Sukardi mengatakan bahwa belajar itu mencakup berbagai macam perbuatan mulai dari mengamati, membaca, menurun, mencoba sampai mendengarkan untuk mencapai suatu tujuan.
f.     Slameto mendefinsikan belajar : Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Belajar lebih ditekankan pada proses kegiatannya dan proses belajar lebih  ditekankan pada hasil belajar yang dicapai oleh subjek belajar atau siswa. Hasil belajar dari kegiatan belajar disebut juga dengan prestasi belajar.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan beberapa ahli di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan, bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang merupakan sebagai akibatdari pengalaman atau latihan.

2.4  Pengertian Prestasi Belajar

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan prestasi adalah: Hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).
Prestasi dalam bidang akademik berarti hasil yang diperoleh dari kegiatan  di sekolah atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan  melalui sebuah pengukuran “Measurement” dan penilaian atau  “evaluasi”  

Antara pengukuran “Measurement” dan penilaian atau  “evaluasi” sangat  erat hubungannya, Wand and Brown dalam kutipan Wayan Nurkancana dan PPN,  Sumartana mengemukakan : “ Pengukuran adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan luas atau kuantitas dari sesuatu, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses antuk menentukan nilai dari pada sesuatu ”.
Perbedaan antara pengukuran dan penilaian terletak pada sifatnya kuantitatif, sedangkan hasil penilaian sifatnya kualitatif. Evaluasi dalam dunia  pendidikan meliputi evaluasi terhadap hasil belajar, proses belajar mengajar dan evaluasi terhadap kurikulum.
Evaluasi (pengukuran) yang sifatnya kuantitatif pada hakekatnya simbol dari sebagian perilaku yang diharapkan dan dapat mewakili keseluruhan perubahan (population of  behavioral change) dari peserta didik itu sendiri. Perubahan perilaku peserta didik secara keseluruhan sangat sukar untuk diungkapkan, karena perubahan perilaku peserta didik itu ada yang dapat diamati (tangiable) dan ada yang tidak dapat diamati (untangiable


Definisi Prestasi Belajar menurut Ahli
a.    W.S. Winkel prestasi belajar adalah keberhasilan usaha yang dicapai seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari sesuatu
b.    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru
c.    Menurut Djalal (1986: 4)  “prestasi belajar siswa adalah gambaran  kemampuan siswa yang diperoleh dari hasil penilaian proses belajar siswa dalam mencapai tujuan pengajaran”
d.    Hamalik (1994: 45) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah perubahan sikap dan tingkah laku setelah menerima pelajaran atau setelah mempelajari sesuatu.
e.    Benyamin S. Bloom (dalam Nurman, 2006 : 36), prestasi belajar merupakan hasil perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah kognitif terdiri atas : pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. 
f.     Saifudin Azwar (1996 :44) prestasi belajar merupakan dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai raport, indeks prestasi studi, angka kelulusan dan predikat keberhasilan.  
Dengan sering berlatih dan mencoba maka intelegensi dan kemampuan pada seseorang atau individu maka secara tidak langsung daya prestasi siswa. Sedangkan menurut KBBI adalah mencoba atau berlatih sesuatu yang belum kita bias adalah pengertian atau penguasaan siswa atau pelajar terhadap materi yang sudah dipelajari.

2.4.  Pengaruh Tayangan Televisi Terhadap anak
Manusia memanfaatkan televisi sebagai alat bantu yang paling efisien dan efektif. Dimana kesemuanya ini dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan material. Kebanyakan kegiatan menonton televisi cenderung terencana dan bersifat tak sadar, tiap kali banyak orang mempunyai waktu luang, mereka tiba-tiba saja duduk dihadapan televisinya tanpa diundang banyak niat dan rencana yang tiba-tiba saja dibatalkan, lantaran tergoda untuk menikmati acara tertentu yang disiarkan oleh Televisi. Televisi dengan mudah bias melahap sebagian besar waktu anak yang dilewatkan didepan layar televisi berarti waktu yang tidak dimanfaatkan oleh anak untuk belajar menbaca dan lain-lain. Apabila tayangan televisi menyajikan acara hiburan atau acara bernuansa kekerasan maka anak-anak akan cenderung menyukai dan menggemari tayangan tersebut karena apa yang dilihat, ditonton ditayangkan televisi biasanya anak-anak akan cenderung menirunya tanpa disaring, sehingga takut akan merusak akhlak anak terhadap pengaruh yang ditayangkan oleh televisi oleh karena itu peran pendamping dan bimbingan oleh orang tua kepada anaknya yang sedang menonton.



BAB III
Metode Penelitian


3.1 jenis Penelitian
penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan deskriptif Metode deskriptif kuatitatif. Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengindetifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi dan menetukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.Dengan demikian metode penelitian deskriptif ini digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu, dalam hal ini bidang secara aktual dan cermat. Metode deskriptif bukan saja menjabarkan (analitis), akan tetapi juga memadukan.

3.2  Data Penelitian
Data yang dikumpulakan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika. Data kuantitatif berfungsi untuk mengetahui jumlah atau besaran dari sebuah objek yang akan diteliti.
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari, yang pada penelitian ini akan diambil peneliti melalui metode qusioner dan wawancara.
Data Sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Yang pada penelitian ini akan didapat penulis melalui artikel internet.

3.2  Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan permasalahan yang diteliti. Definisi kongkret objek penelitian  adalah suatu sasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk mendapatkan data tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran.
Objek dari penelitian ini adalah pengaruh tayangan sinetron putih abu-abu terhadap prestasi belajar siswa kelas XII IPS 3 di SMA NEGERI 1 Belitang III.
3.3  Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 03 Oktober- 16 Oktober 2015. Dan bertempat di SMA NEGERI 1 Belitang III kelas XII IPS 3 Kecamatan Belitang III OKU Timur
3.4 Prosedur penelitian
Untuk mempermudah proses penelitian maka perlu dibuat sebuah prosedur kerja. Berikut ini adalah prosedur kerja dalam penelitian yang akan dilaksanakan:
1.    Persiapan alat dan bahan
2.    Penentuan responden
3.    Penyebaran angket
4.    Analisis jawaban responden
5.    Penyusunan laporan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian
Setelah menjalankan prosedur penelitian dan menganalisa jawaban dari responden, mengenai pengaruh tayangan sinetron putih abu-abu terhadap prestasi belajar siswa kelas XII IPS 3 SMA Negeri 1 Belitang III, maka maka didapat hasil yang tersaji dalam tabel berikut ini:
Tabel hasil Penelitian
No
Pertanyaan
Jawaban
Jumlah Jawaban
Total
Jum
%
1
Apa anda suka menonton sinetron putih abu-abu?
Tidak
11
34%
100%
Ya
19
73%
2
Apa anda mengikuti setiap episode sinetron putih abu-abu?
Tidak
5
12%
100%
Ya
25
88%
3
Apa yang anda suka dari sinetron putih abu-abu?
Pemainnya rupawan
17
53%
100%
Ide ceritanya
4
15%
Dapat memotivasi saya
9
32%
4
Apakah anda selalu mengikuti sinetron putih abu-abu hingga jam tanyangan selesai?
Ya
5
8%
100%
Tidak
Ya
25
92%
82%
5
Apakah anda mengidolakan satu karakter pada sinetron putih abu-abu?
Tidak
3
10%
100%
Ya
27
90%
6
Apa anda pernah mencoba menjadi seperti karakter idola anda?
Tidak
24
80%
100%
Ya
6
20%

No
Pertanyaan
Jawaban
Jumlah Jawaban
Total
Jum
%
7
Apa apakah menonton sinetron mengganggu  waktu belajar anda?
Tidak
11
34%
100%
Ya
19
73%
8
Bagai mana tren hasil belajar anda,3 kali berturut-turut dalam laporan hasil belajar?
Terus meningkat
7
24%
100%
Naik turun
14
48%
Selalu menurun
9
27%
9
Apa sinetron putih abu-abu membawa dampak positif pada kehidupan anda?
Tidak
18
53%
100%
Ya
12
32%


4.2  Pembahasan
Putih Abu-Abu adalah sinetron  yang diproduksi Screenplay Productions. Sinetron ini mulai ditayangkan pada tanggal 3 Januari 2013, selain dibintangi oleh Eza Gionino, Ratna Kharisma Adzana, bersama Girlband BLINK, juga turut dibintangi oleh boyband LEVEL, serta beberapa boyband dan girlband Korea. Pengambilan gambar untuk beberapa episode dilakukan di Korea, dan juga di Bali, sesuai judulnya sinetron ini adalah serial drama remaja sekolah menengah atah dan yang menjadi latar utama  dalam film ini adalah situasi sekolah.
Dengan ide cerita yang mengangkat tentang Girls band dan dibintangi arti muda yang sedang di puncak karir, serta menunjukan latar belakang anak sekolah, mudah saja sinetron ini menarik para pelajar SMA untuk mengikuti setiap episodenya. Setidaknya 19 dari 30 siswa kelas XII IPS 3 setuju untuk suka pada sinetron ini. Ini menjadi sebuah indikasi bahwa fil ini berhasil menarik perhatian pelajar SMA.
Ditambah 85% responden mengikuti hapir disetiap episode sinetron ini. 53% responden mengaku tertarik karena para pemeran pada sinetron ini berwajah rupawan, 15 % respoden suka karena ide cerita yang menarik. Dan 27 % responden mengaku mendapat motivasi pada episode yang di ikuti. Seperti dikemukankan didepan pemeran pada sinetron ini penuh dengan wajah rupawan, dan dengan genre sinertron berlatar belakang music tentu mudah untuk menarik remaja. Film ini juga menyisipkan motifasi secara terinplisit pada setipa episode seperti, sabar, gigih, persahabatan dan pesan positif lain. Meski dalam adegan kadang ada kata-kata yang tak patut terucap tetapi secara kesluruhan ingin memberikan pesan maral positif.
Dengan mudah pemeran dalam sinetron putih abu-abu menjadi idola bagi remaja khuhusnya pelajar SMA, terbukti dari 30 responden 27 orang atau 90% responden mengidolakan salah satu perman dalam sinetron putih abu-abu. Sementara sisanya mengaku tidak mengidolakan mereka. Tetapi ini angka yang fantastis ketika 90% remaja mengidolakan maka rating dan nilai jual sinetron ini akan naik dan hal yang sangat wajar jika film ini terus menelurkan episode-episode yang panjang. Bahkan sebagian dari mereka (26 % respoden) mengaku ingin menjadi seperti idolanya. Sementara yang lain hanya sekedar mengidolakanya saja.
Ketika diaja berbicara apakah menonton sinetron abu-abu yang tayang pada jam belajar mereka 60 % responden mengaku bahwa sebenarnya hal ini mengganggu waktu belajar efektif mereka karena digunakan untuk menonton sinetron putih abu-abu. Namun 40% mengaku tidak terganggu mungkin karena mimilik jam belajar yang berbeda seperti di pagi hari atau waktu sore hari. Sebenarnya waktu belajar bisa saja disiasati agar acara hiburan tidak mengganggu waktu belajar, tergantung pada pribadi masing-masing individu.
Dan ketika ditanya hasil belajar mereka dalam 3 kali laporan hasil belajar secara berturut-turut maka didapai 14 siswa kelas XII IPS 3 memiliki tren tidak stabil, 9 selalu menurun setiap kali laporan hasil belajar dibagikan, dan 7 orang mengaku naik tetapi ketika diselidiki lebih lanjut 7 orang yang hasil belajarnya selalu naik kesemuannya adalah responden yang menyatakan tidak suka menonton film putih abu-abu. Hal ini semakin menarik karena 7 responden ini juga mengaku menonton sinetron tidak mengganggu proses belajar efektif mereka.
Dari pembahasan ini didapat titik terang bahwa menonton sinetron putih abu-abu ternyata menyita waktu belajar siswa. Hal ini juga diakui secara terbuka oleh siswa XII IPS 3 SMA Negeri 1 Belitang III, yang ditunjukan 18 siswa mengaku menonto sinetron ini membawa dapak yang negative bagi mereka semen tara 12 responden masih mengatakan memberi dapak positif. Hal ini mungki karena perbedaan kepribadian tetapi secara kuantitas dapat diliha bahwa dampak negative yang timbul lebih besar dari dampak positif yang didapat.


BAB V
PENUTUP


5.1  Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh tayangan sinetron putih abu-abu terhadap prestasi belajar pada siswa XII IPS 3 SMA Negeri 1 Belitang III, Dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.    Siswa yang menyukai dan berusaha mengikuti tayang sinetron putih abu-abu tidak memiliki prestasi yang stabil dan ada kecenderungan menurun.
2.    Tayang  sinetron putih abu-abu memberikan hiburan dengan pesan moran yang baik tetapi berlebihan dalam menonton jamtayang pada jam belajar tentu sangat mengganggu belajar siswa.

5.2  Saran
Berdasarkan pada kesimpulan yang telah diambil peneliti menyarankan agar:
1.    Siswa dapat mengatur waktu belajar mereka sehingga tetapdapat berprestasi dalam kegiatan belajar disekolah.
2.    Orang tua ikut berperan aktif dalam mendamping dan mengarahkan anak untuk mengatur waktu belajar dan menonton televisi.