cari

Bangkit dari Keterpurukan


Pada mulanya Dia menciptakanku sebagai pedang yang baik, Dia menempakan segala yang baik kepadaku, membentukku dengan karya terbaik mengajarkanku segala pengetahuan bertumbuh menjadi yang terbaik dan bertambah pengetahuanku akan segala yang baik dan yang jahat, dunia mempengaruhiku dan akupun membusuk dan berkarat seperti sampah dunia, tebuang dan menghilang dari Pandangan-Nya. berada di sekumpulan sampah aku tak tahan aku berteriak...! Tapi dia seolah tak mendengar, lalu datanglah sekawanan pemulung kecil, memungutku dari antara sampah, melemparkan ku pada tengkulak aku mulai ditata da dijepit terasa lebih baik menjadi sampah ditumpukan diluarsana bercampur lalat dan larva, dari pada disini terhimpit dan terjepit, kemudian kuli-kuli tengkulak itu melemparkanku ke atas truk dan membawaku ke suatu tempat, dan kembali melemparkanku disana, kemudian orang orang disana memandangku beberapa saat membawa dan memisahkanku dari antara kawan-kawan sampahku. mereka memandikanku dengan air yang segar aku merasa akan berguna lagi, kemudian ia menataku lagi di sebuah rel berjalan bersama orang-orang jenisku. kami hanya diam karena kami semua merasa hanya sampah, tiba rel itu mulai berjalan kami melewati terowongan gelap yang panjang, dan seketika diujung terowongan sana terlihat terang aku berharap itu adalah harapan baruku. terang itu semakin dekat tapi aku justru khawatir karena terang itu begitu menyala-nyala, ketika hampir dekat di ujung trowongan kami semua tahu kalau terang besar itu adalah cahaya dari lava panas dalam kuali besar yang siap meluluhkan kami kami berontak mencoba berlari berbalik arah tapi terlambat rel itu berjalan terlalu cepat akupun terlempar ke arah lava itu melayang diatasnya aku berkata jika ini akhir kisahku lalu sebenarnya untuk apa aku bahkan pergi berpererang aku belum pernah. lava panas itupun melelehkan tubuhku dan aku mati tak sadar didalamnya, kemudian aku tersadar aku melihat seseorang didepanku dan sepertinya aku mengenalNya, ya iya aku mengenalNya Dia adalah pandai besi penciptaku dulu, lalu dia memungutku dan membakarku dalam apinya, kemudian membentukku lagi bukan sebagai pedang lagi tapi sebagai "palu". Palu yang dipegangnya dan digunakannya untuk menempa pedang-pedang baru

Tidak ada komentar: