Keperawatan
Medical Bedah
Asuhan Keperawatan Akibat peningkatan sekresi hormon
kelenjar endokrin “Hiperpituitarisme”
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN PERDHAKI
CHARITAS
PALEMBANG
2015
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kasih dan tuntunannya sehingga
penyusun makalah Asuhan
Keperawatan akibat penurunan sekresi hormon kelenjar endokrin
“Hiperpituitarisme” dapat terselesaikan dengan baik. Semua
ini semata-mata adalah kehendak Tuhan .
Tujuan
penyusunan makalah ini adalah semata-mata sebagai pemenuhan tugas yang
diberikan oleh dosen, juga untuk menambah wawasan mahasiswa keperawatan tentang
makalah “Keperawatan Medikal Bedah-Asuhan Keperawatan akibat penurunan sekresi
hormon kelenjar endokrin Hiperpituitarisme”
Kami
berharap melalui makalah ini seluruh mahasiswa khususnya mahasiswa keperawatan
dapat mengerti dan memahami tentang askep yang telah kami buat.
Kami
juga berharap apabila ada bkesalahan dalam poenyusunan makalah ini pembaca
dapat memberikan saran atau kritik demi pembangunan karakter pendidikan yang
lebih baik .
Palembang, Maret 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR......................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang............................................................................ 4
B.
Rumusan Masalah....................................................................... 5
C.
Tujuan.......................................................................................... 5
D.
Manfaat…………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
Konsep Dasar Medik
A.
Pengertian Model Medikal.......................................................... 6
B.
Anatomi Fisiologi........................................................................ 7
C.
Etiologi ...................................................................................... 8
D. Tanda dan gejala......................................................................... 9
E. Patofisiologi................................................................................
F. Pemeriksaan Penunjang...............................................................
G. Komplikasi.................................................................................
Konsep Dasar Keperawatan
1.
Pengkajian..................................................................................
2.
Pemeriksaan
Fisik.......................................................................
3.
Diagnosa
Keperawatan..............................................................
4.
Intervensi
dan Rasional..............................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 13
B. Saran............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Hipofisis merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang
polong, yang terletak di dalam struktur bertulang (sela tursika) di dasar
otak. Sela tursika melindungi hipofisa tetapi memberikan ruang yang
sangat kecil untuk mengembang.
Jika hipofisa membesar, akan cenderung mendorong ke
atas, seringkali menekan daerah otak yang membawa sinyal dari mata dan mungkin
akan menyebabkan sakit kepala atau gangguan penglihatan.Selain itu banyak
gangguan lain yang disebabkan karena kelebihan hormone yang dilepaskan
hipofisis yang bisa menghasilkan dampak yang cukup signifikan bagi pasien.
2. Rumusan masalah
a. Bagaimana konsep teori hiperpituitari?
b. Bagaimana asuhan keperawatan hiperpituitari?
3. Tujuan
1.
Tujuan Umum
Mampu menjelaskan dan membuat asuhan keperawatan pada klien dengan hiperpituitari.
2.
Tujuan Khusus
a.
Menjelaskan definisi dari hiperpituitari.
b.
Menjelaskan etiologi dari hiperpituitari.
c.
Menjelaskan manifestari klinis dari hiperpituitari.
d.
Menjelaskan patofisiologi dari hiperpitutari.
e.
Menjelaskan penatalaksanaan dari hiperpituitari.
4. Manfaat
Manfaat yang ingin
diperoleh dalam penyusunan makalah ini adalah:
1.
Mendapatkan
pengetahuan tentang hiperpitutari.
2.
Mendapatkan
pengetahuan tentang Asuhan Keperawatan pada klien dengan hiperpitutari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Dasar
Medis
A.
Pengertian
Hiperpituitary
adalah suatu kondisi patologis yang terjadi akibat tumor atau hiperplasi
hipofisisme sehingga menyebabkan peningkatkan sekresi salah satu hormone
hipofise atau lebih.
Hormon
– hormon hipofisis lainnya sering dikeluarkan dalam kadar yang lebih rendah.
(Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Kelenjar Hipofise) (Hotma Rumahardo,
2000 : 36).
Hiperpituitary
adalah suatu keadaan dimana terjadi sekresi yang berlebihan satu atau lebih
hormone- hormone yang disekresikan oleh kelenjar pituitary{ hipofise} biasanya
berupa hormone- hormone hipofise anterior
B. Anatomi
Fisiologi
C. Etiologi
Hiperpituitari dapat terjadi
akibat malfungsi kelenjar hipofisis atau hipotalamus, penyebab mencakup :
·
Adenoma primer
salah satu jenis sel penghasil hormone, biasanya sel penghasil GH, ACTH atau prolakter.
·
Tidak ada umpan
balik kelenjar sasaran, misalnya peningkatan kadar TSH terjadi apabila sekresi
HT dan kelenjar tiroid menurun atau tidak ada.
D.
Tanda dan Gejala
·
Perubahan bentuk
dan ukuran tubuh serta organ – organ dalam (seperti tangan, kaki, jari – jari
tangan, lidah, rahang, kardiomegali)
·
Impotensi
·
Visus berkurang
·
Nyeri kepala dan
somnolent
·
Perubahan siklus
menstruasi (pada klien wanita), infertilitas
·
Libido seksual
menurun
·
Kelemahan otot,
kelelahan dan letargi (Hotman Rumahardo, 2000 : 39)
·
tumor yang besar
dan mengenai hipotalamus: suhu tubuh, nafsu makan dan tidur bisa terganggu,
serta tampak keseimbangan emosi
·
gangguan
penglihatan sampai kebutaan total
E.
Patofisiologi
Hiperfungsi hipofise dapat
terjadi dalam beberapa bentuk bergantung pada sel mana dari kelima sel-sel
hipofise yang mengalami hiperfungsi.
Kelenjar biasanya mengalami
pembesaran disebut adenoma makroskopik bila diameternya lebih dari 10 mm atau
adenoma mikroskopik bila diameternya kurang dari 10 mm, yang terdiri atas 1 jenis
sel atau beberapa jenis sel. Adenoma hipofisis merupakan penyebab utama
hiperpituitarisme.penyebab adenoma hipofisis belum diketahui. Adenoma ini
hampir selalu menyekresi hormon sehingga sering disebut functioning tumor.
Kebanyakan adalah tumor yang
terdiri atas sel-sel penyekresi GH,ACTH dan prolaktin. Tumor yang terdiri atas
sel-sel pensekresi TSH-,LH- atau FSH- sangat jarang terjadi. Functioning tumor
yang sering di temukan pada hipofisis anterior adalah:
§ prolactin-secreting tumors (
tumor penyekresi prolaktin ) atau prolaktinoma.
Prolaktinoma (adenoma
laktotropin) biasanya adalah tumor kecil, jinak, yang terdiri atas sel-sel
pensekresi prolaktin. Gejala khas pada kondisi ini sangat jelas pada wanita
usia reproduktif dan dimana terjadi tidak menstruasi, yang bersifat primer dan
sekunder, galaktorea (sekresi ASI spontan yang tidak ada hubungannya
dengan kehamilan), dan infertilitas.
§ somatotroph tumors (
hipersekresi pertumbuhan )
Adenoma somatotropik terdiri
atas sel-sel yang mengsekresi hormon pertumbuhan. Gejalah klinik hipersekresi
hormon pertumbuhan bergantung pada usia klien saat terjadi kondisi ini.
Misalnya saja pada klien prepubertas,dimana lempeng
epifise tulang panjang belum menutup, mengakibatkan pertumbuhan tulang-tulang
memanjang sehingga mengakibatkan gigantisme. Pada klien postpubertas, adenoma
somatotropik mengakibatkan akromegali, yang ditandai dengan perbesaran
ektremitas ( jari, tangan, kaki ), lidah, rahang, dan hidung. Organ-organ dalam
juga turut membesar, misal: kardio megali.Kelebihan hormon pertumbuhan
menyebabkan gangguan metabolik, seperti hiperglikemia dan hiperkalsemia.
Pengangkatan tumor dengan pembedahan merupakan pengobatan pilihan. Gejala
metabolik dengan tindakan ini dapat mengalami perbaikan, namun perubahan tulang
tidak mengalami reproduksi.
§ corticotroph tumors (
menyekresi ardenokortikotrofik /ACTH )
Adenoma kortikotropik terdiri
atas sel-sel pensekresi ACTH. Kebanyakan tumor ini adalah mikroadonema dan
secara klinis dikenal dengan tanda khas penyakit Cushing’s.
ada dua perubahan fisiologis karena tumor hipofisis:
·
perubahan yang
timbul karena adanya space-occupying mass dalam kranium.
·
perubahan yang
di akibatkan oleh hipersekresi hormone dari tumornya itu sendiri.
Adenoma hipofisis adalah adenoma intraselular (tumor
didalam sella tursika ), dengan besar diameter kurang dari 1cm dengan
tanda-tanda hipersekresi hormone.
Klasifikasi hipofisis/ adenoma hipofisis.
·
encapsulated
(tidak ada metastasis dalam sella tursika )
·
invasive ( sella
tursika rusak karena metastasis )
·
mikroadenoma (
encapsulate tumor dengan diameter
kurang dari 10 mm )
·
makroadenoma (
encapsulate tumor dengan diameter lebih dari 10mm).
Perubahan
neorologis bisa terjadi akibat tekanan jaringan tumor yang semakin
membesar.tekanan ini bisa terjadi pada saraf optic, saraf karnial III (okulomotor ),
saraf karnial IV ( troklear ), dan saraf karnial V (trigeminal).tumor yang
sangat besar bisa menginfiltrasi hipotalamus.
F.
Pemeriksaan
Penunjang
1.
Pemeriksaan
Laboratorik
Pengeluaran
17 ketosteroid dan 17 hidraksi kortikosteroid dalam urin menurun, BMR menurun.
2.
Pemeriksaan
Radiologik / Rontgenologis Sella Tursika
Foto polos kepala
Poliomografi
berbagai arah (multi direksional)
Pneumoensefalografi
CT Scan
Angiografi
serebral
3.
Pemeriksaan Lapang
Pandang
·
Adanya kelainan
lapangan pandang mencurigakan
·
Adanya tumor
hipofisis yang menekan kiasma optik
4.
Pemeriksaan
Diagnostik
·
Pemeriksaan
kartisol, T3 dan T4, serta esterogen atau testosteron
·
Pemeriksaan ACTH,
TSH, dan LH
·
Tes provokasi
dengan menggunakan stimulan atau supresan hormon, dan dengan melakukan
pengukuran efeknya terhadapkadar hormon serum.
G.
Komplikasi
·
Gangguan
hipotalamus.
·
Penyakit organ
’target’ seperti gagal tiroid primer, penyakit addison atau gagal gonadal
primer.
·
Penyebab sindrom
chusing lain termasuk tumor adrenal, sindrome ACTH ektopik.
·
Diabetes
insipidus psikogenik atau nefrogenik.
·
Syndrom
parkinson
KONSEP DASAR
KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Demografi
Kaji usia dan jenis kelamin pasien
b. Riwayat kesehatan
1). Keluhan utama
·
Perubahan ukuran
dan bentuk tubuh serta organ – organ tubuh.
·
Perubahan
tingkat energi, kellelahan, letargi.
·
Nyeri pada
punggung dan perasaan tidak nyaman.
·
Dispaneuria dan
pada pria disertai dengan impotensi.
·
Nyeri kepala.
·
Gangguan
penglihatan.
·
Perubahan siklus
menstrulasi, libido menurun, impotensia.
2). Riwayat
penyakit sekarang
Tanyakan
manifestasi klinis dari peningkatan hormone hipofise mulai
Dirasakan
3). Riwayat penyakit keluarga.
Adakah
riwayat penyakit yang sama dalam keluarga
2. Pemeriksaan fisik
a. Amati bentuk wajah.
b. Kepala, tangan/lengan, dan kaki bertambah besar, dagu
menjorok ke depan.
c. Adanya kesulitan menguyah.
d. Adanya perubahan pada persendian dimana klien mengeluh
nyeri dan sulit bergerak.
e. Peningkatan respirasi kulit.
f. Suara membesar karena hipertropi laring.
g. Pada palpasi abdomen, ditemukan hepatomegali.
h. Disfagia akibat lidah membesar.
3.
Diagnosa
keperawatan
1. Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan
perubahan penampilan fisik.
2. Disfungsi seksual yang berhubungan dengan penurunan
libido ; infertilitas impotent.
3. Nyeri kepala yang berhubungan dengan penekanan
jaringan oleh tumor.
4. Perubahan sensori perseptual (penglihatan) yang
berhubungan dengan gangguan transmisi impuls akibat kompresi tumor pada nervus
optikus.
4.
Intervensi dan
Rasional
Diagnosa 1 : Perubahan citra
tubuh yang berhubungan dengan perubahan
penampilan
fisik.
Intervensi
1.
Dorong klien agar
mau mengungkapkan pikiran dan perasaannya terhadap perubahan.
Rasional : Agar perawat
dapat mengetahui apa yang dirasakan oleh
klien sehubungan perubahan tubuhnya.
2. Bantu klien mengidentifikasi kekuatannya serta segi –
segi positif yang dapat dikembangkan oleh klien.
Rasional : Agar
klien mampu mengembangkan dirinya kembali.
3. Yakinkan klien bahwa sebagioan gejala dapat berkurang
dengan pengobatan (ginekomastia, galaktorea)
Rasional : agar
klien tetap optimis dan berfikir positif selama
pengobatan.
Diagnosa 2 : Disfungsi seksual
yang berhubungan dengan penurunan libido ;
infertilitas
impotent.
Intervensi
1.
Identifikasi
masalah spesifik yang berhubungan dengan pengalaman pada klien terhadap fungsi
seksualnya.
Rasional : agar
perawat dapat mengetahui masalah seksual klien
dan lebih terbuka
kepada perawat.
2.
Dorong klien agar
mau mendiskusikan masalah tersebut dengan pasangannya.
Rasional : agar
klien mendapat hasil mufakat bersama
pasangannya.
3.
Kolaborasi
pemberian obat – obatan.
Diagnosa 3 : Nyeri kepala yang
berhubungan dengan penekanan jaringan oleh
tumor.
Intervensi
1.
Dorong klien agar
mau mengungkapkan apa yang dirasakan.
Rasional : agar perawat mengetahui apa yang dirasakan
klien.
2.
Kaji skala nyeri
Rasional : untuk mengetahui intensitas dari nyeri dan
untuk
menentukan intervensi selanjutnya.
3.
Berikan tehnik
relaksasi dan distraksi
Rasional : pengalihan perhatian dapat mengurangi rasa
nyeri.
4.
Kolaborasi
pemberian analgetik untuk mengurangi rasa nyeri.
Rasional : pemberian obat analgetik untuk mengurangi
nyeri.
Diagnosa 4 : Perubahan sensori
perseptual (penglihatan) yang berhubungan
dengan gangguan transmisi impuls
akibat kompresi tumor pada
nervus
optikus.
Intervensi
1.
Dorong klien agar
mau melakukan pemeriksaan lapang pandang.
Rasional : agar
perawat mengetahui jarak lapang klien.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Hiperpituitari adalah suatu keadaan dimana terjadi
sekresi yang berlrbihan satu atau lebih hormone- hormone yang disekresikan oleh
kelenjar pituitary{ hipofise} biasanya berupa hormone- hormone hipofise
anterior.`` Penyebab tersering hiperpituitari adalah adenoma hifofise.Adenoma
hipofpise merupakan 5-10% dari semua kejadian tumor intracranial, dan sering
kali tinbul di lobus anterior hipofise.
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Tucker, Susan Martin,
dkk.(2000). Perawatan Pasien, Proses Keperawatan, Diagnosis,
dan Evaluasi. Edisi5. Jakarta: EGC
Corwin, E. (2009). Buku
Saku Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Herlambang. (2010). Sistem
Endokrin. Diakses 28 Maret 2011, dari web site:
Setyawan. (2011). Hipopituitari:
Makalah Sistem endokrin. Diakses 28 Maret 2011, dari web
Santa Teresa, K. (2010). Askep
Gangguan Kelenjar Hipofise. Diakses 04 April 2011, dari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar