1. Pantun
adalah
puisi lama yang terdiri dari empat larik bersajak a-b-a-b, a-b-b-a,
a-a-b-b. Dua baris pertama merupakan sampiran, yang umumnya tentang alam
(flora dan fauna); dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari
pantun tersebut. 1 baris terdiri dari 4-5 kata, 8-12 suku kata.
Ciri-ciri pantun:
1. Setiap bait terdiri 4 baris
2. Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
3. Baris 3 dan 4 merupakan isi
4. Bersajak a – b – a – b
5. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
6. Berasal dari Melayu (Indonesia)
Contoh Pantun:
Tumbuh merata pohon tebu
Pergi ke pasar membeli daging
Banyak harta miski ilmu
Bagai rumah tak berdinding
Anak ayam turun sembilan
Mati satu tinggal delapan
Ilmu boleh sedikit ketinggalan
Tapi jangan sampai putus harapan
Jika ingin mendulang cadas
Jangan lupa pula baja
Jika murid tambah cerdas
Gurupun ikut bahagia
2. Karmina
adalah puisi lama yang terdiri atas dua larik. Karmina juga disebut pantun kilat. Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua adalah isi. Memiliki pola sajak lurus (a-a). Biasanya digunakan untuk menyampaikan sindiran ataupun ungkapan secara langsung.
Contoh karmina:
Sudah gaharu cendana pula
Sudah tahu masih bertanya pula
Gendang gendut tali kecapi
Kenyang perut senanglah hati
Lain dulang lain kakinya
Lain orang lain hatinya
3. Pantun Berkilat
adalah pantun yang selalu berkait dari baik yang satu ke bait yang lain.
Contoh pantun berkait:
Terus tersenyum bunga tiada malu
Karna memang di dunia itu tugasnya
Kotor hati jadi langsung mengguru
Beta jadi bingung mau jalan kemana
Harumnya bikin elus beta punya hati
Seakan takkan pernah tutup matanya
Cinta tak kunjunglah jua beta rasai
Hancur batin ditumbuk nestapa
Siap kalau ada rasa orang mau berbagi
Bunga memang dikau itu pelipur lara
Mampus beta punya hati dikoyak sepi
Teguk sempitnya hari beta kawan derita
Karna memang di dunia itu tugasnya
Siap kalau ada rasa orang mau berbagi
Beta jadi bingung mau jalan kemana
Mampus beta punya hati dikoyak sepi
Kalau tuan pergi ke Tanjung
Belikan saya pisau lipat
Kalau tuan menjadi burung
Saya menjadi benang pengikat
Kalau tuan pergi ke Kelang
Saya hantar sampai ke Linggi
Kalau tuan menjadi helang
Saya menjadi kayu tinggi
Jikalau tuan mencari buah
Saya pun mencari pandan
Jikalau tuan menjadi nyawa
Saya pun menjadi badan
4. Talibun
adalah puisi lama yang terdiri atas empat larik atau lebih asalkan genap. Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dstnya.
Ciri-ciri Talibun adalah seperti berikut:
Ciri-ciri pantun:
1. Setiap bait terdiri 4 baris
2. Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
3. Baris 3 dan 4 merupakan isi
4. Bersajak a – b – a – b
5. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
6. Berasal dari Melayu (Indonesia)
Contoh Pantun:
Tumbuh merata pohon tebu
Pergi ke pasar membeli daging
Banyak harta miski ilmu
Bagai rumah tak berdinding
Anak ayam turun sembilan
Mati satu tinggal delapan
Ilmu boleh sedikit ketinggalan
Tapi jangan sampai putus harapan
Jika ingin mendulang cadas
Jangan lupa pula baja
Jika murid tambah cerdas
Gurupun ikut bahagia
2. Karmina
adalah puisi lama yang terdiri atas dua larik. Karmina juga disebut pantun kilat. Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua adalah isi. Memiliki pola sajak lurus (a-a). Biasanya digunakan untuk menyampaikan sindiran ataupun ungkapan secara langsung.
Contoh karmina:
Sudah gaharu cendana pula
Sudah tahu masih bertanya pula
Gendang gendut tali kecapi
Kenyang perut senanglah hati
Lain dulang lain kakinya
Lain orang lain hatinya
3. Pantun Berkilat
adalah pantun yang selalu berkait dari baik yang satu ke bait yang lain.
Contoh pantun berkait:
Terus tersenyum bunga tiada malu
Karna memang di dunia itu tugasnya
Kotor hati jadi langsung mengguru
Beta jadi bingung mau jalan kemana
Harumnya bikin elus beta punya hati
Seakan takkan pernah tutup matanya
Cinta tak kunjunglah jua beta rasai
Hancur batin ditumbuk nestapa
Siap kalau ada rasa orang mau berbagi
Bunga memang dikau itu pelipur lara
Mampus beta punya hati dikoyak sepi
Teguk sempitnya hari beta kawan derita
Karna memang di dunia itu tugasnya
Siap kalau ada rasa orang mau berbagi
Beta jadi bingung mau jalan kemana
Mampus beta punya hati dikoyak sepi
Kalau tuan pergi ke Tanjung
Belikan saya pisau lipat
Kalau tuan menjadi burung
Saya menjadi benang pengikat
Kalau tuan pergi ke Kelang
Saya hantar sampai ke Linggi
Kalau tuan menjadi helang
Saya menjadi kayu tinggi
Jikalau tuan mencari buah
Saya pun mencari pandan
Jikalau tuan menjadi nyawa
Saya pun menjadi badan
4. Talibun
adalah puisi lama yang terdiri atas empat larik atau lebih asalkan genap. Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dstnya.
Ciri-ciri Talibun adalah seperti berikut:
- Ia merupakan sejenis puisi bebas
- Terdapat beberapa baris dalam rangkap untuk menjelaskan pemerian
- Isinya berdasarkan sesuatu perkara diceritakan secara terperinci
- Tiada pembayang. Setiap rangkap dapat menjelaskan satu keseluruhan cerita
- Menggunakan puisi lain (pantun/syair) dalam pembentukannya
- Gaya bahasa yang luas dan lumrah (memberi penekanan kepada bahasa yang berirama seperti pengulangan dll)
- Berfungsi untuk menjelaskan sesuatu perkara
- Merupakan bahan penting dalam pengkaryaan cerita penglipur lara
Tengah malam sudah terlampau
Dini hari belum lagi nampak
Budak-budak dua kali jaga
Orang muda pulang bertandang
Orang tua berkalih tidur
Embun jantan rintik-rintik
Berbunyi kuang jauh ke tengah
Sering lanting riang di rimba
Melenguh lembu di padang
Sambut menguak kerbau di kandang
Berkokok mendung, Merak mengigal
Fajar sidik menyinsing naik
Kicak-kicau bunyi Murai
Taktibau melambung tinggi
Berkuku balam dihujung bendul
Terdengar puyuh panjang bunyi
Puntung sejengkal tinggal sejari
Itulah alamat hari nak siang
(Hikayat Malim Deman)
5. Seloka
merupakan puisi lama yang berasal dari India. Seloka mi rip dengan pantun karena terdapat sampiran dan isi. Biasanya ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair, terkadang dapat juga ditemui seloka yang ditulis lebih dari empat baris.
Ciri-ciri seloka:
a. Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait kedua.
b. Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait ketiga
c. Dan seterusnya
a. Contoh seloka 4 baris:
anak pak dolah makan lepat,
makan lepat sambil melompat,
nak hantar kad raya dah tak sempat,
pakai sms pun ok wat ?
b. Contoh seloka lebih dari 4 baris:
Baik budi emak si Randang
Dagang lalu ditanakkan
Tiada berkayu rumah diruntuhkan
Anak pulang kelaparan
Anak dipangku diletakkan
Kera dihutan disusui
6. Gurindam
adalah puisi lama yang terdiri atas dua larik dan bersajak a-a. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi. Ciri-ciri gurindam:
a. Sajak akhir berirama a – a ; b – b; c – c dst.
b. Berasal dari Tamil (India)
c. Isinya merupakan nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatui sebab akibat.
Contoh Gurindam :
Pabila banyak mencela orang
Itulah tanda dirinya kurang
Dengan ibu hendaknya hormat
Supaya badan dapat selamat
7. Syair
adalah puisi lama yang terdiri atas empatbbaris yang berupa isi, berirama aaaa, keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair (pada pantun, 2 baris terakhir yang mengandung maksud). Syair berasal dari Arab. Ciri-ciri syair:
a. Setiap bait terdiri dari 4 baris
b. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
c. Bersajak a – a – a – a
d. Isi semua tidak ada sampiran
e. Berasal dari Arab
Contoh syair:
Syair Abdul Muluk
-Berhentilah kisah raja Hindustan Tersebutlah pula suatu perkataan
Abdul Hamid Syah Paduka Sultan
Duduklah Baginda bersuka-sukaan
Abdul Muluk putera Baginda
Besarlah sudah bangsa muda
Cantik menjelis usulnya syahda
Tiga belas tahun umurnya ada
Parasnya elok amat sempurna
Petak majelis bijak laksana
Memberi hati bimbang gulana
Kasih kepadanya mulia dan hina
-Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
Negeri bernama Pasir Luhur (a)
Tanahnya luas lagi subur (a)
Rakyat teratur hidupnya makmur (a)
Rukun raharja tiada terukur (a)
Raja bernama Darmalaksana (a)
Tampan rupawan elok parasnya (a)
Adil dan jujur penuh wibawa (a)
Gagah perkasa tiada tandingnya (a)
8. Mantra
adalah puisi lama yang diucapkan orang untuk memohon sesuatu.
Contoh mantra:
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
9. Bidal
adalah puisi lama berupa kalimat singkat yang mengandung pengertian dalam bentuk kiasan. Bidal termasuk puisi sebab memunyai gerak lagu ,lagu atau irama.Ada beberapa jenis Bidal,tergantung dari segi tinjauannya.
1.Berdasarkan Asal Kejadiannya
a. Bidal dari lingkungan petani
contoh : Pagar makan tanaman (Orang yang dipercaya menjaga sesuatu justeru merusak yang dijaganya.
b.Bidal dari lingkungan Rumah Tangga
contoh: Besar pasak daripada tiang ,(besar pengeluaran daripada penghasilan)
c.Bidal dari lingkungan nelayan
contoh : Ombak yang kecil jangan diabaikan (Hal-hal yang kecil jangan disepelekan)
d. Bidal di lingkungan guru dan Ulama
contoh: Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi.(kalau kita hanya setengah-setengah dalam melakukan pekerjaan,tentu tidak akan dapat mencapai hasil yang memuaskan.
e. Bidal dari lingkangan saudagar atau pedagang.
Contoh:murah dimulut mahal di timbangan (mudah berjanji tapi tidak mau menepati janjinya.
2.Berdasarkan Jenisnya
a.Ungkapan
Ungkapan adalah kiasan pendek yang terdiri atas dua patah kata.
contoh: Panjang tangan : suka mengambil barang orang lain
b. Pepatah
Pepatah adalah kiasan yang tepat dan langsung untuk mematahkan cakap orang sehingga lawan berbicara tidak dapat berkilah lagi.
contoh: Besar pasak daripada tiang (besar pengeluaran daripada penghasilan)
c.Peribahasa
Peribahasa adalah segala bentuk atau cara berbahasa tidak dalam arti sebenarnya.
contoh : masuk tak genap keluar tak ganjil (orang yang tidak dihargai dalam masyarakat).
d.Perumpamaan
Perumpamaan adalah kalimat yang membandingkan keadaan yang sebenarnya dengan keadaan lain yang ada di alam.Biasanya dimulai dengan kata; seperti,umpama,laksana,bagai, sepantun atau bak.
contoh : bagai air di daun talas ( orang yang tidak tetap pendiriannya)
e. Ibarat
Ibarat adalah perumpamaan yang lebih tegas daripada perumpamaan biasa karena diberi penjelasan lebih lanjut.
contoh :Bagai kerakap tumbuh di batu,hidup segan mati tak mau (orang yang hidupnya sangat merana.
f.Tamsil
Tamsil adalah kiasan yang bersajak dan berirama.
contoh : Tua –tua keladi makin tua makin jadi (orang yang makin tua usianya,makin berbuat seperti anak muda.
g.Kata-kata arif
Kata-kata arif adalah ucapan yang berupa kiasan yang mengandung kebijaksanaan.
contoh :sedia payung sebelum hujan (berjaga-jaga dahulu sebelum terjadi sesuatu yang kurang baik).
h.Pemeo
Pemeo adalah kalimat pendek yang pada mulanya hanya diucapkan oleh seseorang saja.Tapi pada suatu waktu ditiru oleh orang banyak.
contoh : maju terus pantang mundur
sekali merdeka tetap merdeka
9. Masnawi
Ciri-ciri masnawi, adalah:
ikatan yang terdiri atas sepuluh baris,
baris suku karangan dua-dua, dan bersuku kata 10, 12, sampai 14,dan
berisi puji-pujian untuk orang besar atau tentang perbuatan yang penting-penting.
Contoh:
Umar
Umar yang adil dengan perinya
Nyatalah pun adil sama sendirinya
Dengan adil itu anaknya dibunuh
Inilah adalat yang benar dan sungguh
Dengan beda antara isi alam
Ialah yang besar pada siang malam
Lagipun yang menjauhkan segala syar
Imamu ‘ihak ke dalam padang mahsyar
Barang yang Hak ta’ala katakan itu
Maka katanya sebenarnya begitu.
10. Ruba’i
Ciri-ciri ruba’i, adalah:
ikatan yang tiap bait terdiri atas empat baris,
setiap baris bersuku kata 11 sampai 15,
pada umumnya bersajak patah, tetapi ada juga yang bersajak sama, dan
bersisi uraian, nasihat, puji-pujian, dan bersifat mistik.
Contoh:
Manusia
Subhanahu’Allah apa hal segala manusia
Yang tubuhnya dalam tanah jadi duli yang sia
Tanah itu kujadikan tubuhnya kemudian
Yang ada dahulu padanya terlalu mulia
11.Kith’ah
Ciri-ciri kith’ah, adalah:
suatu ikatan yang terdiri atas lima baris,
pada umumnya bersajak apatah, dan
berisi mengenai ajaran hidup.
Contoh:
Jikalau kulihat dalam tanah ikhwal sekalian insan
Tiadalah kudapat bedakan antara rakyat dan sutan
Fana juga sekalian yang ada, dengarkan yang Allah beriman
Kullaman’alaihi fa’nin, yaitu
Barang siapa yang di atas di atas bumi itu lenyap.
12. Nazam
Ciri-ciri nazam, adalah:
ikatan yang terdiri atas 12 baris,
bersajak dua-dua atau empat-empat, dan
berisi perihal hamba sahaya yang setia.
Contoh:
Bahwa bagi raja sekalipun
Hendak ada menteri demikian
Yang pada sesuatu pekerjaan
Sempurnakan segala kerajaan
Menteri inilah maka telan raja
Dan peti segenap rahasianya sahaja
Karena kata raja itu katanya
Esa artinya dan dua adanya
Maka menteri yang dsemikian perinya
Ada keadaan raja dirinya
Jika raja dapat adanya itu
Dapat peti rahasianya itu.
13. Gazal
Ciri-ciri gazal, adalah:
ikatan yang terdiri atas 8 baris,
setiap baris berakhir dengan kata yang sama, dan
berisi mengenai asmara.
Contoh:
Kekasihku seperti nyawa pun adalah terkasih dan mulia juga
Dan nyawa ku pun, mana dari pada nyawa itu jauh ia juga
Jika seribu tahun lamanya pun hidup ada sia-sia juga
Hanya jika pada nyawa itu hampir dengan sedia suka juga
Nyawa itu yang menghidupkan senantiasa nyawa manusia juga
Dan menghilangkan cintanya pun itu kekasihku yang setia juga
Kekasihku itu yang mengenak hatiku dengan rahasia juga
Buchari yang ada serta nyawa itu ialah berbahagia juga.